47. Sweet Revenge

648 63 56
                                    

●○●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●○●

«47»

"Sweet Revenge"

●○●

※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※

Kadang kala Viona merasa bahwa dia sudah sepenuhnya melupakan perasaan tak terbalasnya kepada Radhitya, namun kadang juga ia tak bisa mengendalikan perasaannya. Pada dasarnya, Viona dan Radhitya tumbuh dalam lingkungan yang sama, mereka dibesarkan bersama-sama sehingga perasaan itu mungkin berwujud hal lain.

Bagi Viona mungkin sekarang ia telah kembali pada garis dasar hubungan mereka sejak awal. Radhitya adalah sahabatnya, saudaranya dan tetangganya. Sosok yang sudah ada sejak ia baru saja mengenal dunia.

Maka afeksinya terhadap Radhi itu tetap ada dalam bentuk yang berbeda.

Tapi mungkin perubahan itu hanya disadari oleh Viona sendiri, sebagai seseorang yang merasakan. Sebab dimata Rafathan, Viona masih sama. Datang padanya hanya dikala butuh dan perhatiannya hanya tertuju pada Radhitya.

Permasalahannya mungkin karena Viona terlalu memahami Radhitya, sebab lelaki itu terbuka tentang segalanya sedangkan Rafathan berbeda dari segi itu. Dia pemendam yang baik.

Dan dia merasa lebih tolol menghadapi Rafathan yang sekarang.

Cowok itu sangat cuek. Ya dia memang biasa cuek dengan gadis lain, sebuah konsep pertahanan diri agar tidak dikejar kejar penggemar Radhitya yang memiliki niat terselubung. Tapi pengecualian besar dengan Viona tentu saja. Sebelumnya seperti itu, tapi tidak dengan sekarang.

Viona lagi lagi mendengus sebal melihat bangku belakangnya.

Tempat duduk Rafathan dan Radhitya itu kosong. Hanya ada satu tas dan itu di bangku Radhi. Jangan tanyakan kemana pemiliknya, kalau tidak berada di kelas sepuluh dan membuntuti Jeni ya sudah pasti di sanggar OSIS.

Yang masalah itu Fathan. Sejak hari itu, sore dimana Viona berakhir menangis sendirian di lapangan parkir GOR tempat pertandingan basket sekolahnya. Hari berikutnya ketika mereka bertemu pandang disekolah, Rafathan selalu menghindar.

{✔️Complete} Boy With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang