Tiga Puluh Dua

4.7K 572 41
                                    

Warning!! 🌚🌚

Di chapter ini terdapat hal-hal berbau bulan nyaris gosong. Gak terlalu gosong juga sih, tapi buat temen-temen yang sekiranya gak suka sama hal yang seperti itu, bisa langsung di skip aja ke chapter selanjutnya yaa.. Hari ini aku double up kok, jadi kalian bisa langsung cuss aja ke chapter selanjutnya🥳🥳

Oh iya, buat temen-temen yang suka sama ceritaku bisa tolong vote dan komen juga yaa. Kalo masih males ngetik buat komen, gpp. Aku minta vote nya aja, biar aku lebih semangat nulis, dan supaya kualitas tulisan aku jadi makin meningkat juga. Makasihhh😚😚💜💜

Selamat membaca💋💋

Selamat membaca💋💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lagi. Dan lagi.

Sudah selama beberapa bulan mereka menjalin hubungan, tapi tetap saja Lisa selalu dibuat kaget dengan segala hal yang berhubungan dengan cowok yang sekarang tengah sibuk menguras isi lokernya.

"Ah, setan!" pekiknya.

Batin Lisa terkekeh geli, ternyata dia pandai mengumpat juga.

"Ini kenapa Jeil bisa lupa sih?"

Gerutuan darinya itu tak akan ada yang menimpali, karena memang sang topik utama tengah sakit.

Iya, Jeil sakit. Sudah dua hari Jeil absen, dan mungkin sekarang bukan hanya badannya saja yang panas, tapi telinganya juga. Karena sedari tadi Jungkook sibuk mengumpati cowok tinggi itu.

Dan karena Jeil sang asisten sekaligus tukang pembersih lokernya itu tengah tidak ada, jadi mau tak mau Jungkook harus membersihkan seluruh isi loker miliknya itu sendirian.

"Perlu bantuan?"

Oke. Jungkook kaget sekarang, ia kira itu suara hantu.

Sungguh, ia mengira begitu. Karena memang sekarang sudah hampir pukul enam dan sebagian besar murid sudah meninggalkan sekolah. Bahkan ia sempat beberapa kali mengumpati tumpukan cokelat di hadapannya ini, karena telah membuatnya sibuk bukan main sampai ia telat pulang juga.

Tanpa menghentikan kegiatannya, Jungkook menoleh. "Kenapa belum pulang? Bukannya tadi mau bareng Tana ya?" tanya nya balik. Karena memang setahu dia gadisnya itu akan pulang bersama Tana hari ini, tentu saja karena Lisa sendiri yang memberitahunya ketika mereka makan siang tadi.

"Gak jadi, dia hari ini mau fitting baju buat prom night." jawab Lisa.

Jujur saja, dia sedang malas menemani Tana yang sering rewel jika sedang dalam tahap pilih memilih baju. Dan untung saja Reza akan bersama cewek itu, jadi dia tidak perlu susah payah menolak. Lagi pula cewek itu pasti akan mengganti lagi baju yang ia pilih kali ini saat nanti prom night sudah dekat, karena Tana memang seperti itu. Selalu plin plan, apalagi itu adalah sesuatu yang berhubungan dengan penampilannya.

Lili Closet Film ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang