CHAPTER 21

516 57 11
                                    

01 September, 2015
Seoul, Korea Selatan.

"Tanggal 1 september di tahun yang berbeda. Anniversary kepergianmu ke Amerika. Selamat!"

Dingggg....

"Bukan perayaan hari jadi 'kita'?"

"Kapan kau bilang 'kita' berpacaran?"

Jessica terkekeh, membaca ulang pesannya sendiri. Ia menekan tombol kirim tanpa ragu dan menunggu bersamaan perasaan antusias balasan dari pria yang jauh berada di seberang sana, Negara yang berbeda dengannya.

Untuk pertama kalinya ia menikmati suasana menyebalkan tatkala terbangun dengan mata sepat. Bangun saat matahari belum menampakan diri dan membalas pesan Yoong di jam 6 pagi.

Dadanya bergemuruh, hati Jessica bersorak dan perutnya seolah di kerumuni ribuan kupu-kupu yang menggelitik. Alasannya tak lain adalah pesan-pesan singkat yang Yoong kirimkan.

Dingggg....

"Ku fikir saat kau bersedia memakai cincinnya, 'kita' sudah mulai terikat hubungan."

"Jika kau menginginkan hubungan itu, kau harus mengatakannya."

Dingggg....

"Aku fikir itu sudah ketinggalan jaman. Tapi, baiklah. Saat kembali nanti, aku akan mengatakannya langsung."

"Ya, ya. Masih menunggu seseorang menepati janjinya di sini."

Jessica mengerucutkan bibirnya seraya bangkit dari kasur untuk melihat apa yang sedang di lakukan oleh Seohyun.

Ia ingat biasanya, saat hari libur gadis itu akan memasak menu baru yang dia pelajari di internet. Hasilnya? Selalu berhasil.

Mungkin karena Seohyun memang sudah memiliki bakat memasak sebelumnya.

Semerbak harum tercium di hidung Jessica setelah ia menuruni anak tangga satu persatu. Matanya sudah dapat menangkap keberadaan Seohyun, berkutat di dapur menggunakan satu tangan mengaduk wajan dan satunya lagi memegang ponsel.

"Jangan melakukannya seperti itu, huh. Berbahaya untukmu." Jessica meraih ponsel Seohyun lalu mengarahkan layarnya ke atas agar gadis itu bisa melihat.

Seohyun sontak tersenyum kecut. Tinggal sedikit lagi, ia hanya perlu menambahkan bumbu perasa di pastanya lalu memarut sedikit keju.

"Aku harap ini enak." Tutur Seohyun seraya meniup pasta panas yang ada di dalam sendok lalu melahapnya setelah sedikit dingin.

Ia menimbang rasa pasta tersebut di lidah. Mengunyahnya perlahan, lalu menelan setelah mendapat kesimpulan.

Decak kagum serta mata berbinar adalah sebuah kode.

Senyuman Seohyun menular pada Jessica yang juga berniat memasukan pasta tersebut ke dalam mulutnya.

"Lumayan." Ucapnya menilai.

Hasil yang cukup bagus untuk pemula yang baru belajar memasak pasta pertama kali.

"Apa oppa menelfon?" Seohyun mengambil dua buah piring untuk meletakan hasil masakannya.

PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang