➡...Hot News🌸

101 46 39
                                    

Happy Reading!

————————
° Sakilla

Tuhan menciptakan pundak lelaki untuk menyangga perempuan.
Dan tuhan mencipatkan tangis perempuan agar lelaki melupakan tangisnya.
Cinta itu tidak mengenal pergorbanan, jika kau merasa berkorban disitulah cintamu mulai pudar.

...


Semangkok sereal dan segelas susu sekarang sudah tertata rapi diatas sebuah meja. Selangkah demi selangkah lelaki itu mulai mendekat kearah meja dan duduk dikursi untuk menyantap sarapan paginya.

Hari ini merupakan hari kemerdekaan para murid dimana sekolah diliburkan karena warna tanggal di kalender berwarna merah.

Huft... Bosen juga kalau makan sendirian kayak gini.” Yogis menghembuskan nafasnya karena kebosanan mulai menghampiri dirinya.

Supaya meghindari kegabutan, Yogis memutuskan untuk memakan sarapannya bersamaan dengan menonton acara televisi.

Akhirnya tanpa berlama lama dia mulai meraih remot tvnya dan segera mengclick tombol power disana.

“Kon'nichiwa, Nihon de sainenshō no moderu ga totsuzen byōin ni itta tame, genzai jiko ni atte iru koto ga hōkoku sa rete imasu. Soshite, kokumin ni mottomo shōgeki o ataeta no wa, kako 3-nenkan kara shinzō-byō ni kurushinde iru Miyawaki sakilla no rekishi ni tsuite no nyūsudeshita.”

Yah masih untung Yogis paham apa yang dibilang reporter itu. Tapi berita ini bicara mengenai Miyawaki Sakilla? Wait...

“hallo, telah dikabarkan kalau model termuda di jepang kini sedang dilanda musibah karena tiba tiba saja masuk ke rumah sakit. dan berita yang paling mengejutkan publik adalah berita mengenai riwayat penyakit dari seorang miyawaki sakilla yang telah mengidap penyakit jantung sejak tiga tahun terakhir.”

Ternyata disiaran itu terdapat seorang penerjemah. Hah!? Sakilla? Sakit Jantung selama tiga tahun?

Tubuh Yogis membeku sejenak. Kenapa hatinya sakit sekali mendengar berita ini? Ada apa dengan dirinya?

Otaknya kini sudah tertuju kepada Sakilla. Yogis sangat khawatir, gimana keadaan Sakilla sekarang? Gadis itu dimana?

Tapi pesan Sakilla yang kemaren bagaimana, tanpa disadari kalau tangan yang seharusnya meraih sereal malah sekarang berganti meraih sebuah benda pipih bernama Handphone.

Telephone nggak?

Ego kalah! Sekarang bisa dilihat jemari jemari Yogis sudah memencet tombol telephone ke nomer Sakilla.

Dengan hitungan detik saja telephone itu sudah tersambung.

Telephone :

“Gis? Kamu beneran nelphone aku?” itu jelas suara Sakilla, kalau didengar dengar suara terdengar sangat sendu. Serak serak basah mendominasi membuat Yogis semakin menunjukkan rasa kekhawatiran yang tidak wajar.

“Kill? Lo kenapa nangis?” nada suara Yogis sangat berbeda sekali dengan yang lampau hari. Suara ini lebih terkesan lembut, bahkan Sakilla yang mendengarkanpun sampai menjadi jadi tangisannya.

“Gis, kamu kan sudah aku bilang kalau kamu gak usah cari dan nelphone aku. Aku gak pap kok, tenang aja”

“Tapi gue khawatir sama lo.” suara itu terdengar merajuk.

“Terlambat gis, hidup Sakilla udah bisa dihitung jari. Kan gue udah bilang ke elo, hargai Sakilla. Tapi apa respon lo? Bangsat banget lo” sekarang bukan suara Sakilla yang terdengar tapi suara dari temannya sendiri. Jaya Adiwangsa.

Sakilla ✔ || ft. Kim WooseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang