Prologue

126 13 13
                                    

HAI! WELCOME TO ANOTHER STORY!

Ini Namjoon ya!

Jangan lupa vote, komen, dan share!

Enjoy

.

.

Langkah kaki bergema di selosor koridor. Angin dengan cukup kuat berhembus dari arah berlawanan—menghadang namun tak cukup kuat untuk membuat Eun Trisha memilih berbalik arah. Rambut hitam kelam sebatas bahu itu tampak berkibar menantang, menarik atensi dari beberapa siswa yang berselisih arah dengannya. Sepasang mata bulat dengan lengkung tajam itu meniti lurus ke depan. Tegas dan jumawa—sesuai dengan apa yang selalu orang-orang katakan jika ada bertanya soalnya.

Berbelok pada ujung koridor, langkahnya tetap meniti tegas tanpa sungkan. Berjalan tepat di tengah hingga memaksa yang berselisih untuk sedikit bergeser memberi ruang. Rok coklat khas Senior High School Universe tak segan berkibar saat kaki terangkat melangkah berikut dengan almameter hitam yang memeluk tubuh. Pas pada tubuh, melekuk mengikuti bentuk tubuh yang sempurna. Kaus kaki putih bersih menutupi sebatas betis jenjang dengan sepatu putih yang menjadi sentuhan terakhir.

Pukul tiga sore. Cahaya matahari dari sela-sela jendela tiap kelas menyorot bergantian. Membuat pesona yang selalu dikagumi seantero sekolah semakin terpancar sombong. Birai sempurna dengan bentukan tipis pada bagian atas dan berisi pada bagian bawah, merah muda berselimut lipgloss mengkilat, terkesan seksi dan cantik. Mata melekuk tajam bersamaan dengan sorotnya, sedikit belo dihiasi oleh bulu mata yang melentik cantik. Hidung terpahat sempurna, tidak kecil namun juga tidak mancung. Mungkin Tuhan sedang bersenang hati saat menciptakan Eun Trisha. Begitu sempurna, begitu cantik, begitu seksi, dan patut untuk kagumi dengan banyak pujian.

Netra hitamnya melirik pada pintu ungu yang berada sepuluh langkah dari posisinya. Langkah kaki dipercepat saat netra tidak sengaja melirik jam yang tergantung pada dinding salah satu kelas yang ia lalui. Tepat di depan pintu yang ia tuju, tangan terangkat bermaksud membuka pintu sebelum pintu tersebut sudah ditarik terlebih dahulu oleh seseorang dari dalam.

"Oh?"

Jakung. Almameter hitam tersampir pada bahu. Dahi sempitnya terlipat empat sebab kedua alis terangkat naik. Ia menunduk, memeta wajah gadis yang kini berdiri tenang di depannya yang mendongak ikut memeta. Tangannya terlepas dari pegangan pintu lantas dimasukkan ke dalam saku celana. Sedikit membungkukkan tubuh ke arah Trisha yang hanya memiliki tinggi sebatas bahunya. Hingga nyaris kedua puncak hidung mereka bersentuhan, ia mengulas senyum miring sebelum kembali menarik tubuhnya menjauh.

"Dunia sedang baik-baik saja hari ini." Ia tersenyum manis hingga menciptakan dua lubang kecil pada sepasang pipinya. "Ratu kita terlihat dalam keadaan cukup baik. Kali ini berperang dengan siapa? Matematika atau barangkali TOEFL?"

Berdecak. Trisha bersedekap dengan kepala sedikit dimiringkan. "Minggir."

Yang dititah stagnan sejenak sebelum berkedik remeh. "Arogan seperti biasa," akunya.

"Minggir, Im Juna." Trisha masih bertitah dengan tenang. 

Terbahak singkat, Im Juna mengangguk kecil sebelum mundur dan menggeser tubuhnya. Satu tangannya terbuka mempersilahkan Trisha masuk bak menyambut ratu kerajaan. Ia berbalik badan setelah Trisha masuk dan bersedekap menatap kemana gadis itu melangkah. Sesuai tebakannya, Trisha duduk dengan tenang pada bangkunya. Mulai mengeluarkan buku tebal berisi soal-soal dari dalam laci dan mulai dikerjakan dengan tenang. Menghiraukan kehadiran Juna yang masih setia meneliti dari pintu masuk.

Mendengus sinis, Juna mengulas seringaian tipis sebelum berbalik keluar ruangan.

"Dasar robot."

--

Ihi mas namjoon!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ihi mas namjoon!

Oiya, buat kalian yang udah baca prologue sebelumnya, berarti sudah paham ya gimana karakter Trisha dan beberapa keping dari kehidupannya.

Bagi yang belum baca, tenang saja. Akan dikulik di bab-bab berikutnya!

Jangan lupa singgah di instagram @silxcx ya
.

.

Jangan lupa vote sebagai apresiasi^^

DAMIANOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang