A.N.E.H?
Itulah yang Aldo rasakan saat ini begitu melihat bosnya yang sedaritadi tersenyum seperti orang kurang waras, sejak datang ke kantor sampai sekarang bosnya itu juga keluar masuk ruangannya dan melihat kearah meja pegawai yang dari semalam sudah di pesan untuk di siapkan hari ini.
Emang siapa yang mau jadi pegawai baru, sampai bosnya sesenang ini?
"Nanti kalau sudah tiba, kasih tau saya" ujar Javas, lagi. Sedaritadi bosnya selalu ngomong begitu padanya "iya pak" jawabku mulai malas.
Aldo melihat kearah jam, sudah pukul delapan 'Pegawai baru mana yang bisa semen-mena begini datengnya? Ini pasti pegawai spesial, sangking spesial sampai ditungguin begitu kedatangannya'
"Permisi"
Wih cantik!
Aldo bangun dari duduknya, menyambut kedatangan seorang wanita manis nan mempesona "iya, ada yang bisa saya bantu?" Jawab Aldo dengan terus memandang kagum.
Wanita itu tersenyum sebelumnya "saya Putri, bisa bertemu dengan Javas ?" Ungkapnya.
Pasti ini nih orangnya!
Aldo mulai paham sekarang, pasti gak salah lagi, orang ini yang pasti di tunggu kedatangannya oleh Javas, bos tampan dan rupawannya itu.
Pantes aja ditungguin, orang cakep!
Aldo tersenyum tipis setelahnya "Mohon ditunggu" ujarnya, seketika dia merasa gagal dalam perang, gak mungkin lah saingan sama bos, apalagi bosnya kayak Javas. Ibarat main layangan, layangan di tuh udah gelap duluan, nyusruk di atas pohon.
"Ada yang bertemu bapak, namanya Putri"
Dengan penuh sesak di dada dia menutup telepon itu dan mempersilakan wanita bernama Putri itu untuk masuk ke ruangan Javas.
Tapi gila juga ya bosnya, udah punya istri tapi.... Yasudah lah, kerja aja lu mah Do!
***
Sekar turun dari busway tepat di depan gerbang gedung yang sudah di sewa, dia dan segenap rekan-rekan panitia hari ini sudah harus mendekorasi tempat itu karena besok pagi, panggelaran pesta sastra akan berlangsung.
"Semangat-semangat!"
Erlangga berjalan membuka gerbang setelah memberikan semangat untuk kami semua, dia yakin pasti hari ini akan begitu melelahkan, bahkan panitia laki-laki ada yang sampai harus menginap di gedung ini, agar semua bisa terkontrol dengan baik.
Tentu saja itu idenya si perfectionist Erlangga!
"Sekar tolong nanti Lo dekor panggung ya, ajak yang lain juga" ujar Rahma, panitia yang juga ikut serta hari ini.
"Oke oke" jawab Sekar dan langsung tancap gas mengambil peralatan dekor.
Panggungnya besar banget dan dia harus mulai dari mengepel lantainya sebab ini bener-bener super berdebu "Lo cek bangku buat juri aja, ini biar gue yang urus" ucap Sekar kepada rekan satu timnya.
Sekar mulai menyapu lantai panggung yang besar itu, berdua dengan Laras orang juga menjadi panitia.
"Ini, kapan di pasang ?"
Sekar menatap kaki panjang yang menghampirinya, dia mendongakkan kepalanya dan terlihat Erlangga, pria es itu sedang memegang kain untuk penutup layar "apa ?" Tanya Sekar linglung.
"Ini... Kapan di pasang ?" Tanyanya lagi, tentu saja dengan tatapan super super datar yang nyebelin.
"Mau sekarang ?" Sekar malah balik bertanya, dia berhenti menyapu lantai "Kamu sudah selesai itu ?" Erlangga melirik sapu ijuk yang Sekar telantarkan begitu saja.