[]
.
.Ruang dokter kandungan. disini Seokjin berada, melakukan banyak rangkaian tes kesuburan untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa tubuhnya siap untuk menjadi ibu.
Di usianya yang baru memasuki 27 tahun, dia menginginkan seorang anak. aneh?? memang. tapi Seokjin sangat suka dengan anak anak, ketika dia melihat anak anak rasanya ingin sekali dia memiliki satu, melihat teman teman nya memamerkan foto bayi bayi mereka di sosial media, melihat iklan produk untuk bayi di televisi dan melihat banyaknya pernak pernik bayi yang berjejer imut di mall tempat dia belanja rasanya benar benar ada sesuatu yang membuncah di hatinya, dia ingin memiliki anak, memiliki bayi yang iya gendong semalam suntuk, bayi yang menangis ketika ia tinggal memasak, bayi yang ia pakaikan sepatu mungil ketika akan jalan jalan sore, membayangkannya saja sudah membuat sisa hari Seokjin jadi ringan.
Seokjin juga rutin pergi ke panti asuhan ketika akhir pekan,menjadi donatur tetap sekaligus menjadi relawan memasak untuk anak anak tiap malam minggu dan minggu pagi, dia akan memasak daging banyak banyak serta membawa lusinan cake atau belasan toples cookies untuk di anak anak di panti itu, Seokjin juga disukai anak anak karena suka pembawaan nya yang ceria, ramah, banyak tersenyum, serta punya hobi membacakan dongen.
Kesukaan nya pada malaikat malaikat mungil itu membuatnya ingin memiliki satu yang benar benar akan dia urus dan dia jaga, sayangnya salah satu syarat untuk mengadopsi anak di negaranya itu adalah sudah menikah atau sudah bercerai, dan dia tidak bisa melakukan adopsi karena itu.
Kalau begitu kenapa tidak menikah saja? lalu punya anak sendiri dengan pasangan nya?
Sayangnya menikah adalah hal yang Seokjin takuti sepanjang umurnya, baginya menikah adalah momok paling menakutkan dari pada phobianya terhadap lubang kecil kecil (trypophobia) yang bisa membuatnya gemetar, jatuh lemas dan tidak memiliki nafsu makan paling tidak seminggu penuh setelah melihatnya.
menikah itu seperti kita akan menyelam kedalam ngarai yang dalam di dasar lautan. intinya menikah itu sesuatu yang semu. Buram. gelap. meski banyak pasangan yang mengaku bahagia karena menikah. tapi baginya tidak. Serius Seokjin takut menikah.jadi, karena itulah dia disini, menjalani serangkaian tes yang menunjukan bahwa dia sehat. subur.
Dan siap di buahi."apakah Seokjinssi ingin melakukan bayi tabung?? kami memiliki lebih dari cukup untuk donor sperma dari banyak dominan yang sehat"
Seokjin tersenyum lalu menggeleng pelan.
" tidak dokter, aku tidak mau melakukan nya,, aku juga ingin bersenang senang dulu, memilih sendiri ayah dari anakku nanti. kalau begitu sekian untuk hari ini dokter. terimakasih dan tunggu saja kabar selanjutnya "
" ya sama sama mari.."
[]
Hampir tengah malam. Sebuah club malam. di salah satu stool bar dia berada. menyesap wine nya dengan khidmad. kepalanya di gelengkan senada dengan musik yang mengalun keras. kerlap kerlip lampu di tengah lantai dansa membuat kepalanya makin pusing. banyak wanita Sexy berbaju minimalis yang memamerkan body yang sudah di poles maximalis disana mengedip manja, menyentuh bahunya, tersenyum seduktif sengaja menggoda karena pria yang sedang duduk menikmati minuman nya itu bukan tipe yang akan di acuhkan wanita. serius, tampan. meski wajahnya tidak setampan aktor drama yang kadar ketampanan nya tidak manusiawi. tubuh kekar yang tegap, lengan yang berotot, perawakan yang tinggi menjulang serta pakaian yang sudah terlihat mahal bagi orang yang paham fasion jelas dia idaman. Tampan. sexy. kaya. woah malam yang Cerah sebenarnya, sempurna untuk mencari partner satu malam yang panas untuk pekan ini.
Memalukan sebenarnya jika dia bilang kalau dalam hampir sebulan ini dia tidak mendapatkan pelepasan sama sekali, bahkan untuk sekedar memanjakan kejantanan nya dengan lubricant dan tangan. dia tidak punya waktu, terlalu sibuk dengan project yang digarap oleh perusahaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiden Baby
FanfictionDi usianya yang baru 27 tahun, Seokjin menginginkan anak untuk di asuhnya, kepalang gemas dengan para temannya yang sudah memiliki anak, dia juga ingin punya tapi enggan untuk menikah.