Play: little by little -
Cheeze ost it's okay to not be okay
Gadis itu mulai mengerjapkan matanya saat sebuah cahaya di sela-sela gorden mengenai tubuhnya. Ia menegakkan kepalanya yang terasa kaku, lalu menatap kekacauan di sekitar dapur itu dengan miris. Kepalanya menoleh, melihat ke arah ponselnya yang menyala dan menunjukan nama hyunjin dengan beberapa pesan yang dikirimnya.Hyunjin: noona, kau ada di mana? Kenapa tidak membuka pintunya?
Hyunjin: noona, kau tidak bekerja?
Hyunjin: noona, aku berangkat duluan ya?
Hyunjin: noona, kau benar-benar tidak akan bekerja hari ini? kenapa? apa kau sakit?
Hyunjin: noona, jangan khawatir. Kau bisa cuti untuk hari ini karena aku sudah memintakan izinnya. Aku baik, kan?
Hyunjin: noona, kalau kau sudah membaca pesan ini, tolong dibalas ya. Jangan hanya dibaca 😠Dahyun berdecak saat kepalanya tiba-tiba saja berdenyut, “Ahh sial, anak itu cerewet sekali.”
Ia berusaha bangkit berdiri, lalu meringis saat merasakan kaku di seluruh tubuhnya. Entah sejak kapan ia tertidur di dapur dalam keadaan duduk di tengah kekacauan seperti ini. Seluruh tubuhnya terasa sangat kebas dan ia langsung meringis nyeri saat tangan kanannya tanpa sengaja tertekan sesuatu, “Akhhh … sepertinya luka kali ini cukup dalam.”
Dahyun menghela napas panjang, ia pikir hal seperti ini tidak akan terjadi lagi padanya. Tapi kini ia merasa kembali lagi ke masa terburuknya dulu, masa yang sukses merubah pola pikir dan tingkah lakunya hingga terus melarikan diri dari kenyataan. Ia membersihkan luka di telapak tangannya dengan pandangan kosong.
“Jungkook bahkan belum membalas pesanku padahal ia sudah membacanya.” Darahnya yang telah mengering itu perlahan terkikis dan ikut larut bersama guyuran air hangat di wastafel. “Hah … kenapa ia mengingkari janjinya sendiri? Memangnya ada apa di Jerman hingga ia tidak punya waktu untuk membalas pesan dariku?!” kesalnya, entah sedang berbicara pada siapa. Jungkook sukses membuatnya jadi berperilaku aneh seperti ini hanya karena memikirkannya.
Dahyun terus berpikir keras hingga hampir tidak dapat merasakan sakit pada luka di telapak tangannya itu saat terkena air, “Apa jangan-jangan … dia bertemu dengan Lisa lagi?”
Tuh kan, Dahyun jadi sering berpikiran negatif karenanya. Ia mematikan keran lalu membalut lukanya dengan perban setelah mengolesinya dengan antiseptik. “Awas saja, aku benar-benar tidak akan memaafkannya kalau hal itu terjadi.”
Ponselnya kembali bergetar, namun saat kembali melihat nama Hyunjin dilayarnya, Dahyun langsung melengos tak peduli. “Ck, anak itu sangat munafik. Terus mengirimiku pesan seperti itu seolah-olah benar-benar mengkhawatirkanku. Padahal aku yakin, kalau di sana dia pasti sangat senang karena aku tidak masuk kerja,” gerutu Dahyun sembari membersihkan sisa darahnya yang berceceran di lantai. Gadis itu merasa kalau hari ini ia benar-benar sial. Sudah pesannya tak ada yang dibalas satu pun oleh Jungkook, membersihka sisa kekacauan yang ia perbuat semalam hingga mengobati lukanya seorang diri. Benar-benar menyedihkan.
Untuk sesaat, Dahyun kembali mengingat kejadian semalam namun ia segera menepisnya. “Tidak, sudah cukup kemarin malam. Hari ini aku tidak boleh menangis lagi. Aku harus kuat.” Dahyun menyemangati dirinya sendiri, lantas berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tubuhnya yang terasa pegal ini mungkin bisa lebih baik setelah berendam air hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cookies vs Miss. Dubu ✔
Romance✨Cerita ini lolos dalam event #gmghuntingwriters2021 yang diadakan Grass Media Setelah belasan tahun tinggal di Jerman, Hwang Jungkook kembali ke negara asalnya, Korea Selatan. Pertemuannya dengan Shin Dahyun membawa kembali kenangan masa kecilnya y...