Bonus Chapter

4.8K 308 31
                                    

Siapin hati kalian ya.....
Jangan lupa vote juga 😊😊
Sorry for typo 😉😉

---------------------------------------

Happy reading

*
*

Tak terasa waktu berlalu sangat cepat. 7 tahun telah berlalu, banyak sekali hal yang berubah. Termasuk keluarga Galileo, tak besar sih perubahannya. Hanya anak-anak yang sudah bertambah dewasa dan juga sudah menggapai impian masing-masing.

Seperti pemuda ini, sosok dengan ekspresi dingin selayaknya es. Tak berubah sedikitpun sejak dulu. Dia berdiri di tempat yang sudah lama tak ia kunjungi. Mungkin hampir 6 tahun lamanya. Ada perasaan menyesal dan rasa bersalah yang bersarang di hatinya ketika melihat tempat di depannya. Dan mungkin perasaan itu akan terus ada untuk selamanya.

Laki-laki itu berjongkok, di depan sebuah makam. Tangannya terulur mengusap nisan yang bertuliskan seseorang yang sangat berarti di hidupnya. Rafael Givaldo Mahendra, begitulah yang tertulis di nisan itu. Dan dia, Rakana Devano Mahendra. Raka kembali mengunjungi makam kembarannya setelah bertahun-tahun lamanya.

Bukannya Raka sengaja. Ah, sekarang ia benar-benar menggunakan nama itu, Raka. Raka baru saja menyelesaikan pendidikannya dan berhasil meraih cita-citanya. Atau, lebih tepatnya cita-cita yang ingin Rafa raih. Raka ingat dulu adiknya itu ingin sekali menjadi seorang dokter. Rafa bilang dia ingin menolong dan mengobati banyak orang. Mulia bukan? Perkataan anak kecil memang sangat murni dan mulia. Dan Raka berhasil mewujudkan keinginan Rafa. Walau Rafa tak berhasil meraihnya sendiri, tapi lewat Raka pun tak masalah kan. Rafa pasti bahagia di sana.

Pikirannya menerawang, mengingat kembali wajah polos dan ceria Rafa waktu masih kecil. Yang sering bermanja padanya. Yang sering meminta ditemani waktu tidur di malam hari. Rafa yang sangat menyukai gugusan kerlap-kerlip bintang di langit. Yang kini justru ikut menjadi bagian gugusan bintang itu.

Raka ingin menangis saja saat ini. Namun, ia berusaha menahan air matanya agar tak terjatuh. Bahkan setelah bertahun-tahun, rasa sakit akan kehilangan Rafa masih belum sepenuhnya hilang dari hatinya. Raka rindu, rindu sosok Rafa. Raka menyesal karena tak banyak waktu yang mereka habiskan. Raka menyesal sempat bertengkar dengan Rafa waktu itu. Tanpa dirinya tau kalau itu adalah pertemuan mereka yang terakhir sebelum tragedi itu terjadi.

Raka menunduk, tak mampu lagi menahan laju air matanya. Akhirnya dirinya terisak. Rasanya sungguh sakit, sakit yang menyiksa. Kedua tangannya terkepal kuat. Namun, tiba-tiba seseorang menepuk pelan pundaknya. Raka menoleh, dan mendapati sosok lelaki yang lebih muda darinya.

Tengah tersenyum teduh padanya. Seakan mengatakan tak apa, semuanya baik-baik saja. Sosok yang menjadi penguatnya selama 6 tahun belakangan. Sosok yang terlihat lemah namun memiliki hati sekuat baja. Sosok yang paling Raka sayangi dalam hidupnya.

"Kak Raka. Jangan sedih, Kak Rafa gak bakalan suka kalau Kakak seperti ini. Aku yakin Kak Rafa sudah bahagia sekarang. Dan Kakak juga harus bahagia," ucapnya. Raka malah memandangi sosok itu. Air matanya kian deras.

Ia beringsut memeluk tubuh itu. Sesekali mengucapkan maaf dan terimakasih. Tangisnya belum reda. Sosok itu balas memeluk yang lebih tua darinya erat.

"Makasih, makasih kamu masih mau bertahan buat Kakak, Ken." Sosok yang dipanggil Ken, atau Kenzie Aditya Galileo itu tersenyum manis. Lalu, menganggukkan kepalanya. Kenzie sendiri juga ikut berterima kasih kepada Tuhan. Karena masih memberikannya kesempatan lagi untuk bersama keluarga yang ia cintai. Mereka berdua sama-sama bersyukur.

Kenzie (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang