Kedatangan Eyang yang penuh misi

7K 635 16
                                    

Eyang yang kini menetap di Kediri, tiba-tiba datang ke Jogja di saat hari libur lebaran telah habis, dan aktivitas ku di kampus telah di mulai.

Yang kukira beliau datang untuk berlibur atau sekedar mengunjungi para cucunya yang berada di Solo dan Jogyakarta, ternyata salah.

Seketika aku menyesal karena suka sekali tak menjaga bicara ku, menanggapi semuanya dengan santai dengan bercandaan.

Ketika aku masuk kedalam rumah yang bagiku sangat familiar itu, karena pernah tinggal disini dua tahun dan seringnya aku berkunjung kesini, sekedar menumpang makan atau bermain di saat hari libur tak ada acara dengan teman-teman ku.

"Tapi Sheza itu kakaknya Shezi"

Menyebutkan namaku dan adiku, tentu saja membuat ku semakin penasaran.

"Kalau orang Jawa itu pamali, inget si Dina enggak?"

Suara eyang uti masih terdengar, dan semakin jelas ketika kaki ku melangkah menuju ruang tengah yang berada di samping taman.

"Sheza punya pacar eyang"

Itu suara adik kembar ku yang ternyata datang bersama eyang dari Solo.

"Assalamu'alaikum"

Salamku membuat mereka semua terhenti membahas namaku dan kompak menjawab salam.

Pembahasan tidak berlanjut, tante Galuh yang berada di dapur menyiapkan makan malam, mempersilahkan kami semua untuk makan bersama.

Dan panggilan suara dari bunda di ponsel eyang yang berada di depanku, membuat eyang menerima panggilan itu sedikit menjauh.

"Siapin hati Lu ya"

Shezi berbisik di sampingku, dan aku sudah sangat tahu apa yang di maksud nya, pasti mengenai pembahasan mereka.

Tanpa kujawab Shezi, kami melanjutkan untuk menikmati makan malam di meja, masakan tante Galuh yang biasanya bisa membuat ku kalap jika sedang berdiet kini rasanya begitu hambar di mulut.

Dan benar saja, setelah makan malam kami semua berkumpul di ruang tengah, dengan suasana yang dibuat santai tapi serius, om Panji mengawali pembahasan nya.

Aku yang duduk di karpet bulu depan televisi, bersandar pada sofa berpura-pura memainkan ponselku, karena beliau belum menyebutkan namaku, masih sebatas basa basi pembukaan obrolan.

"Dengerin tuh"

Shezi yang tak jauh dari tempat ku, menyenggol ku dengan kakinya.

"Sheza om tidak bercanda, kemarin pas lebaran itu om serius ketika menawarkan sebuah hubungan dengan orang tua mu"

Aku mendongak menghadap orang tua yang duduk pada sofa, dan laki-laki yang di tawarkan akan menjadi suamiku pun duduk di samping eyang dengan diam.

"Besok eyang sama om Panji dan tante Galuh mau ke Jakarta, ketemu ayah bunda kamu"

Kali ini eyang kakung lah yang bersuara, aku masih diam membisu, bagaimana aku tidak pernah berpikir untuk menikah dengan saudara sendiri, meskipun kami tak terikat dalam satu darah tetapi kedekatan keluarga kami sudah selayaknya saudara kandung.

Kuhembusakan nafasku kasar, pikiranku begitu banyak kata ini itu yang tentunya begitu mengganggu ku.

"Shezi akan menikah, dia adik kamu, eyang ada trauma di masa lalu_"

Kalimat eyang terhenti, beliau menginggat kisah masa lalu kedua putri kembar nya, yang mana almarhum bunda Aca atau ibu kandung bang Saka, dan juga bunda.

Cerita gadis kembar yang tak selalu selamanya sama, begitu pun dengan jodoh dan takdir keduanya, tetapi rasa trauma orang tua mau di kata bagaimana lagi.

Tante Galuh berpelukan dengan eyang putri, beliau menangis bersama, karena para orang tua lah yang mengerti keadaan masa lalu, dan kami sebaga anak muda hanya pernah mendengar cerita itu.

Pesan dari kekasih ku, Rio tak lagi kubalas, aku lebih memilih untuk diam menikmati suasana yang bagiku ini membingungkan.

Laki-laki yang biasanya akan menggoda ku, menyuruhku ini itu karena aku memang telah di anggap adik nya sendiri, kini juga hanya terdiam bahkan menatapku pun enggan.

Kuusap wajah ku kasar, benar-benar ini berita yang tak kuinginkan.

Di dalam keluarga ku selama ini selalu demokratis, bahan menentukan pendidikan pun kami semua di bebaskan, bahkan adik bungsuku kini masuk ke dunia militer, tak dunia kesehatan seperti kebanyakan keluarga kami, tau dunia bisnis.

Tetapi kali ini untuk jodoh, pasangan yang akan menemani ku seumur hidupku, para orang tua itu memilihkan, bahkan pilihan itu tidak ada.

Aku bangkit dan meninggalkan ruang tengah, menuju kamar mandi yang berada di samping dapur, kucuci wajahku, rasanya ingin menolak itu dan menangis, akan tetapi begitu sulit untuk mengekspresikan ini semua.

Di saat kubuka pintu kamar mandi, lelaki yang akan di jodoh kan dengan ku telah duduk di kursi meja makan.

"Ndel"

Mas Danar, iya dia lah yang akan di jodohkan dengan ku, putra kedua dari pasangan om Panji dan tante Galuh, yang seorang dokter gigi yang sedang mengamati spesialis bedah mulut, dan selalu memanggil ku ndel-endel dalam bahasa Jawa yang berarti si centil.

"Mas, gimana? Ayo kita kompak nolak ini"

"Aku nggak bisa melawan mama, surga dan restu ku semua ada di mama"

Memang benar mas Danar tipe putra yang sholeh, menurut akan semua yang di katakan oleh tante Galuh, bahkan ketika dahulu memiliki pacar dan sang mama tak suka, pasti mas Danar akan memutuskan hubungan cinta nya.

"Mas, Eca ada pacar"

"Aku juga ada"

Tetap saja santai menanggapi masalah besar seperti ini, dan masih saja membuatku emosi meskipun tak sedang membully ku, dan apakah semua nya tega membuatku hidup selamanya bersama dia, bahkan selama ini saja aku sudah tak kuat, dan memilih tinggal di apartemen kakak ku dari pada satu rumah denganya.

"Lah malah sudah berduaan ini anak, nih di cariin Rio"

Shezi masuk kedalam ruang makan memberikan ponsel miliknya, yang telah terhubung dari teman kuliah nya, yaitu kekasihku.

"Hallo yang"

Sengaja kuperkeras memanggil Rio sayang di depan mas Danar, biar dia tahu jika aku memiliki seseorang yang kucintai.

Tetapi rasanya aku malu sendiri, entah kenapa yang sebelumnya aku bermesraan dengan Rio di depan mas Danar terasa biasa saja, bahkan dahulu aku sering ikut mas Danar ke Solo demi bertemu Rio bukan untuk bertemu saudara kembar ku, akan tetap kali ini entah kenapa merasa begitu sungkan.

"Biasa aja kali"

Disaat aku yang bermanja pada Rio, mas Danar juga tetap seperti biasanya mengejekku yang katanya lebay, dan meluku kepalaku sebelum pergi meninggalkan meja makan.

Tbc

Jodoh Dentist (Tersedia Lengkap Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang