2.7

1.7K 297 40
                                    

hari besar ditambah cuti bersama adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi dira. rebahan seharian, bermalas-malasan, menonton film, makan junk food—semua itu ia lakukan meskipun paginya ia menanamkan pikiran bahwa dia harus produktif selama hari libur berlangsung.

nyatanya sekarang dira menatap layar ponselnya, memainkan game yang entah sudah mengendap berapa lama di benda pipih kesayangannya tersebut. untung saja dirinya sudah menyetor seluruh pekerjaannya dari kemarin sehingga kini ia bebas melakukan apa pun tanpa harus takut ditelpon atasannya.

"yES!" pekik dira saat timnya menang setelah sepuluh menit bermain game lima versus lima itu. keluar, ia pun mengambil minuman berisi coca cola yang ia pesan di mcd lewat jasa antar online—tak lupa juga dengan mcnugget serta ayam goreng yang dibeli tak hanya untuk sarapan, namun juga untuk makan siang dan makan malam (ditambah untuk ia cemil jika ingin).

detik kemudian, ponsel milik dira berdering. dan saat melihat siapa yang menelpon, wanita itu terdiam sebentar sebelum akhirnya menerima panggilan tersebut.

"halo dejun?"

"hai, dir." sapa dejun balik, "lo—lo lagi ngapain?"

dira memainkan sedotan di hadapannya, "gue gak ngapa-ngapain, sih. kenapa emang?"

"gue..." suara dejun terdengar ragu di seberang sana, "gue boleh ngobrol bentar gak? tentu aja kalo lo gak sibuk!"

"engga kok gue gak sibuk, mau ngomong apa?"

"cowok kemarin, dia pacar lo?"

dira memejamkan matanya, kenapa lagi pikirnya.

"gue lagi deket sama dia,"

dejun terdengar menghembuskan napasnya, gumaman 'udah gue duga' juga bisa dira dengar.

"lo sama dia keliatan saling suka," dejun berucap, "lo...suka sama dia? kalo iya, sejak kapan?"

ada jeda disana. dira mengambil napas sebanyak-banyaknya, lalu segera menjawab;

"iya, udah dari sma."

lalu hening. dira hanya bisa mendengar hembusan napas dejun yang tampak berat. tetapi ia tak memiliki pilihan lain selain memberitahu pria itu sebelum semuanya terlambat—

"gue suka sama lo,"

dira tersedak ludahnya sendiri. kaget, sekaligus tak menyangka dengan pengakuan secara tiba-tiba dari dejun barusan.

"hah—"

"jangan salah paham dulu!" potong dejun, panik. "g—gue cuma mau ngungkapin biar lega! gua juga gak mau ngerebut lo dari dia karena nyatanya gue udah kalah dari awal."

"o—okay..."

"jadi gue mau tanya lagi–dia bikin lo seneng dan bahagia, kan?"

dira tanpa sadar tersenyum, "iya,"

"seratus persen?"

dira berpikir sejenak, "gak seratus persen juga. kalau lo kenal dia, lo pasti bakal setuju sama apa yang gue bilang barusan–tapi yahhh dia bikin gue bahagia, kok."

dejun terkekeh, "gue seneng kalau lo bahagia, dir. dan gue harap dia bakal ngebahagiain lo selalu karena lo juga salah satu sumber kebahagiaan gue."

"makasih, dejun." ucap dira lirih, lumayan terharu dengan ucapan rekan kerjanya yang beberapa detik yang lalu mengungkapkan perasaannya tersebut. "gue yakin suatu saat ada cewek yang bakal nerima lo–i mean, lo dejun gitu, loh!"

love again // jeno nct [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang