🍂 16

7.8K 232 81
                                    

Nb : Yang lagi puasa baca nya malem aja yah maaf hehehe



Kim Hanbin melepaskan cengkeraman tangannya dari bahu Mino, ia bahkan sedikit mendorong tubuh sahabatnya itu ketika mereka sudah berada lebih jauh dari ruang bimbingan.

Nafas Hanbin berseru, saling beradu. Menandakan kalau ia, sedikit emosi dengan apa yang sudah ia lihat. Dengan kecerobohan yang dilakukan oleh Mino.

"Kamu gila ya! Dia dosen Song.. Mau di DO kamu!" Sentaknya dengan nada emosi. Hanbin bahkan memijat pelipisnya yang mulai sedikit pening saat bayangan Mino mencengekeram leher kemeja Bu Irene kembali terbayang di kepalanya.

"Aku tau kamu emosi, aku juga emosi ko. Tapi kan ga harus kaya gitu, astaga! Dimana sih otak kamu No, bisa-bisanya kamu mengancam dosen di kampus. Diruangan bimbingan pula.. Coba kalo bukan aku yang liat, coba kalo dosen lain yang liat?? Abis kamu!" Sentaknya yang kemudian mendorong satu bahu Mino dengan satu tangannya.

Song Mino yang mendengarnya terdiam. Niat ingin menjelaskan pun seolah tertahan diujung bibir. Lagipula kalau pun ia menjelaskan pada Hanbin pria Kim ini pasti akan menghajarnya juga karena menganggapnya berkhayal.

Atau mengatainya kebanyakan berhalu. Iya siapa sih yang akan percaya pada Mino kalau ia bilang ia baru saja mencium bu Irene diruang bimbingan tadi?

Orang waras sepertinya tidak akan ada yang percaya.

"Bin .. "

Kim Hanbin menghela nafasnya lalu mendenguskannya dengan sangat kasar. Ia tahu sahabatnya ini menyebalkan tapi tetap saja ia khawatir kalau sampai Mino melakukan hal-hal yang aneh.

"No, mendingan sekarang kamu fokus aja sama kuliah. Aku denger dari Chanyeol kamu sibuk kerja, udah mendingan sekarang kamu berenti aja dari kerjaan kamu. Daripada skripsi kamu terbengkalai kaya gini--"

"Bin ... Ini ga seperti yang kamu kira--"

"Masalah biaya aku sama Chanyeol sebisa mungkin bakalan bantu kamu No, asal kamu bisa fokus kuliah"

"Yaa! Kim Hanbin, ini ga ada urusannya sama kerjaan aku!"

"No .. Udah mendingan sekarang kamu pulang! Dan jangan sampe hal-hal kaya gini keulang lagi" Sahut Hanbin lagi, memutus perdebatan sebelah pihak. Song Mino yang mendengarnya hanya menahan nafasnya dan memilih menganggukan kepalanya.

Sepertinya saat ini ia lebih baik mengikuti saran Hanbin padahal sungguh dalam hati Mino gatal ingin menjelaskan semuanya.  Dengan wajah sulit ditebak pria Song itu kemudian berbalik, menuju arah keluar kampus walaupun beberapa meter setelah Hanbin tidak melihatnya pria Song itu kembali berbelok kesalah satu gedung fakultas yang lumayan sepi. Mendorong pintu masuk dan naik tangga menuju kamar mandi lantai atas fakultas yang jarang didatangi mahasiswa.

Sepeninggal Mino, Hanbin mendecih sejadinya dan kemudian berbalik sebelum ia kembali mendecih kaget ketika bertatapan dengan sepasang mata bulat indah milik Lalisa Manoban yang menatapnya.

"Mino kenapa?"

Hanbin yang mendengarnya memiringkan kepalanya berpura-pura tidak mengerti arah pertanyaan barusan tapi ucapan Lalisa kemudian membuat pria Kim itu menghentikan langkahnya.

"Aku pernah melihat Mino masuk ke penthouse bu Irene Bin, ga cuma sekali. Apa kamu masih belum mau ngomong sama aku ada apa sama Mino?"

🍂 Shelter 🍂

Song Mino mendorong salah satu pintu toilet dan kemudian mendecih. Disini sepi sekali jadi bisa dipastikan perempuan Bae itu belum datang.

Sejenak pria Song itu kemudian masuk kesalah satu ruangan toilet dan duduk diatas nya, sebelum kemudian ia mengeluarkan sebatang cigarette dan menyalakannya.

SHELTER [🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang