1

150 11 0
                                    

Matahari mulai menyapa manusia di bumi. Seorang pria manis bertubuh kecil sedang membereskan kasur sederhananya. Sebelum ia menyiapkan sarapan untuk eomma tercintanya.

"eomma" panggilnya. Ia memasuki bilik sang ibu dengan semangkuk bubur.

"eomma.." panggilnya lagi. Melihat si ibu masih tertidur. Perlahan ibunya membuka mata. Dan langsung mengembangkan senyumannya. Karena tau putra tunggal kesayangannya yang menyapanya pagi2 begini.

"eomma, kayaknya injun udah telat. Eomma makan sendiri gak papa kan?" tanya pria manis bernama renjun itu.

Ibunya tersenyum manis. Mengiyakan pertanyaan anaknya.

"kamu sekolah yang baik ya, nak." Si ibu mengusap punggung tangan Renjun. Renjun mengangguk.

"oh iya. Kalau eomma gak sanggup ke kedai, biar injun aja nanti. Ya?"

Si ibu kembali tersenyum. Setelah berpamitan, Renjun pergi ke sekolahnya.

_________________________________

"Jeno"

"......"

"Jeno"

"...."

"Lee Jeno" Jeno menghela nafas kasar. Ia tak suka latihan tinjunya di ganggu.

"kenapa appa? Aku lagi latihan" Sahut Jeno malas.

"daddymu manggil itu. Udahan dulu lah tinju2 nya" Jeno kembali menghela nafas. Ia membuka sarung tinjunya dan mencampakkannya sebarang. Ia keluar dengan malas. Appanya hanya bisa mengusap dada. Untung Donghae orangnya sabar.

Jeno menemui sang daddy.

"kenapa dad?" sebenarnya Jeno sudah tau knp daddy nya itu memanggilnya.

"Jeno, kamu tu--"

"kamu tuh udah umur 24, udah waktunya nyari calon istri"

Belum jadi Hyukjae ngomong, jeno sudah menyela. Jeno udah hapal apa yg akan daddynya katakan. Saking sudah seringnya ia mendengar.

"nah itu tau. Jdi kapan kamu mau ngenalin calon istri kamu?"

"daddy, aku tuh--"

"iya.. Daddy tau kamu belok. Tetep aja cari uke dong"

Jeno berdecak kesal.

"aku udah ilang akal dad. Gk ad yang mau sama aku" Kata jeno dengan entengnya.

"ebuset. Jan ngadi2. Kamu nya aja yg gak buka hati. Lama2 kek begini, biar daddy yang jodohin kamu"

Helaan nafas jeno terdengar jelas.

"terserah daddy aja. Mau jodohin atau enggak. Aku dah lepas tangan" Jeno berjalan keluar.

Hyukjae bersiul ria. Akhirnya, perusahan dia dengan Na Corp akan segera berdampingan.

hyukjae menekan2 angka di hpnya.

"hallo tuan Na, ini saya Lee Hyukjae.."


_____________________________________

"Udah aku bilangin, aku belum mau nikah. Gosah maksa2 astaga" Jaemin mengeram frustasi kala Daddynya kembali membhas masalah nikah.

"kamu tuh dah karatan heh. Sadar diri. Dah cocok jadi bapak orang. Paham?" Na Sehun, daddy Na Jaemin menasehati anaknya yang keras kepala ini.

"enak aja karatan. Daddy nya aja yang dulu kebelet nikah ma mommy" Jaemin memutar bola matanya malas.

"heh, mulutnya sapa yang ngajarin ngomong gitu?" Luhan melotot pada Jaemin.

"otodidak" jawabnya singkat.

"kalo kamu bertele tele kek gini terus, daddy bakal ngejodohin kamu. Daddy g mau anak daddy jadi perawan tua"

"Aku seme, daddy. Gak ad istilahnya seorang Na Jaemin itu uke. Gak ad"

"bodo amat. Sekarang daddy otw nyari calon buat kamu"

"daddy jangan lah.."

"bodo"

"Ih apaan sih" Jaemin keluar rumah dengan menghentakkan kakinya. Kesal dengan daddynya ini.

----------

"hallo?"

"hallo jen. Bisa ketemuan?"

"okeh"


------------

Spoiler Next Part : Nomin untuk pertama kalinya ketemu ama renjun

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝑀𝑒𝑚𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚 𝑅𝑎ℎ𝑖𝑚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang