At the 'Seul Seoul Hospital'
tiba sudah mereka di rumah sakit milik seulgi
saat masuk mereka sudah bertemu dengan Ryujin
"Ryujin-ah tadi ada Joy dan Lisa?"
"Tadi mereka datang dengan yeri, tapi ia belum diobati karena kita kekurangan dokter" Ucap ryunjin
"Astaga kenapa tidak menghubungi ku eoh?" Seulgi menepuk jidatnya
"apa sudah kau beri dia pengurang rasa sakit?" Seulgi
"Sudah, dia berada di kamar VVIP nomor 7" Ryujin
"Ah baiklah lanjutkan pekerjaanmu"
Seulgi mengajak yang lainnya pergi ke kamar tersebut
"Kalian semua tunggu diluar" Seulgi memakai jas dokternya lalu masuk keruangan
"Sesaat aku merasa insecure melihat kepintaran seulgi eonnie" Rose 2020.
"Heh jaga bicara mu rosie" Wendy
-
"Aww eonnie pelan pelan hiks" Yeri meringis saat seulgi memberi obat bius pada luka nya
"Cah sebentar lagi rasa sakit nya hilang, tunggu sebentar lalu kita cabut peluru di dalam nya oke?" Ucap seulgi dibalas anggukan oleh yeri
"Kau ini dokter bedah atau dokter anak?" Joy polos
"Diam anak kecil" Seulgi menoyor kepala Joy
"Sakit" Joy mempoutkan bibirnya
Namun tak ada yang perduli.
"Lisa, ambilkan kapas, dan juga beberapa alat disana" Seulgi
"Kapas yang mana, alat yang mana, barang medis yang kau bawa ini banyak eonnie"
"Ck ambilkan semua lalisa" Miris, seulgi baru ingat kalau ryujin tidak ada
"Eonnie kenapa ini tidak sakit?" Yeri saat seulgi mengutak atik luka nya, mencari peluru yang masuk kedalam lengan adiknya
"Ini diberi obat bius, dasar bayi"
Sementara
Lisa dan Joy bergidik ngeri melihat seulgi yang tidak ada ngerinya
-
"Nah sudah selesai" Seulgi memberikan perban pada lengan yeri
"Hehe terimakasih unnie"
Cklek
"Sudah selesai belum?" Irene masuk
"Heem sudah"
"Apakah ini sakit?" Tanya manweol
Yeri menggeleng
"Aniya unnie, aku diberikan obat bius"
"Yak kalau obat bius nya habis lalu dia merasakan sakit lagi bagaimana??" Irene dengan nada tidak santai seperti ibu ibu
"Yak ahjuma, anakmu ini sudah ku perban jadi ia akan merasakan sedikit rasa sakit kau tau" Seulgi
"Aku masih muda, tapi kamu tidak merasakan sakit kan agi?"
agi = bayi
Lagi lagi yeri menggeleng
"Tidak eonnie"
"Pemandangan elit macam apa ini" Gumam Jennie
"Ah kurasa aku ada urusan, kalian jaga diri kalian, ingat minggu depan kita akan menghadirkan pengadilan" Manweol buka suara
"Ah dengan senang hati manweol-shi, terimakasih, kau ku antar keluar?" Wendy
"Ah tidak usah aku bisa sendiri, annyeong~, cepat sembuh yeri~" Manweol pun pergi
"Sesungguhnya yang aku khawatir kan saat ini adalah bagaimana cara menjelaskan ini semua pada bibi jina." Jisoo berbicara membuat black velvet menatap satu sama lain
"IYA JUGA" Seru mereka bersamaan
--
-at home-
Irene paling depan membuka pintu lalu menyelipkan kepalanya sedikit mengintip
"Yak irene-ah! Mana adik adikmu?" Han Jina datang dengan wajah yang sangat khawatir
"Ah? Ha? Ah iya aku lupa aku punya adik, mereka dibelakang ku bi semuanya ada, jangan khawatir" Irene menunjukkan adiknya satu persatu
"Tapi itu.. Yeri kenapa??" Wajah jina sudah panik
"Bibi aku tak apa apa" Yeri berusaha menenangkan
"Dia hanya terkena tembakan oleh joon ki" Baiklah rose kau sudah membuat kekacauan
Han Jina kaget se kaget kagetnya.
"Apa?! Bagaimana bisa?? Ada apa ini? Irene-ah jelaskan!" Jina khawatir
"Oh ayolah Jisoo, kau saja yang jelaskan" Bisik Irene pada jisoo
"Kau kan lebih tua" Jisoo
Irene menginjak kaki Jisoo diam diam
Jisoo meringis
"Ini sakit bodoh" Jisoo
"Gantikan aku sekali sekali" Irene dengan wajah menyebabkan nya
"Ck iya iya"
"Cah bibi, jadi begini
Sebulan yang lalu sebenarnya kami sudah mendapatkan teror dari joon ki entah itu teror lewat surat atau nomor tak dikenal, maka dari itu kita memutuskan untuk bekerja dengan manweol untuk terus memantau joon ki dari kejauhan agar dia tidak macam macam, dan tepat hari ini joon ki ingin mengajak kita bertemu, namun siapa sangka itu hanya jebakan, jadi yea.. Jadilah yeri yang terkena tembakan" Jisoo menundukIrene tersenyum
"Ini baru adik ku" Gumam Irene
"Lalu aku siapa huh? Cenayang mu?" Joy yang mendengar nya langsung menyaut
Irene menginjak kaki joy
"Aw sakit eonnie" Joy kesal
"Ah iya bibi, minggu depan joon ki akan di proses secara hukum" Jennie
"Bibi jangan ikut nanti bahaya" Rose
"Hm tapi bibi ingin ikut" Jina
"Jangan bi, nanti joon ki akan menambah masalah" Wendy
"Hm baiklah"
"Kalian istirahat lah, aku tau kalian lelah walaupun tidak jadi pergi kerja" Jina
Tbc
Udah men mata aku udah 5 watt.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect of BlackVelvet ✔
Fanficgabut kan? baca ini - typo bertebaran ⚠️ - Hanya kisah BlackVelvet hasil khayalan author semata Hidup itu rumit, kejam, dan berat. Maka jagalah orang orang yang kamu sayang. Layaknya BlackVelvet 9 wanita yang tetap terikat walau sebesar apapun masa...