3 hari setelah Kana menjaga Mew & keadaan nya juga sudah membaik, maka giliran Kana yang jatuh sakit & tidak ke kampus. Mew pun menanyakan pada Kana kenapa dia membolos & Kana hanya membalas kalo dia sakit. Dalam hati Kana sangat bahagia karena Mew yang menanyakan itu. Setelah membalas isi pesan yang ada di hp Kana, Mew tidak kunjung membalas sms Kana.
Mendadak hp Kana berbunyi dari Bright yang ingin bertemu dengan Kana di kliniknya untuk membahas soal penyakit Mew & terapi yang diikuti Mew. Kana pun meminta dikirim alamat kliniknya & Bright pun mengirimkannya. Rupanya klinik Bright tidak jauh dari rumah Kana.
Kana pun bersiap & menuju ke klinik Bright yang berlantai 2, dimana dibawah adalah cafetaria. Terkadang Bright turun ke bawah untuk menerima tamu & diatas adalah tempat praktek Bright.
"Apa Kana mau minum teh ato kopi?" Tanya Bright.
"Cappuccino saja. Thanks" jawab Kana.
"Cappuccino 2 p' boy" ujar Bright pada barista.
"Dokter menyuruh Kana datang untuk membicarakan keadaan p' Mew kan? Kalo boleh Kana tahu bagaimana keadaannya?" Tanya Kana.
"1 saja pertanyaanku sebelum aku melanjutkan lebih jauh lagi. Apakah Kana masih mau melanjutkan hubungan dengan p' Mew?" Tanya Bright.
"Tentu saja dok. Tapi Kana takut p' Mew tidak bisa menerima kehadiranku & menolakku karena trauma nya" ucap Kana sambil menyeruput kopi berbalut susu tersebut.
"Kenapa harus takut kalo Kana benar-benar cinta pada p' Mew. Menurutku tidak ada alasan untuk takut" ujar Bright.
"Ya. Itu memang benar. Aku bahkan sudah berjanji pada diriku kalo akan membantu p' Mew berjuang melawan penyakitnya. Meskipun kalo nantinya bukan Kana yang berada disamping p' Mew, tapi setidaknya p' Mew sudah bahagia bisa menerima yang lain" jelas Kana yang membuat Bright terenyuh.
"Kana pria yang baik hati. Siapa yang bersamamu pasti akan sangat beruntung. Apakah tidak ada kesempatan bagi orang lain selain p' Mew?" Tanya Bright yang menatapnya dalam.
"Hahaha ... dokter Bright bisa saja" jawab Kana sambil tertawa.
"Ehm ... jadi begini, soal penyakit p' Mew sangat dibutuhkan dukungan dari orang terdekat untuk membantunya cepat sembuh. Bisa juga p' Mew diajak beraktivitas seperti berenang, panjat tebing dll. Yang penting bisa membuat p' Mew melupakan traumanya. Tapi harus secara pelan-pelan sampai dia menerima orang lain. Kana tahu semua butuh waktu" ujar Bright yang membuat Kana mulai mengerti apa sebenarnya yang dialami oleh Mew. Kana pun berpikir akan mengajak Mew untuk keluar rumah hari sabtu ini.
"Bright ... Kana ..." panggil Mew yang secara mendadak berada di klinik Bright membuat kami menoleh ke arah pintu.
"P' Mew...." panggil Kana.
"Aku baru tahu ternyata orang yang sakit demam bisa berobat ke psikiater" ujar Mew dengan wajah datar.
"P' Mew, tadi aku yang telepon Kana kemari untuk menjelaskan tentang....."
"Aku tidak perduli. Aku mau mengambil jaket yang tertinggal di klinikmu" ujar Mew yang tidak mau mendengar penjelasan Bright.
"Oh .. iya. Jaket p' kusimpan di lemari. Cari saja disana" ujar Mew sambil tetap berada di cafetaria, sementara Mew keatas untuk mengambil jaketnya yang tertinggal.
"Dok, bagaimana ini? P' Mew sepertinya marah padaku. Soalnya hari ini aku bolos mengatakan kalo aku sedang sakit" jelas Kana pada Bright.
"Tadi Kana lihat juga kan kalo aku berusaha menjelaskan pada p' Mew? Tapi dia tidak mau mendengarkan aku. Sepertinya dia cemburu" ujar Bright pelan, tapi masih bisa didengar Kana.
"Cemburu? Yang benar?" Tanya Kana.
"Bisa saja kan? Buktinya tadi dia gak mau mendengar penjelasanku" ujar Bright yang seketika melihat Mew turun membawa jaketnya yang tertinggal.
"Ya sudah silakan lanjutkan aktivitas konsultasi kalian. Aku pergi dulu" ujar Mew yang langsung melenggang pergi sambil menatap Kana dengan sinis.
"Kana, sedang apa disini? Sudah sana kejar p' Mew. Apa kamu mau salah paham ini berlanjut terus?" Tanya Bright sambil tangannya mengusir Kana seperti mengusir ayam.
"Aahhh ... iya. Baiklah" ujar Kana sambil pergi mengejar Mew ke parkiran.
"P' Mew ... p' Mew dengarkan dulu penjelasan Kana. P' Mew...." teriak Kana sambil berlari mengejar Mew, lalu mendadak Mew berhenti & kepalaku mendarat mulus di punggung Mew.
"Ada apa lagi Kana? Kan sudah p' bilang kalo itu bukan urusan p'." Ujar Mew.
"Bisa gak sih p' dengarkan dulu penjelasan Kana? Kana capek kalo harus terus ngejar p'. P' kan tahu kalo Kana lagi sakit" kesal Kana.
"BUKAN URUSAN" rajuk Mew melenggang pergi masuk ke mobilnya. Sementara Kana hanya bengong melihat tingkah laku Mew seperti anak kecil.
Tiiinnn ... tiiinnnn
"Kana mau p' antar pulang gak? Ayo masuk" ujar Mew yang total membuat Kana tidak bisa menebak isi pikiran Mew. Sebenarnya yang remaja labil tuh Mew ato Kana sih🤔🤔🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
Post Traumatic Stress Disorder
ספרות חובביםAku menyukai seorang dosen tampan dan terkenal dingin di kampusku, namanya Mew Suppasit jongcheveevat. Mew seorang duda beranak 1. Dibalik sifatnya yang galak & dingin, ternyata menyimpan luka yang sangat dalam. Mew terjebak dalam masa lalu yang men...