Promise, 2O

2.1K 339 344
                                    


Promise, Niki ft. Taki


Waktu didapur, Niki benar-benar semangat. Niki sama sekali tak melepas genggaman tangannya dari Taki.

"Niki! Lepasin! Aku mau ngambil bahan-bahannya," pinta Taki.

"Gak mau! Kalau aku lepasin, nanti kamu terbang," tolak Niki.

Bunda Hanbin tertawa. Taki menatap Niki jengkel.

"Niki, udah lepasin, kasihan tuh Taki tangannya sakit digenggam Niki," pinta Bunda Hanbin.

Niki menatap malas Bunda Hanbin dan terpaksa melepas genggamannya.

Taki tersenyum sambil mengipas-ngipas tangannya yang tadi habis digenggam Niki. 

"Yaudah, Niki sama Taki, kalian yang buat adonannya ya. Taki, ajarin Niki buat kue dango, ya, Taki masih inget 'kan cara buat adonannya?" tanya Bunda Hanbin.

Taki mengangguk. "Masih, Bun!"

"Okee, kalau gitu Bunda mau siap-siapin buat saosnya sama nanti Bunda yang rebus," ucap Bunda Hanbin.

"Siap, Bunda. Tapi Bunda taruh tepungnya dimana?" tanya Taki.

"Oh itu, tepungnya di lemari situ, kalau gitu Bunda mau ke kamar mandi dulu, ya," kata Bunda Hanbin sambil menunjuk lemari yang dimaksud dan pergi.









Saat Niki dan Taki sedang membuat adonan, Taki sama sekali tak bisa fokus karena Niki memperhatikannya terus.

"Niki! Jangan lihatin aku terus, sini bantuin aku," risih Taki.

Niki tak bergeming, ia tetap menatap Taki.


Taki yang kala itu sedang membawa tepung pun mau tak mau melemparkan tepungnya pada muka Niki.

"Uhuk! Uhuk! TAKI!" teriak Niki.

Taki melihat muka Niki yang penuh sekali dengan tepung pun tertawa.

"HAHAHAHAHA! RASAIN! SALAH SENDIRI, BUKANNYA BANTUIN MALAH NGELIATIN AKU!" balas Taki.

Niki memanyunkan bibirnya. Lalu mencubit pipi Taki. "Kamu tuh, ya."

Taki tersenyum lucu sambil memegang tangan Niki yang mencubitnya, dengan satu tangannya lagi memegang tepung. "Akhwu kwenapwa?"

"Siniin tepungnya," pinta Niki.

"Eum, bwuat aphwa?!" tanya Taki.

Promise, Ni-ki ft. Ta-ki ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang