32 - A Widespread Despair

71 29 2
                                    

Manusia memang senang sekali menolak takdir, sekalipun ketetapan tersebut merupakan yang terbaik untuk dirinya dan semua orang.

Manusia memang senang sekali menolak takdir, sekalipun ketetapan tersebut merupakan yang terbaik untuk dirinya dan semua orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PENDAR KEMATIAN tak lagi terasa di penjuru kota mana pun. Kesurupan massal pun berangsur-angsur pulih. Suasana kota Seoul kembali cerah seperti sedia kala kendati awan kelabu masih menggantung di langit. Tetapi sorot sinar mentari yang menerobos berhasil menciptakan secercah harapan untuk bersemangat mengawali hari.

Insiden tempo hari telah mengambil atensi media massa dari berbagai pihak, baik dalam Korea Selatan ataupun luar negeri. Sekitar 31% dari penduduk kota Seoul menjadi korban mati mengenaskan─menjadi 35% jika ditambah kejadian di rumah sakit. Tak ada yang mengira keduanya saling berkaitan, bahkan sejak insiden kematian Chanyeol dan desas-desus tak mengenakkan mengenai idola. Kini terbukti media yang menyebarkan pihak-pihak tertentu (termasuk di dalamnya idola) merencanakan sesuatu untuk maksud tertentu, merupakan kebohongan besar.

Sebab begitu banyak korban berjatuhan dari pihak yang dicurigai. Sebab ... insiden ini ... masih menjadi misteri terkait siapa yang memulainya. Tak ada cukup bukti untuk menuduh pihak-pihak tertentu, sama sekali tidak dapat dipercaya kebenarannya. Sang pelaku sesungguhnya menghilang tanpa jejak─bahkan sejak awal kehadirannya tak pernah terendus manusia biasa. Hojin atau siapalah itu, latar belakang mengapa turun ke bumi tak ada yang mengetahuinya. Hukuman? Rencana? Barangkali Sehun dan Xiumin juga tidak tahu.

Dalam portal berita yang disiarkan, insiden kesurupan massal ini perlahan hilang pada malam hari bersamaan dengan salah satu gedung tua di dekat Sungai Han terbakar. Sumbernya berasal dari bawah tanah dan memencar hingga membakar setengah gedung. Sebab orang-orang masih linglung akibat kesurupan, tentu petugas pemadam kebakaran tak kunjung beraksi. Di dekat gedung tersebut, ditemukan empat orang yang selamat dalam kondisi mengenaskan.

Keempatnya merupakan sosok yang lumayan terkenal, yang selalu bersinar di atas panggung. Dan tentu, membuat syok penggemar.

Demi keamanan privasi bersama, tak ada yang mengetahui ketiga membernya yang lain mati sebab mengorbankan jiwa untuk menyegel. Justru media menyiarkan jikalau mereka terbakar di dalam gedung itu dan jasadnya tak ditemukan─seolah sudah hangus menjadi abu. Asal-usul mengapa anggota EXO bisa bersama malam itu dirahasiakan. Kini, kota Seoul tengah berkabung untuk 31% penduduk mereka yang meninggal.

Upacara pemakaman dilaksanakan berbarengan (walau begitu, tetap ada yang memisahkan diri) dalam aula yang luas, dan nanti dimakamkan di tempat khusus. Barangkali beberapa orang ada yang menyadarinya dan tidak, terdapat tiga peti yang isinya kosong namun diperlakukan seolah raga mereka ada di sana untuk menghargai kepergiannya.

Tetapi serius, jikalau mengetahui kenyataan raga mereka terurai begitu saja, rasanya seperti membohongi diri sendiri dan semua orang. Perihal tersebut hanya member EXO sendiri yang tahu dari Suho. Sekalipun manajer dan orang-orang lain bertanya, mereka tetap tak ingin menguaknya; biarlah dikabarkan terbakar saja menjadi abu. Sebab jika sampai bocor ke pihak luar, coba pikir, kira-kira bakal terjadi apa? Iblis dan hal abnormal bukanlah hal yang pantas didengar.

Resolve the DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang