Sebenarnya malam ini Yugyeom sudah mati-matian menahan Jungkook agar tak bertemu Nam Seok. Bukan apa-apa, memang keadaan Jungkook sudah jauh lebih baik setelah minum obat dan tidur tadi. Hanya saja, Yugyeom masih khawatir kalau Nam Seok mendadak kumat. Kehilangan sang istri sepertinya juga membuat nya kehilangan separuh kewarasan. Tapi itu hal yang wajar. Seluruh penghuni Parthenon pun tahu betapa cintanya atasan mereka kepada istrinya.
"Jungkook, besok saja, ya? Ini sudah malam" ditengah basement apartemen Jungkook pun Yugyeom masih gencar membujuk.
Membuat Jungkook menurut itu kadang susah juga. Dia tidak akan mau menuruti kata-kata Yugyeom ketika dirasa dirinya sudah baik-baik saja.
"Tidak mau. Besok aku ingin kencan dengan kak Taehyung" jawab Jungkook acuh seraya membuka setengah pintu mobil. Yugyeom menahannya.
"Kencannya malam ini saja. Ku panggil kak Taehyung kerumah lagi. Bagaimana? Tadi kan kau baru main sebentar, puaskan saja malam ini. Aku tidak akan melarang, kok. Janji" ucap Yugyeom bersungguh-sungguh. Tangan kanan Yugyeom diangkat untuk membuat Jungkook yakin. Namun itu tidak berlaku. Jungkook malah berdecak gemas seraya menghela nafas jengah. Iya, Taehyung menepati kata-katanya. Sepulang bekerja tadi, dokter muda itu langsung pergi menemui sang adik di apartemen. Ah, bukan, lebih tepatnya Yugyeom. Dia benar-benar mengadakan sesi bimbingan dadakan dengan pemuda itu mengenai apa-apa saja tentang Jungkook walau sambil misuh-misuh. Jungkook sendiri sih bodo amat. Asal mereka tidak sampai membakar rumah, ya tidak masalah.
"Bagaimana kalau kau ikut saja? Jika Tuan Ryu nanti kumat lagi, kau bisa menghajarnya untukku" tawaran Jungkook yang diucapkan dengan sebuah senyuman nakal itu sekiranya menjadi akhir dari perdebatan mereka yang berlangsung selama hampir satu jam tadi.
"Deal!" Yugyeom langsung menyambar tangan Jungkook untuk kemudian ia dorong sang sahabat lalu masukkannya kedalam kursi penumpang. Sementara dirinya sendiri duduk di belakang kemudi. Seperti ini selalu terjadi. Jungkook tak akan pernah bisa menyetir kalau ada Yugyeom. Takut lecet anaknya.
.
.
Begitu sampai di markas Parthenon, Jungkook dan Yugyeom sedikit dibuat heran dengan keberadaan Xion di dekat pintu utama sambil membawa sebuah koper. Lelaki itu menyambut mereka dengan sebuah senyuman. Tak bisa melambai sebab kedua tangannya penuh barang.
"Kau sudah sehat, Eris?" sapa Xion begitu mereka berdua mendekat.
"Setidaknya jauh lebih baik" balas Jungkook sedikit mengulas senyum. Padahal tadi Jungkook bisa cerewet ketika didekat Taehyung dan Jimin, sekarang kembali ke kandangnya malah berubah jadi sok dingin. Jika Xion tau hal itu, mungkin dia juga tak akan habis pikir.
"Kau mau pulang kampung?" pertanyaan itu refleks keluar dari mulut Yugyeom. Tidak heran, dengan sebuah koper besar seperti itu Xion memang terlihat seperti akan pergi piknik.
Helaan nafas panjang keluar dari mulut Xion. Dia melirik koper besar berwarna hitam itu dengan lesu.
"Ingin ku begitu. Tapi jangankan pulang, desa tempat ku tinggal saja sudah diratakan seluruhnya""Lalu apa yang kau bawa itu?" tanya Yugyeom lagi.
"Hadiah dari pihak China. Jackson menyuruh ku untuk membawa nya ke gudang senjata" mendengar kata gudang senjata sudah pasti bahwa isi koper itu adalah senapan atau sebangsanya. Bukan hal yang baru. China biasanya memang sering mengirimkan hadiah kepada Chrysaor sebagai bentuk ucapan terimakasih karena sudah mau bekerjasama. Walau dalam hal ini kerja sama yang dimaksud bukanlah hal baik juga.
"Lalu dimana Jackson?"
"Mengambil kunci"
Tak lama setelahnya, Jackson tiba di tengah-tengah mereka dengan wajah tegas seperti biasa. Wajah itu adalah jati diri seorang Jackson Wang. Dari tempatnya, Jungkook sedikit melirik kearah Jackson. Dia jelas masih ingat bagaimana ngototnya Jackson ingin dia masuk keruangan nomor 11 sementara yang lain berusaha untuk membuatnya terbebas dari sana. Dari awal, Jungkook sebenarnya tahu bahwa pemuda itu tidak pernah menyukainya lantaran perlakuan Ryu Nam Seok yang berbeda padanya. Mungkin kemarahan Nam Seok kemarin membuat Jackson bersemangat hingga berlaku demikian. Meski begitu, Jungkook tahu bahwa Jackson tak pernah sekalipun membuatnya celaka, walau sebenarnya dia juga punya niat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] NALADHIPA || Brothership
Fanfic(END) Rona tipis sang surya di penghujung senja. Semburat kelam bayang-bayang di masa silam. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang. Rahasia Tuhan, kuasa murni penentu tiap jengkal kehidupan. Kim Jungkook. Tiap nafasnya adalah te...