CHAPTER 01 : Arrived in the Land of Ginseng

923 90 2
                                    

Please be a wise raeder 😊

Gumpalan-gumpalan awan putih nampak indah dan nyata. Jika awan putih dapat Dia gapai. Mungkin Dia akan menyimpannya dalam waktu lama. Mengawetkannya.

Banyak yang mengira awan adalah benda ringan. Melayang-layang bebas di udara. Tergerak dibawa angin. Tapi nyatanya bobot awan lebih berat dari yang dikira. Bahkan bisa mencapai satu milyar kilogram.

Tapi siapa sangka, masih banyak yang belum mengetahui fakta tersebut. Dibalik itu semua, awan merupakan benda yang indah. Bagaimana bisa bobot berat awan membuatnya tetap melayang di udara?

Menakjubkan. Sungguh besar kuasa Tuhan. Semua benda ciptaanNya terstruktur rapi. Ditata sedemikian rupa. Seperti alam semesta. Didalamnya ada saja benda-benda menakjubkan yang tidak bisa dimengerti akal. Seperti awan tadi. Mengingatkan betapa besar kuasaNya. KebesaranNya. Patut disyukuri.

Pulau-pulau kecil yang tadi tertutup awan kini nampak jelas. Menunjukkan eksistensi. Hamparan hijau dapat dilihat dari atas. Bersisian dengan hamparan biru laut. Indah sekali. Kepakan sayap burung-burung terbang melintasi jendela. Memanjakan mata.

Masha'Allah. Sinar oranye mendominasi langit senja. Matahari bersungut-sungut menyembunyikan diri. Bersama pancaran indah oranye menghipnotis mata.

Dear passengers, within five minutes we will land at Incheon International Airport, Seoul....

Pengumuman landing dari pramugari cantik di depan sana memecahkan gelembung lamunan kekaguman Ersa akan ciptaan Tuhan. Cukup lama dia memerhatikan pramugari itu. Seakan teringat sesuatu bagai kaset berputar mundur.

Menjadi seorang pramugari adalah mimpinya sedari kecil. Usia sembilan tahun. Baginya profesi pramugari itu cantik. Sesuai dengan paras ayu setiap pramugari yang dilihatnya sewaktu naik pesawat. Tiap hitungan jam mendarat di tempat berbeda. Kota berbeda. Sampai negara berbeda. Bahkan benua berbeda. Itu bonus bagi para pramugari. Mengalahkan resiko besar. Sewaktu-waktu bisa saja terjadi kecelakaan tanpa menjamin hidup ataupun tidak. Tuhan yang berkehendak.

Resiko besar Ersa kesampingkan. Tuhan maha tahu, yang mengatur keseluruhan hidup dan mati manusia. KuasaNya. Justru saat masih dikandungan, perjalanan hidup, rejeki, ajal sudah diperlihatkanNya.

Kecintaan Ersa dengan agamanya, islam. Tidak dapat dipungkiri lagi. Islam adalah agama yang indah. Kitabnya membawa ketenangan di hati gundah. Ibadahnya mendekatkan pada surga. Ajarannya menuntun dijalan kebaikan. Sholawatnya yang syahdu membuat hati bersih.

Kepatuhan Ersa pada agama, Tuhan, dan Nabinya. Melahirkan pribadi taat perintah yang telah ditentukan oleh agama dan Tuhan. Termasuk disaat mematahkan mimpinya tersebut. Ersa rela membuang jauh-jauh mimpi itu. terpenting baginya aturan agamalah. Ersa tidak ingin melanggar ketentuan Tuhan. Di jaman sekarang kecantikan itu penting. Sekalipun harus mengumbar aurat. Seperti pramugari yang mengharuskan profesinya menyanggul rambut, dengan pakaian minim dalam perspektif islam. Mempertontonkan aurat.

Tentu saja Ersa tidak mau mengorbankan agama demi sebuah profesi menjanjikan. Lagipula setiap manusia rezekinya telah diatur. Yang penting usaha, tabah, dan tawakkal.

Dear passengers, welcome to Seoul, South Korea. We have landed at Incheon International Airport, we invite you to stay seated until the aircraft is completely stopped in its place and the seat belt sign lights are turned off.

Pengumuman landed dari pengeras suara menyapa indra pendengaran Ersa. Memakan waktu cukup lama untuk menghantarkan Ersa ke negeri Ginseng.

Dia meregangkan otot-otot kaku selama perjalanan udara. Lampu mengenakan sabuk pengaman padam. Satu persatu penumpang meninggalkan kursinya.

Senja ufuk Barat SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang