Chapter 14 - Cerewet -

626 62 0
                                    

"Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruangan. Zat ini memiliki macam-macam jenisnya. Ada padat, cair, dan gas. Untuk sifat zat padat bentuknya akan tetap, begitupun dengan volumenya. Kalau zat cair, bentuknya berubah sesuai tempatnya dan volumenya tetap sama. Dan terakhir...."
.
.
Meskipun guru sedang menjelaskan pelajaran dengan begitu serius tetapi Sandy, dia terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri. Ya, pikiran nya kembali mengingat apa yang seharusnya mungkin tidak Ia dengar.
.
.
"Sand?"
.
.
"....."
.
.
"Sandy??"
.
.
"....."
.
.
Meski namanya dipanggil berkali-kali pun tetap saja remaja cantik itu tidak kembali ke dunianya. Sampai akhirnya...
.
.
"Auwwww!!!! Sakit Ratu!!! Ngapain sih Lo cubit gue!!"
.
.
"Lo diliatin Mrs. Sarah dari tadi." Ucap sahabatnya itu sambil menahan kekesalannya.
.
.
Dan, Ya hal itu pun sukses membuat Sandy tersenyum pasrah saat matanya melihat ke arah depan.
.
.
"Miss paling tidak suka ya, kalau ada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran saat Miss menjelaskan. Ingat ilmu itu mahal. Kalian mungkin menganggap pelajaran ini sepele tetapi siapa tahu kelak, dikemudian hari pelajaran yang kalian dapatkan disekolah itu berguna."
.
.
"Iya, Miss maaf."
.
.
"Kamu kenapa? Ngantuk?? Kalau ngantuk segera kebelakang cuci muka."
.
.
"I-iyaa Miss saya izin cuci muka."
.
.
Remaja cantik itu pun akhirnya keluar kelas dan berjalan menuju toilet. Namun, pikirannya tetap aja mengingat akan hal itu.
.
.
"Aku sudah membereskan semuanya. Aku juga sudah bertemu dengan Kakak nya Anin. Dan semuanya baik." Sebuah kalimat yang membuat hati Sandy seakan ingin marah.
.
.
"Hubungan mereka udah seserius itu. Arghhhh..... Kenapa sih gue mesti denger semuanya!! Dan kenapa otak gue ngga bisa stop aja mikirin cowok nyebelin itu!! Gue seharusnya happy dong. Siapa tau nanti dia stop juga jadi guru les gue. Tapi kalau guru penggantinya ngga enak gimana?? Arghhhh... Gue kenapa sihh!!!" Ucap remaja cantik itu sambil memukul-mukul kepalanya. Sampai dia sendiri tidak menyadari dimana dirinya sekarang karena terlalu sibuk dengan pikirannya.
.
.
Pandangan keduanya bertemu lewat pantulan cermin. Disana sosok remaja tampan itu baru saja selesai membasuh wajahnya.
.
.
"Oh sh*t!! Sorry!!" Dan Sandy pun segera bergegas keluar dari tempat itu. Namun,...
.
.
"Heyy... Wait." Suara remaja tampan itu menghentikan langkah Sandy.
.
.
Dengan wajah menahan malu, Sandy pun buka suara. "Sorry aku ngga merhatiin pintunya." Ucapnya tanpa melihat lawan bicaranya. Lebih tepatnya karena Ia tau siapa sosok dihadapannya.
.
.
"Kamu muridnya Awi kan?"
.
.
"Kok tau??"
.
.
"Awi yang cerita."
.
.
Seperti ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik seluruh tubuh Sandy saat mendengar hal itu.
.
.
"Ohyaa?? Cerita apa aja dia??" Nada ketus pun terucap dari remaja cantik itu. Lebih tepatnya untuk menyembunyikan rasa senangnya.
.
.
Dan sosok remaja tampan dihadapannya masih terdiam seakan enggan menjawab. Matanya yang begitu tajam seakan mengintimidasi.
.
.
"Heyy... Cerita apa aja dia??? Ngga bilang yang aneh-aneh kan!! Owhh atau jangan-jangan dia ngomongin aku dibelakang. Ghibahin aku sama anak-anak kelas A lainnya. Ahh dasar cowok emberr, tampang ngga seberapa tapi kelakuannya ternyata parahh. Awas aja kalau ntar ke....."
.
.
"Dia bilang kamu cerewet."
.
.
"Apa???"
.
.
"Oke.. aku harus ke kelas. Permisi." Dan dengan santainya remaja tampan yang menjabat sebagai Ketua OSIS itu pun berlalu meninggalkan Sandy yang terlihat semakin kesal. Namun, seulas senyum sepatri diwajah tampan nya.
.
.
*Done*

Senandung Masa RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang