Butuh waktu cukup lama untuk meyakinkan Yoongi yang kini menyetir dengan kecepatan tinggi dan wajah yang menahan amarah untuk membiarkanku kembali ke apartemen dan berbicara dengan Nam Joon. Bagaimanapun, Nam Joon juga ikut terjebak dalam kisahku yang rumit ini.
Dia menghentikan mobilnya dengan kasar ketika kami tiba didepan apartemen. "30 menit. Aku akan mengobrak abrik tempat itu jika lebih dari 30 menit"
"YA!"
"Sudah aku bilang kan aku tidak suka kamu bersamanya. Memikirkan selama ini kamu tinggal bersama dengannya membuat aku ingin menghajarnya"
"YA! Aku tidak melakukan apapun dengannya, kami hanya berbagi apartemen bersama"
"Tetap saja. Perempuan dan laki-laki tinggal bersama? Cih--"
"Apa kamu sedang cemburu sekarang?"
"Tentu saja. Kamu bahkan belum pernah tinggal bersama denganku"
"Apa ini? Apa ini Min Yoongi yang aku kenal?"
"Berhenti menggodaku"
Aku tersenyum melihatnya yang mulai salah tingkah. "Baiklah, aku segera kembali" ucapku sebelum keluar dari mobil.
Aku membuka pintu apartemen dengan hati-hati, keadan di dalam apartemen gelap meski matahari sudah mulai menunjukan dirinya di luar. Aku meraba-raba untuk menyalakan lampu dan betapa kagetnya melihat Nam Joon yang duduk dalam kegelapan. Kepalanya tertunduk, perlahan aku mendekatinya. "Nam Joon-ah" panggilku dengan hati-hati.
Dia mengangkat kepalanya, wajahnya terlihat sendu dan berantakan. Terlihat jika dia terjaga sepanjang malam. "Kamu sudah pulang" dia berusaha menyunggingkan senyum seperti biasanya.
"Nam Joon-ah. Apa kamu terjaga semalaman?"
"Hem. Aku menunggumu" Nam Joon memelukku erat.
"Nam Joon-ah"
"Tidak apa. Kamu sudah pulang sekarang"
Sungguh senyuman itu, membuatku semakin tidak tega mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak ingin menyakitinya. Aku melepas pelukannya.
"Joon-ah. Ada yang ingin aku katakan" aku menjeda, memikirkan kata-kata yang akan kukatakan, sungguh aku tak ingin menyakitinya. "Nam Joon maaf" lanjutku pelan "A-aku. Aku rasa, aku dan Yoongi--"
Nam Joon memalingkan wajahnya, mencengkram rambutnya frustasi. Wajahnya berubah saat aku menyebut nama Yoongi.
"Hana--" dia tidak meneruskan ucapannya dan hanya menendang meja dan kursi didekatnya dengan frustasi, melampiaskan amarahnya. "Hana, aku bisa jadi seperti dia jika itu yang kamu inginkan. Aku bisa jadi super star seperti dia. Hana, kita baik-baik saja selama ini. So, please. Please Hana"
Belum pernah aku melihat Nam Joon sefrustasi dan seputus asa ini. Melihatnya seperti ini membuatku semakin merasa bersalah. "Maaf Joon-ah. Maafkan aku sudah menarikmu dalam kehidupanku yang kacau ini"
"Tidak Hana, jangan bicara seperti itu"
"Tapi aku tidak ingin lagi berbohong pada siapapun, aku tidak ingin menahanmu lagi"
"Tapi kenapa dia Hana? Kenapa harus dia?" suaranya meninggi.
"Maafkan aku Joon-ah. Karna akan selalu dia, dulu maupun sekarang"
Nam Joon terdiam, matanya berkaca-kaca dan sendu. Dia kembali duduk dengan kedua tangan menopang kepalanya. "Pergilah, aku tidak ingin melihatmu"
"Joon-ah"
"Pergi kataku!" teriaknya keras, membuatku sontak kaget. Tidak pernah aku melihatnya semarah dan sekasar ini. Namun bagaimanapun juga, aku pantas mendapatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Star : Min Yoon Gi ✔
Romance(Finish) Aku pikir, jika aku tidak begitu mengenalnya semua akan aman. Kita hanya perlu menjadi profesional. Namun pesona seorang Min Yoon Gi sama sekali tidak bisa di hindari. Aku rasa aku mulai terjebak di dalamnya.