"Papa akan memulangkan kamu ke Indonesia besok lusa."
Nay yang sedang sibuk memperhatikan ikan koi yang asik berenang sedikit terkejut dengan suara bariton itu. Dilihatnya ayah mertuanya duduk di kursi santai yang diletakkan di pinggir kolam.
Nay yang pendiam tak menjawab apapun dan hanya meletakkan pakan ikan ke tempatnya kemudian duduk di kursi yang lainnya.
"Papa senang kamu tinggal sama papa. Mama juga jadi ada teman. Tapi ini sudah 40 hari sejak kepergian ayah dan ibumu. Kamu memang putri papa, tapi papa harap kamu tidak lupa, kamu juga istri dari seseorang."
Nay mengerti apa yang ayah mertuanya maksud dan dia tidak berniat menyangkalnya ataupun mengatakan jika ia melupakan statusnya sebagai seorang istri.
"Lagi pula, papa tidak suka melihat kamu terlalu penurut sama mama. Kamu boleh menolak jika kamu tidak suka. Tapi kamu terus-terusan mengiyakan kemauan mama. Papa tidak buta Nak. Kamu tidak suka terlalu dimanjakan mamamu. Apa papa salah?"
Nay hanya menunduk. Pertanda apa yang diucapkan ayah mertuanya adalah benar adanya. Ibu mertuanya memang terlalu memanjakan menantunya. Nay bahkan tidak diijinkan melakukan pekerjaan apapun, termasuk memasak yang merupakan bagian dari keseharian Nay.
"Kamu dan Bian sudah 2 bulan menikah. Kalian sudah harus membiasakan diri bersama. Papa tidak minta kamu memaafkan putra papa kalau memang kamu masih memendam amarah padanya, tapi paling tidak, beri kesempatan Bian untuk mengenalmu. Papa tidak ingin kehilangan seorang putri sepertimu Nak."
Mata Nay berkabut. Mungkin kata-kata Tuan Bramantiyo begitu memecut hatinya, tapi pria baya itu benar. Nay sudah terlalu lama menyimpan amarahnya. Sudah waktunya ia belajar menerima Bian sebagai jodoh yang diikatkan Tuhan padanya.
***
Bian baru saja tiba di kantornya ketika resepsionis lobby menghentikannya.
"Maaf Pak, ada tamu yang mencari Bapak. Dia sudah menunggu selama 2 jam di sana." Ujar resepsionis itu sambil menunjuk ke arah lounge yang terhalang pohon.
Setelah melirik sekilas ke arah lounge yang berjarak 10 meter darinya, Bian mengerutkan dahi. Apa resepsionis ini karyawan baru?
"Apa kau tidak tahu prosedur di sini? Bukankah semua yang ingin bertemu denganku harus membuat temu janji terlebih dahulu?" Ujarnya dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH SEORANG PEMERKOSA
Romance"Setiap kesalahan bisa dimaafkan, tapi tidak semua kesalahan bebas dari tanggung jawab" -Fachir Bramantiyo-