All My Regret

2.4K 337 42
                                    

Pria berambut hitam pekat berjalan dengan terburu melintasi lorong-lorong berbau obat yang begitu kuat, dengan rasa tidak sabar yang menggulung dadanya pria itu membuka pintu putih dihadapannya dengan terburu. Beberapa orang yang ada didalam ruangan itu menoleh, wanita berambut cokelat yang digelung rapih dengan jas putih khas seorang dokter menganggukkan kepalanya kecil menyambut pria itu. Jemari rampingnya mengenggam beberapa lembar kertas.

"Apa itu dia?" Daisuke Kambe memandang kerangka mayat yang baru saja selesai di autopsy oleh tim forensik.

"Tingginya diperkirakan 170 sentimeter, kemungkinan dia meninggal diantara usia pertengahan dua puluh tahun. Jadi saya rasa itu bukan orang yang anda cari." Jelas wanita berambut cokelat itu dengan ringkas dan rinci, ia bisa melihat ada kelegaan didalam iris hitam kebiruan itu namun beberapa detik kemudian hanya tatapan hampa yang mengisi iris indah itu.

Sayaka sudah mengenal Daisuke Kambe selama lebih dari lima tahun, pria itu selalu mencari seseorang yang sama. Setiap ada penemuan mayat atau kerangka tidak dikenal, maka Daisuke datang untuk menanyakan identitas mayat itu. Setelah Sayaka menjelaskan bahwa mayat atau kerangka itu tidak berada diantara usia tiga puluh tahun, maka Daisuke akan terlihat lega luar biasa.

"Kalau begitu aku permisi." Daisuke memasukkan kedua tangan kedalam saku celananya dan berjalan keluar dari ruang autopsy, tidak ada yang bisa memprotes tingkah lancangnya itu mengingat Daisuke memiliki segalanya dan semua orang harus tunduk dibawah kakinya.

Sayaka meletakkan dengan buru-buru kertas diatas meja, ia memilih mengejar Daisuke. Suara ketukan sepatu beradu dengan lantai rumah sakit yang dingin terdengar nyaring, iris abu-abu milik Sayaka bergerak liar mencari keberadaan Daisuke. Ia menemukan Daisuke sedang berdiri dibalkon, asap cerutu samar-samar tampak mengelilingi tubuh anggota kepolisian Divisi Kriminal Modern itu.

"Tuan Daisuke." Daisuke menoleh, ia menghembuskan asap cerutunya dengan gerakan yang sungguh elegan. Pria berkulit putih bersih layaknya salju diawal musim dingin menatap dokter forensik itu dengan tatapan penuh tanda tanya, Sayaka melangkah mendekat dan berdiri disamping Daisuke.

"Apa?"

"Sebenarnya siapa yang anda cari?" Tanya Sayaka langsung pada poinnya, ia meras perlu tahu siapa yang selama ini membuat Daisuke gelisah dan mau mendatangi ruang autopsy berulangkali hanya untuk mencari seseorang. Seharusnya, dengan kekayaan dan seluruh benda ajaib yang Daisuke punya bukan perkara sulit untuk menemukan seseorang.

Daisuke menghisap cerutunya dalam, pikirannya terbang dan menerawang pada memori lima tahun yang lalu. Memori singkat yang tidak akan pernah Daisuke lupakan sedikitpun, ia akan terus berusaha mengingatnya apapun yang terjadi.

Tangan Daisuke merogoh saku celana, ia menyodorkan sebuah kartu pengenal dengan lambang kepolisian pada Sayaka. Dokter itu tampak kebingungan sesaat, namun ia kemudian mengambil kartu pengenal itu.

Disana terdapat potret pria berambut abu-abu dengan iris cokelat keemasan yang memikat, tertulis jelas namanya adalah Haru Kato, usianya kini mungkin sudah pertengahan tiga puluh tahun, tertulis jelas dari divisi apa ia berasal. Divisi Kriminal Modern. Bisa ditarik kesimpulan bahwa Daisuke dan Haru Kato saling mengenal atau memiliki hubungan dekat.

"Kau tahu dia?" Daisuke tiba-tiba bertanya, Sayaka menggeleng kecil dengan jujur. Senyum pahit membingkai bibir tipis Daisuke. "Tentu saja tidak ada yang mengingatnya." Ada nada getir dan ironi disana, Daisuke terlihat ingin menertawakan dunia yang menyebalkan ini.

"Apakah Haru Kato rekan anda? Saya tebak dia menghilang?"

"Bukan hanya sekedar rekan." Tatapan mata Daisuke melembut ketika mengucapkan itu. "Dia dipecat lima tahun yang lalu dan menghilang begitu saja, sulit memastikan dia masih hidup atau tidak. Tapi dengan segala kemungkinan yang ada, semua orang percaya bahwa Haru Kato sudah tewas."

All My RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang