Soft

9K 688 193
                                    

Mingyu pun menghela napasnya pasrah kemudian membalikkan tubuh Wonwoo lalu menatap lelaki itu tepat di kedua matanya.

"Won... you know what? If you are the trouble I'm in, then it won't be a trouble. 'Cause it's you... my favorite medicine."


{}


"Mingyu... bangun. Lo tidur apa simulasi mati sih?"

Lelaki yang akrab dipanggil Mingyu itu pun perlahan mengerjapkan kedua matanya ketika ia mendengar suara Wonwoo menyapa gendang telinganya. Well, setelah makan siang tadi, Mingyu meminta Wonwoo yang tengah sibuk berbaring seraya menatap layar ponsel untuk memeluknya.

Yah, tanpa berucap apa-apa Wonwoo mengiyakan permintaan Mingyu tersebut dan lelaki itu dengan senang ikut berbaring di samping Wonwoo seraya memeluk pinggang lelaki itu posesif. Namun, karena Wonwoo yang begitu sibuk dengan ponselnya dan tampak tidak menghiraukan Mingyu, ia jadi mengantuk dan berakhir tertidur.

Awalnya, Wonwoo hanya terkekeh kecil mendengar suara dengkuran halus dari Mingyu. Namun, hingga sore menjelang bahkan dari Wonwoo memutuskan untuk mandi hingga selesai pun lelaki itu tidak juga menunjukkan tanda-tanda akan bangun dan hal tersebut membuat Wonwoo kesal.

Pasalnya, lelaki itu kan harus menghadiri acara makan malam divisinya dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore.

"Kok lo udah rapih, mau kemana?" Tanya Mingyu dengan suara seraknya.

"Katanya mau ada makan malem, gimana sih?" Mingyu mengernyitkan keningnya bingung.

"Lo jadi ikut?"

"Iyalah, mana rela gue malem minggu pacar enak-enakan ngedate sama orang lain sedangkan gue membusuk bikin maket sendirian di apartemen. Gak usah ngarep menang banyak lo."

Mingyu sontak melebarkan kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman bahagia. Ia pun kemudian mendudukkan dirinya di tepi kasur tepat di hadapan Wonwoo yang saat ini tengah berdiri seraya menatapnya jengah.

"Hehehe cemburu ya?"

"Mana ada? Gak usah ngarep lo." Tukas Wonwoo sengit. Mingyu hanya terkekeh kecil kemudian membawa dirinya ke dalam pelukan Wonwoo. Lelaki itu menyandarkan kepalanya pada abdomen Wonwoo dan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang lelaki itu.

"Sampe lo remes pantat gue lagi kita put—"

"Nggak, cuma mau peluk pacar. Gak boleh ya?" Ucap Mingyu seraya mendongak menatap Wonwoo. Yang ditatap hanya menghela napasnya kecil kemudian tersenyum simpul.

"Emangnya siapa pacar lo?" Tanya Wonwoo usil.

"Wonu."

"Wonu? Siapa Wonu?"

"Wonwoo, Narendra Wonwoo." Wonwoo terkekeh kecil kemudian mengusak surai hitam Mingyu gemas.

"Gue dong?" Mingyu mengangguk lucu dan Wonwoo semakin gemas dibuatnya.

"Ehiya, tau dari mana nama panjang gue coba?"

"Apa sih yang nggak gue tau tentang lo?" Wonwoo lagi-lagi menaikkan sebelah alisnya.

"Seriuuus? Nama daddy gue siapa?"

"Gaktauu hehehe. Nama lo, gue gak sengaja liat di tugas sketsa lo waktu itu."

Keduanya terkekeh kecil dan Mingyu pun semakin mengeratkan pelukannya pada Wonwoo. Ia pun mengusakkan wajahnya pada abdomen Wonwoo yang terlapiskan hoodie putih gading milik Mingyu yang sangat ia hapal aromanya. Ia menghirup dalam aroma yang sehari-hari menyapa indera penciumannya itu sebab kali ini, aroma itu terasa berbeda.

Denialism | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang