part 1

63 5 1
                                    

Lalu orang yang menarik tangan Nana tersebut berkata ''Ayo pulang... bapakmu sudah menunggumu... kamu malah disini mana lagi dicari juga... ''

orang itu memasang wajah marah dan nada membentak. 

"Ini siapa lagi?"

 sambil menunjuk Juna. Nana menangis bingung lalu ekspresi Juna meminta penjelasan dan dia berkata 

"Dia siapa?"

Lalu Nana menjawab 

"dia adalah mantanku.. dan orang yang dijodohkan denganku oleh bapakku". Sambil menyeka air matanya sendiri. 

Juna kecewa namun karena besarnya rasa cintanya pada Nana dia tetap ada disitu dia bingung harus melakukan apa.

karena dia tidak bisa melakukan apapun lagi karena dia berpikir mungkin ini yang terbaik buat Nana karena itu adalah pilihan bapaknya sehingga dia hanya bisa pasrah.

 Nana di rumahnya membahas masalah perjodohan tersebut lalu dia sama sekali tidak setuju namun akhirnya dia hanya bisa menurut karena dipaksa

-----FLASHBACK ON-----
Juna didorong oleh temannya 

'' Masa sih bayar SPP aja gabisa.''

Juna yang tidak ingin cari masalah hanya diam sambil melamun, Nana yang mendengar dari kelas lain langsung penasaran dengan suara itu dan akhirnya mencari sumber suara itu, lalu dia menemukan Juna dan tidak sengaja bertatapan dengannya. Nana langsung lari terbirit-birit untuk kembali ke kelasnya, dia langsung bertanya pada temannya Diana. 

''Diana, kenapa sih itu?''

 Diana bertanya balik ''Apa Na?''

 Nana menjelaskan ''Ada yang bilang  ada yang gabisa bayar SPP''

 Diana menjawab ''Oh...itu... emangnya kamu belum dengar?''

 Nilna menjawab pertanyaan Dian ''Belum... emangnya kenapa?''

Diana akhirnya menjelaskan ''Oh iya sih... kamu kemarin kan nggak masuk''

 Nana menyela ''iya cepet.. aku keburu panasaran''

 Diana akhirnya meneruskan ''Itu... si Juna katanya orang tuanya emang nggak mampu"

 dan Nana bertanya lagi ''Juna siapa Di?''

 Diana yang tahu temannya tidak mengetahui yang dia maksud langsung menjelaskan ''Ya ampun lo nggak tau juga? ya anak kelas sebelah deh pokoknya''.

 Nana yang merasa lega berkata '' oh gitu.. ya udah thanks ya Di.''

 Diana menjawab ''Oke''. Sepanjang perjalanan pulang pun Nana selalu memikirkan juna. 

"kasihan dia... kenapa sampai kayak gitu mana di-bully lagi". 

Untungnya jalan dari sekolah ke rumah Nana tidak melewati jalan yang dilewati kendaraan bermotor sehingga aman

SEVENTEEN LOKAL (TAKDIRKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang