"Jika bajingan itu tidak bisa menjaga tangannya, aku tidak akan segan untuk mematahkan jari-jarinya." Gumam Kim Namjoon serak seraya mengangkat minumannya ke bibirnya. Yeah, dia tidak benar-benar meminum wiski itu. Gerakan itu hanya dilakukan untuk menyembunyikan gerakan mulutnya. Namjoon tahu mic wireless yang mereka gunakan mampu menangkap suara sekecil apa pun meskipun jarak mereka saling berjauhan. Dan lima belas langkah darinya, Namjoon bisa melihat partnernya menggelengkan kepalanya perlahan."Aku mengerti," kata Kim Seokjin. Suaranya yang jernih meluncur langsung ke telinga Namjoon.
Namjoon meletakkan gelasnya kembali ke atas meja bar saat dia mencoba untuk tidak membiarkan pandangannya tertuju pada partnernya. Benar saja, Seokjin jelas mengerti karena pemuda itu baru saja menangkap jari-jari si berengsek yang berada di sampingnya dan meletakkannya di atas meja bar.
Pria itu tinggi dengan wajah blasteran dan rambut merah yang tampaknya ditata di salon yang mahal. Dan dia mencondongkan tubuhnya terlalu dekat dengan Seokjin.
Mundur, berengsek. Kau terlalu dekat dengannya. Batin Namjoon kesal seraya menggemelutukkan giginya.
"Apa yang kau inginkan, manis?" Tanya pria itu, dengan nada suara yang menggoda.
"Aku sudah memesan minuman. Kau tidak perlu repot-repot." Jawab Seokjin seraya tersenyum kecil.
Di kejauhan, Namjoon masih mengawasinya.
"Bagaimana jika kita keluar dari sini, dan pergi untuk bersenang-senang," kata pria itu kemudian. Kata-katanya itu ditransmisikan dengan mudah ke telinga Namjoon.
Seketika, Namjoon menyipitkan mata. Bedebah, kau sudah punya tunangan.
"Dan kemana kita akan pergi?" Tanya Seokjin.
Namjoon menegang. Suara Seokjin rendah dan sedikit aneh. Sama sekali bukan nada normal yang selalu digunakan Seokjin.
"Kita akan pergi ke tempat di mana tidak ada orang lain yang bisa mengganggu kita," kata pria itu dengan nada penuh rayuan dan berbisik di telinga Seokjin. Sekali lagi, jari-jari pria itu meluncur ke pinggang belakang Seokjin.
Saat itu juga, Namjoon mendorong kursinya dengan kasar dan bangkit berdiri. Membuat bartender yang berdiri di seberang meja bar mengernyit padanya, "Hei, apa kau baik-baik saja, anak muda?"
Seokjin tertawa dan turun dari kursi barnya. Dan Namjoon melihat Seokjin melepaskan transmitternya hanya dengan jentikan jari. Jentikan jari yang tidak akan pernah disadari oleh orang lain. Lalu dia berbalik dan berjalan keluar bersama dengan pria idiot yang nyatanya adalah seorang model.
Bartender itu mengikuti arah pandang Namjoon, kemudian memberikan tawa penuh simpati. "Ah, aku mengerti. Beberapa orang biasanya mendapatkan keberuntungan setelah berkunjung ke bar ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secreto | NamJin ✓
Acción"Selamat," Daniel tersenyum lebar kepada Namjoon dan juga Seokjin. "Akhirnya kalian menikah."