Selesai menaiki wahana ketiga, yaitu Battlestar Galacia, sakit kepala Zania semakin tidak bisa di tolerir. Kepalanya berdenyut terlalu kencang dan juga asam lambungnya semakin naik. Saking mualnya, Zania sampai harus mengelurakan isi perutnya di kamar mandi. Ia lebih memilih untuk beristirahat sebentar di salah satu restoran yang berada di dalam USS.
"Sorry ya, gue jadi ganggu waktu main kalian." Ucap Zania dengan nada lesunya.
"Santai aja Ni. Kita juga mau istirahat sebentar. Lo udah pesen makan kan?" Tanya Oki yang khawatir terhadap kondisi Zania.
"Udah gue pesenin. Walaupun lo mual, harus tetep makan biar bisa minum obat." Jawab Ayanda.
Zania sangat bersyukur karena memiliki teman perhatian seperti Ayanda dan Oki. Padahal awalnya mereka hanya dekat jika berada di sekolah. Namun ketika sudah mau berpisah mereka malah menjadi semakin dekat.
Sekelebat bayangan Manu dan Kyana datang ke dalam kepalanya. Zania menggelengkan kepala, kemudian menelungkupkan di antara kedua tangannya.
Dengan perhatian, Ayanda memijat pelan bahu Zania yang sedikit membantu Zania menjadi lebih rileks.
"Ni. Ni?? Bangun dulu Ni, makanan lo udah siap." Ayanda membangunkan Nia.
Ia secara tak sadar tertidur karena pijatan Ayanda. Di depannya sudah tersaji Butter Chicken Briyani dengan porsi yang Zania yakin ia tidak bisa menghabiskannya. Ah.. kalau ada Manu pasti makanannya tidak akan ada yang tersisa. Sadar akan pikirannya, Zania langsung mendesah, kemudian memakan makanannya.
Ternyata bukan hanya Zania yang memesan makanan. Kedua temannya juga ikut makan, ditambah minuman soda yang sangat menggiurkan bagi Zania. Dengan pedenya, Zania mengambil minuman Ayanda. Saat ingin meminumnya, Ayanda langsung mengambil kembali.
"Udah tau lagi sakit, malah makin nyari penyakit ya Ni?" Tanya Ayanda sarkastik dengan matanya yang menatap sangar ke arah Zania.
Zania cemberut, kemudian melanjutkan makannya.
Selesai makan, ia meminum obatnya. Zania mendapatkan obatnya dari salah satu guru. Ketika mengetahui bahwa Zania sakit, guru tersebut pun menjadi panik dan meminta Zania istirahat atau pulang kembali ke hotel. Tentu saja Zania menolak untuk kembali ke hotel. Uangnya akan terbuang sia-sia.
"Ni.. Eumm..." Oki memanggil Zania seperti akan menanyakan sesuatu.
"Apa? Cepetan gak usah ragu-ragu."
"Itu... Kalo Manu nanyain lo, kita harus jawab apa?" Pertanyaan yang langsung Oki sesali.
"Bilang aja gue tidur jadi gausah dicariin," jawab Zania cuek.
Ayanda dan Oki hanya bisa geleng-geleng kepala. Tapi biarlah, biarkan temannya beristirahat sekarang, karena besok adalah hari pelaksanaan kelulusan mereka.
Mereka menghabiskan waktu dengan berbincang ringan sambil menunggu kantuk Zania datang. Tadi pacar Oki juga sempat datang dan ikut makan dengan beberapa temannya. Kemudian Oki di seret pergi karena ingin pergi menaiki wahana lainnya.
Sekarang tersisa Zania, Zico dan juga Theo yang tiba-tiba datang dan ikut bergabung.
"Gue tidur sebentar, ya. Kalian kalo mau lanjut, lanjut aja. Gue gapapa. Tas gue biar sama gue aja. Gue jadiin bantal."
Tetapi Ayanda masih kekeh tidak mau meninggalkan Zania.
"Co, bawa temen gue main. Cepetan! Nanti gak gue restuin kalian berdua." Ancam Zania.
Zico yang panik, langsung membujuk Ayanda dengan mengatakan mungkin adanya mereka akan mengganggu istirahat Zania. Lagi pula tak jauh dari meja mereka ada beberapa guru yang lebih memilih untuk bersantai dibandingkan bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
S(He) is Mine
Teen Fiction"Gue gak tau, ini namanya apa. Tapi, setiap gue ngeliat lu bareng sama cewek lain, hati gue sakit. Apa perasaan ini sebatas takut? Takut lu pergi dari gue karena kita sahabat dari dulu?"- Zania. "Rasanya gak rela, liat lu berdua sama cowok lain. Apa...