Waktu untuk Diam

118 15 0
                                    


      Jam pelajaran terakhir baru saja dimulai, jam mata pelajaran matematika lanjutan dari satu jam mata pelajaran matematika sebelumnya. Suasana kelas telah hening sepanjang mata pelajaran matematika sejak jam pertama itu dimulai. Semua murid hanyut dalam rumitnya rumus-rumus yang menari-nari di benak mereka dan menuntut untuk dimainkan. Keheningan suasana dalam kelas mendadak berubah saat seorang murid perempuan yang duduk dua baris dari deretan paling pinggir tiba-tiba saja berteriak histeris. Ruang kelas yang semula hening dalam konsentrasi belajar kini jadi penuh kegaduhan.

      Guru matematika ikut terkejut dan segera bertindak cepat, menghentikan pelajarannya dan menghampiri murid perempuan tersebut untuk berbuat sesuatu yang sekiranya dapat membantu menenangkannya. Satu kejadian aneh yang jarang bahkan baru pertama terjadi dalam ruangan itu. Namun apa pun itu sepanjang tidak mendidik sebaiknya memang segera dihentikan karena telah menganggu aktifitas belajar.

      Pedro dan beberapa murid yang berani segera ikut menghampiri guna membantu menenangkan murid yang kesurupan itu. Satu niat baik walaupun disadari mereka tak cukup memahami fenomena yang di luar akal sehat apalagi untuk bertindak cepat melakukan sesuatu yang bisa menghentikannya. Sangat disayangkan tak satu pun dari mereka yang cukup mengetahui caranya dan mau melakukan sesuatu guna menyelesaikan kesurupan itu.

      Guru matematika dan murid-murid itu harus bergelut dengan dunia lain yang kurang mereka pahami. Guru matematika itu segera memberi pengarahan singkat pada murid-murid yang hendak membantunya. Setelah itu guru itu hanya bisa berbuat sebisanya untuk membantu menenangkan dan menyadarkan murid yang kesurupan itu dengan cara mengucapkan kata-kata bijak guna bantu mengingat murid itu dengan Sang Pencipta. Sementara Pedro dan beberapa murid sesuai arahan guru matematika, hanya bisa membantu dengan cara memegang tangan dan bahu murid yang kesurupan itu untuk menahan agar tidak banyak bergerak terlalu keras. Beberapa murid hanya berdiri dalam kebingungan, selebihnya dalam kecemasan yang melanda murid yang lain hanya bisa duduk gelisah di tempat masing-masing. 

      Kessa sangat terkejut menyaksikan kegaduhan di siang hari itu. Saat semua orang yang berada di dalam kelas itu masih merasa sangat cemas dan begitu ketakutan menyaksikan murid perempuan itu tidak juga sadar dari kerasukan, Kessa tetap duduk tenang bersama Ayana. Mereka belum mau beranjak dari tempat duduknya. Mereka belum tertarik untuk menyaksikan lebih dekat kegaduhan itu. Mereka cukup puas menyaksikan murid perempuan yang kesurupan dan semua usaha orang-orang yang menolong dari sudut tempat duduknya yang berada tiga deretan dari tempat itu.

      Guru matematika itu tampak cukup kewalahan mengatasinya, usahanya tak juga membawa hasil. Murid perempuan itu masih saja menunjukkan gerakan merontah dan berteriak mengoceh ke sana kemari tidak jelas arahnya. Merasa tak sanggup mengatasinya, guru matematika itu lalu menyuruh seseorang untuk pergi mencari bantuan. Tak menungu lama, seorang murid laki-laki segera lari keluar kelas mengikuti perintah itu guna mencari bantuan.

      Merasa sedikit terganggu dengan kegaduhan itu, akhirnya Kessa beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri murid perempuan yang masih berteriak histeris. Kessa bermaksud hendak menyaksikan murid perempuan itu. Murid perempuan itu merontah dalam eratnya pegangan beberapa murid laki-laki yang coba menahannya, kedua matanya melotot begitu melihat kehadiran Kessa dan gerakannya semakin kuat merontah.

      “Aku akan tetap mengusik, Kau!” seru murid perempuan dalam teriakan kesurupan dan dengan pandangan yang mengarah ke Kessa.

      Pedro dan beberapa pasang mata murid yang melihat kejanggalan itu segera menengok ke arah Kessa. Sementara itu Kessa hanya berdiri saja, menyaksikan kejadian tak lazim yang dipertunjukan di siang hari. Kessa benar-benar tak menyangka bahwa kejadian itu dipertunjukkan untuk dirinya. Kessa sedikit terkejut menerima seruan itu dan hanya mundur selangkah guna menghindari sesuatu lebih mengerikan yang mungkin bisa saja terjadi. Kessa tak mau memperparah keadaan.

Unlucky GiRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang