7

12K 954 34
                                    

7

"Dari mana saja?"

Pertanyaan dengan nada dingin menyambut valencia ketika ia tiba di rumah. Tampak Drake duduk di sofa ruang keluarga dengan wajah tak senang. Lagi pula, sejak kepergian patricia, kapan Drake bersikap ramah padanya?

"Aku-" Setelah meninggalkan pusara patricia, valencia tidak langsung pulang ke rumah. Terlalu sedih membuatnya tak sanggup untuk kembali ke rumah yang penuh dengan kenangan akan patricia. Ia ke Pantai Melawai. Duduk termenung sendiri. Menyesali momen ketika ia mengiyakan permintaan nyonya arsenio untuk belajar mengemudi, juga momen ketika tidak berkeras saat patricia enggan memakai sabuk pengaman, dengan dalih perjalanan mereka tidak jauh.

"Apa kau pergi melacurkan diri?"

Lamunan valencia buyar. Ia menatap drake marah. jelas-jelas drake tahu bahwa valencia wanita baik-baik. Ia masih perawan ketika pria itu memerkosanya untuk kali pertama. Namun tetap saja drake senang menganggapnya pelacur.

Ketika memutuskan bersedia menjadi istri drake, valencia berharap, dengan menyiksanya, kesedihan pria itu akan berkurang. Selama pernikahan mereka, Valencia ingin selalu sabar dengan perlakuan buruk drake, tapi kali ini pria itu benar-benar keterlaluan.

"Itu bukan urusanmu!" Valencia siap berlalu ke kamar, tapi baru beberapa langkah, ia merasakan cengkeraman yang kuat di pergelangannya. Cengkeraman itu tanpa belas kasihan. Menyakitkan.

"Apa yang kau inginkan, Drake?" tanya Valencia lelah. "Kenapa tidak kau bunuh saja aku biar hatimu puas?"

Drake tertawa kejam. "Membunuhmu, katamu?? Itulah yang ingin aku lakukan ketika menerima kabar Pat meninggal dalam kecelakaan itu. Tapi, mati adalah hukuman yang terlalu ringan untuk pembunuh sepertimu."

"Aku bukan pembunuh!" teriak Valencia sedih. Air mata membasahi pipinya.

"Kau memang pembunuh. Kau membuat Pat kehilangan nyawa."

"Itu kecelakaan, Drake."

Drake menyeringai sinis. "Aku tak mau membahas itu lagi, atau kau akan membuatku benar-benar membunuhmu. Sekarang, aku lebih suka hiburan darimu. Buka seluruh pakaianmu!"

Mata valencia membeliak.

"Bukankah sangat rugi menganggurkan pelacur sepertimu?"

Valencia menggigit bibir sampai terasa sakit.

"Cepat!"

Mau tidak mau valencia menurut atau Drake akan semakin marah. Dengan tangan gemetar oleh amarah, ia membuka pakaian yang melekat di tubuhnya satu demi satu.

"Sekarang menungging. Sebarkan pahamu."

"Apa?" tanya Valencia dengan wajah merah padam. Drake benar-benar memperlakukannya bak pelacur. Dasar berengsek!

"Kau sudah mendengar perintahku." Lalu Drake mendorong Valencia dengan kasar hingga wanita itu membungkuk dengan kedua tangan bertumpu di sandaran sofa.

Tanpa cumbuan apa pun, drake menyatukan tubuh mereka.

Valencia menjerit sakit, tapi drake tak peduli.

***

evathink

ig : evathink

Valencia and Her Devil Husband - REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang