Savior

810 85 2
                                    

"Untuk kamu yang merasa lelah dengan hidup. Untuk kamu yang merasa putus asa dan menyerah".

.Sedikit reminder dariku untukmu.




Sedikit reminder dariku untukmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Entah bagaimana Jisoo bisa ada disini. Diatas jembatan dengan gaun merah muda yang berterbangan karena tertiup angin kencang. Berdiri di pinggir jembatan sambil meremat pembatas jembatan dengan kuat. Menyalurkan rasa sakit yang ia rasakan beberapa tahun belakangan ini.

Mungkin orang yang sedang kalut dan sakit hati lebih baik tidak berdiri di pinggir jembatan seperti ini. Dan itu tepat sekali.

Sudah sekitar setengah jam Jisoo berdiri di sana menikmati angin yang berhembus keras serasa menampar wajahnya. Dengan helaian rambut yang berterbangan seakan-akan menghapus air matanya yang mengalir.

Deru air yang mengalir deras seakan memanggil Jisoo untuk jatuh dibawahnya, masuk kedalamnya melepas semua beban berat yang ia rasakan saat ini bersamaan dengan dirinya yang jatuh melawan gravitasi bumi. Rencana yang bagus, pikir Jisoo. Ia tak tahan lagi menanggung semuanya.

Keluarga, percintaan, pertemanan, hidup, masa depan, masa lalu semuanya begitu menyesakkan, begitu berantakan untuk Jisoo. Kehidupan masa muda yang selalu dibanggakan oleh teman-temannya tidak Jisoo rasakan. Seperti apa rasanya bahagia dimasa muda? Jisoo tidak tahu itu, ia tidak merasakannya sama sekali.

Hatinya seolah mati rasa. Hatinya sudah dirusak oleh orang-orang yang Jisoo percayai, yang Jisoo cintai, yang Jisoo sayangi. Apa yang ia dapat? Tidak ada. Hanya rasa sakit.

Depresi.

Stress berat.

Anxiety.

Overthinking.

Jujur Jisoo lelah. Kapan semua ini berakhir? Ia tak tahu. Maka dari itu ia ingin mengakhiri semuanya. Bahkan ia sudah lelah untuk menangis. Sepertinya stok air matanya sudah habis.

Jisoo menghela nafasnya melihat matahari yang menghilang dibalik pegunungan. Seakan tidak peduli dengan keadaan Jisoo yang menyedihkan. Sama saja seperti yang lainnya, tidak ada yang peduli, mungkin Tuhan pun tidak, kan?

Matanya terus menatap air sungai yang gelap. Terlihat begitu dalam. Cocok mengubur dirinya beserta beban hidupnya. Ia ingin ini.

Haruskah?

Jisoo tidak yakin sebetulnya, tapi disisi lain ia sudah muak dengan kehidupan. Maka ia menengadahkan kepalanya meyakinkan dirinya bahwa ini mungkin jalan yang terbaik untuknya. Semoga.

Perlahan kaki Jisoo terangkat melewati pembatas jembatan. Berdiri persis diatas air tinggal menjatuhkan tubuhnya saja semua sudah selesai. Iya, selesai.

Jisoo menghela nafasnya sekali lagi. Jika aku pergi tidak akan ada yang peduli kan? Aku tak berguna jadi untuk apa aku dicari?

Maka dengan itu ia menutup matanya rapat-rapat merentangkan tangannya lebar-lebar dan bersiap untuk menjatuhkan tubuhnya. Ia menarik ujung bibirnya membentuk senyuman tipis.

stammi piu vicino [Namjoon × Jisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang