LUIZ

22 5 0
                                    

Untuk pertama kalinya, mentari pagi menyapa wajah miyuki dengan ramah. Ya, ini adalah pagi pertama miyuki di desa kagayama. Suasana pagi di desa ini sungguh luar biasa, udara segar tanpa adanya asap pembakaran apa pun masuk ke saluran pernafasan miyuki tanpa hambatan sedikit pun

"Pagi yang indah..." Miyuki bangun dan membuka pintu geser yang memisahkan kamar tamu tempat dia tidur dan teras rumah. Jika kalian pernah melihat film atau animasi dari negeri sakura, kalian akan mengerti betapa indahnya suasana pagi hari di tempat ini

Miyuki mengenakan kaos polosnya lalu keluar dari rumah (yang sepertinya milik keluarga Ryu) untuk berjalan jalan. Dia sudah sempat berkeliling wilayah tengah desa kemarin sore, dan sekarang berencana untuk mengunjungi daerah pinggiran dekat tembok pembatas wilayah desa

Miyuki tak bisa berhenti takjub akan keharmonisan desa ini, desa kagayama hampir belum tersentuh oleh teknologi modern. Walau tidak se-tradisional desa shinobi

Setelah puas berjalan jalan di dalam desa, miyuki mencoba mengunjungi hutan yang ada di sekitar desa kagayama. Sesekali dia pun melemparkan kunainya ke pepohonan. Sekalian latihan

"Mereka bahkan menggantung beberapa papan target di dahan pohon. Desa ini sangat luar biasa..." Guman miyuki

Jalan jalannya sangat menyenangkan, namun tiba tiba saja ada yang mengganjal

"Apa seseorang... Mengikuti ku?" Miyuki sadar kalau dia sedang dibuntuti. Dia memilih pura pura tak sadar dan mulai berjalan berputar putar

Rasa mengganjal itu tak kunjung hilang, miyuki pun tak punya pilihan lain selain menggunakan teknik pamungkasnya

Si penguntit itu masih mengawasi miyuki dari balik semak semak. Dia terus memperhatikan miyuki. dan saat miyuki melewati sebuah pohon, sosok miyuki tiba tiba menghilang

"??" Si penguntit itu terheran heran. Dan dia terkejut saat mendapati sebuah karambit sudah ada di lehernya

"Siapa kau?" Miyuki mulai mengintrogasi. Si penguntit itu ternyata seorang anak kecil berumur... 8? Ah, tidak. 10 tahun

Anak itu sangat terkejut dia pun mulai mengeluarkan air mata. Namun miyuki tetap tidak menurunkan kewaspadaannya

"HUUAAAAA" Si anak menangis. Suaranya menggema ke seluruh penjuru tempat

"Eh? Eh???" Miyuki kebingungan. Dia menarik kembali karambitnya dan memasukan karambit itu ke kantung celananya

"Ada apa ini?!" Seorang bapak bapak berbadan besar datang membawa kapak besar. Dia terlihat marah, terlihat dari raut wajahnya

"Ma-maaf pak! Saya pikir dia-"

"Ah, ternyata bocah itu" kata kata miyuki dipotong oleh bapak itu. Raut wajah si bapak yang semula terlihat marah kini berubah. Dia menghela nafas sebentar

"Kau pasti pengunjung dari luar kan?" Tanya bapak berbadan besar itu. Miyuki mengangguk

"Maaf, anak ini memang banyol desa. Dia sangat sering membuntuti para pengunjung dan membuat mereka merasa resah..." Ujar bapak itu

"A-ah ya... Tidak apa apa, salahku juga karena langsung menodong dia" miyuki masih merasa bersalah, si bapak menggelengkan kepalanya

"Tidak, kau tidak salah" ujar bapak itu. tangisan bocah itu mulai mereda. Sekarang dia sedang memperhatikan miyuki

"Aku akan kembali ke rumah ku, jika kau ingin meninggalkan anak ini disini tidak apa apa" ujar bapak itu. Dia pun pergi dan meninggalkan miyuki bersama bocah itu

Mereka saling tatap cukup lama. Setelah 3 menit penuh kesunyian, miyuki jongkok untuk menyesuaikan tinggi nya dengan anak itu

"Hei, siapa nama mu?" Tanya miyuki, bocah itu hanya diam

Midgard spellword world: The story [REWRITE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang