2
Setelah membuat khawatir, dia malah kecewa pada Gaara.
֎ ֎ ֎
Sakura terduduk di pinggir jalan halaman depan jalan masuk ke perusahaan nya. Menekuk lututnya yang lecet karena terjatuh tadi, ketika ia berlari menggunakan high heels jangan harap akan baik-baik saja.
Jika Sakura tidak memerlukan pria itu, ia juga tidak akan mengejarnya seperti ini. Tapi saat Sakura keluar dari ruangannya, Gaara tidak berada di sana untuk menuju ruang rapat dengan Sakura.
Ia melihat pria berambut merah itu berlari dengan wajah yang garang. Ia hanya panik, kenapa Gaara pergi begitu cepat dan tidak ingat dengan tugasnya.
"Dimana Gaara? Kenapa dia berlari seperti itu dan membuat aku panik? Apa dia lupa aku akan rapat dia malah menghilang!" Sakura mengeluh pada Kiba sambil menangis karena yang lecet bukan hanya kakinya tapi lengan nya juga.
"Nyonya, harusnya anda menunggu saja di ruang rapat, karena sen─ ketua pasti akan selalu bersiaga di dekat anda." Ucap Kiba yang hampir akan keceplosan memanggil Gaara dengan sebutan senior.
"Kau tidak tau apa-apa jadi diamlah dan bawa Gaara padaku." Sakura merengek lagi.
"Aku tidak akan mampu berdiri di ruangan itu jika Gaara tidak ada."
Kiba mengernyit heran, Gaara bukanlah bodyguard Sakura tapi baik Direktur maupun Komisaris selalu memberikan tugas-tugas seperti pengawal kepada Gaara, begitupun Sakura sendiri, dia selalu memperlakukan Gaara seperti ajudan pribadinya.
Gaara sudah berjalan mendekat sambil membersihkan celana serta jasnya yang kotor, ia kehilangan dasi nya saat berlari dan itu sudah biasa.
Sakura sudah tidak menangis tapi dia masih terlihat merengek pada Kiba dan sesekali memperhatikan luka pada tubuhnya.
Sakura terlihat meniup lututnya, gadis itu sangat polos. Untuk apa dia meniup lukanya? Sama sekali tidak akan menjadikan nya membaik, hanya menambah rasa pedih.
Apa dia berpikir luka nya akan tertutup kembali karena di tiup?
Gaara sedikit menyunggingkan senyum namun kemudian menggelengkan kepalanya pelan, untuk satu detik ia kehilangan jati dirinya dengan bersikap seperti flower boy.
Mengerikan, aku harus pergi ke psikiater. Kenapa pula aku tiba-tiba tersenyum aneh begitu? ─ Gaara membatin.
Gaara sendiri heran, kenapa dia dengan senang hati menerima perintah dari Sakura. Memang dia mendapat tugas spesial untuk menjaganya namun dalam radar tertentu, tidak untuk selalu berada di sampingnya layaknya ajudan atau bodyguard.
Tapi sedikitnya Gaara merasakan khawatir saat Kiba mengatakan kalau Sakura terluka tadi. Gaara secepat mungkin berlari dan ingin segera memastikan bahwa Sakura baik-baik saja.
"Gaara! Lihat aku terluka karena mu." Sakura berseru pelan.
Gadis itu menunjukkan luka di lengan dan kakinya dengan sengaja. "Dasar kau menyebalkan." Ia menggerutu kemudian.
Gaara hanya menghela napasnya, ia langsung mendekati Kiba dan melemparkan pistol miliknya pada junior nya itu. Kiba segera meninggalkan mereka berdua.
Gaara terlihat mempesona dan penuh karisma walaupun ada keringat di sekitar wajahnya, Sakura bahkan sekarang tidak dapat melepaskan pandangannya dari Gaara yang dua kancing kemeja teratasnya itu terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RED LIGHT (GaaSaku) ✓
FanfictionThe Marionette's Series : Book 1 RED LIGHT GAARA x SAKURA Cinta yang bahagia bisa berubah menjadi duka kapan saja dengan cara dan waktu yang tidak terduga sebelum nya. Saat kehilangan adalah luka terbesar yang di dapat, Penyebabnya justru menjadi m...