scratch wound

1.4K 172 35
                                        

Isakkan kecil yang terdengar sangat memilukan keluar bebas dari mulut Taehyung, anak itu tengah menangis, merasakan perih di bagian lengan kirinya. Taehyung menatap bekas sayatan yang terlihat mengerikan di lengannya. Sang Ayah tidak tanggung-tanggung membuat goresan-goresan di sana.

"Apa ini sakit?" tanya sang Ayah, menekan kuat bekas goresannya membuat lengan Taehyung semakin banyak mengeluarkan darah segar.

"A-ayah.." Taehyung benar-benar kesakitan, rasanya duakali lipat lebih sakit dibanding sebelumnya.

"Kau pantas mendapatkan ini semua, karena kau telah berani melukai anakku!"

Taehyung menggeleng pelan, menolak tuduhan Ayahnya. "A-aku tidak melakukan apapun pada Jimin, Ayah, sungguh." bela Taehyung.

PLAK

"Tidak usah mengelak!!" hardik sang Ayah setelah menampar pipi anaknya.

"Tapi aku memang tidak melakukannya, hiks.." Taehyung masih berani membela diri.

"Diam!" Taehyung menggigit bibirnya guna menahan isakkannya.

"Haruskah aku menambahkan perasan air jeruk ke luka mu, agar kau tidak mengulangi kesalahanmu lagi?" tanya sang Ayah.

Taehyung membulatkan matanya sempurna, kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Andwae! Jangan lakukan itu, Ayah." mohon Taehyung ketakutan.

Taehyung tahu akibat yang akan terjadi jika luka goresan di tangannya di tetesi air jeruk. Itu akan sangat menyakiti dirinya.

"Tapi aku akan tetap melakukannya, Taehyung." dia menunjukkan Smirk nya ke arah Taehyung, membuat anak itu semakin ketakutan.

Sang Ayah pergi meninggalkan Taehyung, tak lama, sang Ayah kembali dengan membawa sebuah gelas di tangan kanannya.

"Hallo, anakku yang nakal." sapa sang Ayah tersenyum lebar di depan wajah Taehyung, membuat anak itu refleks mundur hingga membentur dinding.

"Ayah, ku mohon.." Taehyung menatap sang Ayah penuh permohonan.

"Tidak ada kata mohon. Jika Jimin terluka, kau juga harus terluka." ucap Ayah menarik paksa tangan kanan Taehyung.

"Tidak Ayah ku mohon jangan lakukan!" Taehyung memberontak, menolak perlakuan Ayahnya.

Berontaknya Taehyung membuat sang Ayah geram, dia lalu mencengkram kuat luka Taehyung membuat anak itu merintih kesakitan. "Jangan, Ayah, hiks.." Taehyung menggeleng pelan dengan bibir yang masih setia mengucapkan permohonan agar Ayahnya tidak membumbui lukanya dengan perasaan jeruk.

"Diam!" bentak sang Ayah yang sudah sangat muak mendengar isakkan dan permohonan dari anaknya. Taehyung mengigit bibirnya.

Taehyung memilih memejamkan matanya, pasrah dengan semuanya. Dalma hati dia merapalkan doa. "Tuhan, tolong selamatkan aku."

Sang Ayah tersenyum evil melihat anaknya yang sudah pasrah dan tidak memberontak lagi. Dia lalu mulai mengangkat gelas yang semula ia pegang, hendak meneteskan perasan jeruk itu ke luka Taehyung.

"Myungdae!!"

Teriakan itu membuat sang Ayah menggagalkan aksinya. Sang Ayah menoleh kebelakang, di ikuti dengan Taehyung yang mulai memberanikan untuk membuka kelopak matanya.

"Yunhee?" terlihat sebuah kerutan di dahi sang Ayah ketika melihat istrinya datang, pun sebenarnya dia sedikit terkejut. Taehyung bisa melihat langkah Ibunya yang mulai mendekat ke arahnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya sang Ibu, ada sedikit rasa khawatir ketika melihat wajah Taehyung yang lebam, dan jangan lupakan lengan kirinya yang penuh dengan darah.

"Menambahkan perasan jeruk ini ke lukanya," jawab sang Ayah dengan enteng.

"Kau sudah membuat lebam di wajahnya dan tangannya pun terluka. Apa itu semua tidak cukup?"

"Aku hanya mencoba memberinya hukuman agar anak itu tidak mengulangi kesalahannya."

"Tidak begini caranya, Myung. Kau bisa saja membunuh Taehyung jika melakukan itu!" peringat Yunhee tajam.

Yunhee beralih menatap Taehyung yang masih setia terduduk di lantai sana. "Taehyung pergilah ke kamar." pinta Yunhee dengan mutlak. Taehyung mengangguk patuh, dia menggunakan dinding untuk membantunya berdiri.

Taehyung membungkuk sebelum benar-benar pergi ke kamar dan meninggalkan kedua orangtuanya yang masih berdebat.

Taehyung sudah berada di dalam kamarnya. Anak itu menghela napas lega, dia bersyukur Ayahnya tidak jadi menyiram lukanya dengan perasan air jeruk itu. "Terimakasih, Tuhan." batin Taehyung, bibirnya tersenyum tipis.

Taehyung lalu membuka nakas lacinya, mengambil obat untuk mengobati luka di wajah dan tangannya.

Taehyung menatap miris luka goresan di tangannya. Ini bukan pertama kalinya dia mendapat luka seperti ini, Ayahnya memang sering melakukan ini pada lengannya ketika dirinya berbuat salah.

Dia jadi teringat saat dimana dia berumur enam tahun, waktu itu Taehyung tidak sengaja memecahkan figura yang berisi Keluarganya, tentu tanpa dirinya. Dan sang Ayah mengamuk ketika melihatnya, untuk pertama kalinya sang Ayah menampar dirinya, tidak puas dengan itu, sang Ayah juga menggores lengannya dengan pecahan figura kaca.

Itu sangat mengerikan, apalagi saat itu Taehyung masih berumur enam tahun.

"Bahkan jika kalian membenciku seumur hidup pun, aku tidak akan pernah membenci kalian. Aku sangat menyayangi kalian semua," ucapnya tersenyum tulus, setetes genangan air jatuh dari pelupuk mata indahnya.








To be continued.

Maap dikit, Kekeke. Anyway seneng banget Dynamite tembus 101jt Views dalam 24 Jam. Bangga banget sama BangtanArmy😭😭😭💜💜💜

Am I Wrong?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang