16. SUGESTI

43 4 0
                                    

[JANGAN LUPA VOTE]


Kaisan memarkirkan motornya di parkiran bawah tanah dari bangunan lebih dari sepuluh lantai itu. Ia segera menuju kamar Diran menggunakan kartu yang dibawanya. Selain Diran, Kaisan juga memiliki kartu akses untuk masuk ke apartemen mewah itu karena Kaisan juga sempat tinggal bersama disana.

Sampai di dalam apartemen, Kaisan langsung mengambil kursi lipat dan duduk di balkon. Ia juga begitu saja mengambil rokok dan korek milik Diran.

Diran yang sedang ada di ruang tamu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Kaisan. Sahabat Diran itu menuju ke freezer lebih dulu untuk mengambil sesuatu.

"Gak sopan. Kenapa lo?Tumben nyebat. Stress?" Tanya Diran lalu ikut mengambil kursi lipat lainnya untuk duduk di samping Kaisan.

"Stress gue."

"Kenapa?"

"Gak tahu."

"Naga?" Tebak Diran.

Keterdiaman Kaisan membuat Diran menghela nafas. Ia ikut merokok seperti yang dilakukan Kaisan. "Lo gak nekat kan Kas?Udah gue bilang jangan gegabah sama adik lo."

"Belum." Ucap Kaisan.

Diran menuangkan wine ke dalam gelas kacanya. Menunjukkan kepada Kaisan. "Minum aja kalau mau."

Kaisan menggeleng, benar-benar tak ingin meminum itu.

"Kas...gue dapat kiriman foto."

Kaisan menoleh ke Diran dengan wajah penuh tanya. "Foto apa?"

"Wait." Diran menyalakan ponselnya dan membuka aplikasi pengirim pesan, ia mencari bagian media lalu setelah menemukan foto yang dimaksud, Diran menunjukkan kepada Kaisan. "Ini."

Kaisan memperhatikan foto itu, sebuah foto yang memperlihatkan dirinya dengan Kaluna yang tengah berdansa di rumah Nyonya Kemuning. Dilihat dari posisinya, sepertinya foto itu diambil dari tempat tamu-tamu duduk.

"Siapa yang foto?"

"Semalam mungkin lo gak tahu kalau bokap gue ada disana, terus dia tiba-tiba ngirim foto ini dan bilang kalau cewek lo cakep. Beneran cewek lo?"

Kaisan tak menjawab pertanyaan Diran.

"Anjing, diam-diam lo punya cewek dan gak cerita sama gue?"

"She is not my girl Dir."

"Then, what? Kenapa lo bisa ajak orang random ke acara penting keluarga lo?Redflag Kas."

Kaisan berdecak. "Gue cuma mau nolak perjodohan dan caranya cuma itu. Lo diem. Kalau keluarga gue tahu, gue anggap itu bocor dari mulut lo."

"Konsekuensi kalau bocor?"

"Gue penggal kepala lo."

Diran hanya tertawa. "Aman gak bakal cerita, to be honest tuh cewek cantik sih. Kalau lo gak terlalu minat, biar gue aja yang deketin?"

"Gue gak rela."

"Halah, katanya bukan cewek lo tapi gak rela kalau gue deketin. Aneh." Lagi-lagi Diran tertawa.

"Gak rela kalau buat lo, lo bajingan, bangsat." Tandas Kaisan.

Kaisan kembali menghisap rokoknya, memandang gedung-gedung yang tinggi menjulang dihadapannya. Cuaca cukup cerah, bahkan ia bisa melihat bulan walau samar.

"Gue ngerasa familiar sama cewek yang gue ajak semalam, matanya ngingetin gue sama ceweknya Diran. Suaranya juga mirip. Is that possible?"

"Impossible Kas, ingat kalau kita gak tahu keadaan ceweknya Regar gimana dan kalau dia emang ceweknya Regar, bukannya dia ngeh waktu lo pakai kalung dia dan dia bakal ingat wajah lo."

KAISAN ; s e r a p h i cTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang