Bab 32 🕊

1.9K 339 19
                                    


The Tale of Black Swan

Sihir hitam milik Aiden dapat di rasakan oleh para pengguna sihir di mansion, terutama Duke Louis yang kini menemukan Felix tergeletak tak berdaya.

"Mereka menuju... taman labirinㅡ Duchess Aniensis membawa Duchess Aelin kesana," Felix menolak untuk di bawa ke mansion, ia tahu ibu tirinya akan bertindak cepat agar bisa menyerang kekaisaran malam ini juga.

Mendengar itu, Duke Louis dengan berat hati meninggalkan Felix yang masih tak berdaya karena energinya terserap sihir hitam tadi.

Kini Duke Louis mengikuti arah kelopak bunga mawar yang membawanya menemukan belati perak dengan ukiran bunga mawarㅡ belati milik Duchess Aniensis terdahulu yang di hadiahkan oleh Aelin ketika pertama kali bertemu.

✦ ˚ . * ✦

Pengaruh racikan bubuk itu hanya sebentar. Ketika Aelin tersadar, ia dengan cepat membebaskan diri dari Duchess Aniensis dan berlari tak tentu arah di dalam labirin tersebut.

"Aiden!"

Aelin jelas panik. Dirinya tak tahu dimana jalan keluar, atau keadaan Aiden saat iniㅡ kepala Aelin penat karena memikirkan keduanya.

"Mom? Mom!"

Aelin segera menoleh dan mendapati Aiden di belakangnya dengan nafas berderu. Anak laki - laki itu langsung menarik jemari sang ibu dan berlari keluar dari labirin menuju lahan kosong yang menjadi pembatas akhir kediaman Keluarga Endelion dengan kota di duchy Duke Louis.

"Aiden, kita harus kembali dan memberi tahu bahwa Duchess Aniensis yang harus," Kalimat Aelin terpotong begitu sadar Aiden menatapnya dingin dengan seringai kecil.

"Aiden?"

Aelin menggelengkan kepalanya, saat itulah ia sadar bahwa yang sedari tadi ia ikuti bukanlah Aiden, melainkan Duchess Aniensis.

Aelin mencoba melepaskan diri, tetapi Duchess Aniensis mencekik leher Aelin dengan kuat lalu menghempas tubuhnya hingga terguling diatas tanah.

Tetapi kesakitan itu kalah ketika jantung Aelin terasa di remat dengan kuat dan setiap inci kulitnya tergores oleh duri yang tajam.

"Akh! Hahㅡ tolong!"

Duchess Aniensis menoleh kearah pintu keluar labirin. Senyumnya lekas merekah begitu melihat Aiden yang menatapnya nyalang penuh kemarahan.

Tetapi Duchess Aniensis tak berhenti sampai disana. Dirinya menarik kuat rambut Aelin hingga membuat wanita itu mendongak dengan teriakan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Berhenti!"

"Aidenㅡ Aiden pergi!" Lirih Aelin.

Duchess Aniensis kembali mencekik leher Aelin, namun juga memberikan sihir hitam di tubuhnya untuk memperkuat rasa sakit yang sudah ada.

Pandangan Aelin memburam, kenangan lama sebagai Yerin perlahan melintasㅡ kenangan pahit dimana ia selalu ingin mati saat ituㅡ menyesakkan dadanya bagaikan mimpi buruk dan Aelin tak bisa untuk bangun dari itu.

"AKU BILANG BERHENTI!"

Manik mata Aiden berubah bagaikan batu safir dengan warna lautan terdalamㅡ gelap dan tanpa cahaya yang bisa menembusnya.

Begitu mendapatkan hal yang dinantikan, Duchess Aniensis lekas menjatuhkan tubuh Aelin yang tak berdaya dan mengarahkan tangannya kepada Aiden sebelum anak laki - laki itu berlari dengan kencang untuk menyerang siapapun di hadapannya menggunakan pedang yang ia genggam.

"Posseduto!"

Tubuh Aiden terhempas hingga menabrak tumbuhan lebat yang menjadi dinding membentuk labirin.

"Hahaha! Aku akan menjadi empress pertama yang memerintah kekaisaran ini!"

✦ ˚ . * ✦

Suara tawa dari ketamakan itu terdengar hingga kedalam labirin, dan semuanya sesuai dengan dugaan Duke Louis yang masih mengikuti kemana kelopak bunga mawar mengarahkannya.

Seakan Aelin memberinya jalan untuk menyelamatkan mereka dari wanita gila yaitu Duchess Aniensis.

Duke Louis menatap pedangnya, pedang yang akan menjadi sejarah baru karena membunuh pemberontakan terbesar abad ini.

Begitu kakinya melangkah keluar labirin, sosok Aiden yang tengah berdiri dengan tatapan kosong tetapi warna matanya sudah berubah dan Aelin yang terbujur kaku dengan isak tangis menatap kearag Aiden dan memanggilnya.

Duchess Aniensis langsung menatap tajam Duke Louis. Ia menjentikkan jarinya dan beberapa detik kemudian sekumpulan orang berkerudung hitam datang dengan teleportasi dan kini menghalangi jalan Duke Louis.

"Kau membunuh semua black mage, tapi tidak dengan anakmu? Egois!" Duchess Aniensis berteriak dengan lantang.

Duke Louis tak menggubrisnya dan langsung menyerang orang - orang tersebut.

Mata Aelin ingin terpejam, tapi dirinya takut apa yang terjadi jika ia memejamkan mata. Di sisi lain Aiden sudah tak nampak seperti dirinya sendiri.

"Aiden," Lirih Aelin.

Tatapan Aelin beralih kearah Duchess Aniensis yang masih menatap tajam pertempuran di hadapannya. Dengan perlahan Aelin mencoba merangkak dan menggenggam jemari Aiden.

Namun tubuh Aelin langsung gemetar ketakutan begitu mendapat tatapan tajam penuh rasa kebencian dari manik mata Aidenㅡ tatapan yang sama ketika Yerin di perlakukan buruk oleh keluarga bibinya.

Aiden menepis tangan Aelin dan kini setengah bersimpuh di hadapan wanita itu dengan tatapan tajamnya yang berhasil mengunci pergerakan Aelin.

Aelin tercekat begitu Aiden mencekiknya dengan kuat. Air matanya berlinang begitu saja mendapat perlakuan yang tak pernah ia bayangkan bahwa Aiden akan melakukannya.

Namun sebuah tangan berhasil melepas cekikan pada leher Aelin dan membuat wanita itu bernafas tak teratur.

Sebelah tangan Duke Louis memeluk Aelin dan sebelah tangannya yang menggenggam erat sebuah pedang yang kini mengarah pada Aiden.

"Dia bukan Aidenㅡ maksudku," Aelin tampak panik begitu menyadari Duke Louis mengayunkan pedangnya tepat kearah leher Aiden.

Aiden berdiri secara perlahan, tak merasa getar dengan pedang yang mengikuti gerakannya. Matanya kini menatap tajam Duke Louis.

"Aelin pergi lah."

"Tidak! Aku tidak bisaㅡ awas!"

Aelin langsung menunduk dan Duke Louis lekas menangkis serangan dari Aiden.

"Kau benar - benar akan membunuh orang tuamu, ya?"

Tak ada sahutan, tapi Duke Louis juga tak bisa bermain lembut saat ini. Karena jika Aiden semakin mudah di kendalikan, maka kekaisaran akan kalah dengan kelompok pemberontak.

Tak ada cara lain selain melawan Aiden dengan pedangnya sendiri.

Tak ada cara lain selain melawan Aiden dengan pedangnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Open The Next Page With Vote

p.s : keasikan baca manhwa sama fanfic dramione sampai lupa update ㅠㅠ

𝕋𝕙𝕖 𝕋𝕒𝕝𝕖 𝕠𝕗 𝔹𝕝𝕒𝕔𝕜 𝕊𝕨𝕒𝕟 [ Taerin ft. Yeonjun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang