[2] kalandra

6 2 0
                                    

"Mengapa semesta tidak pernah berpihak pada orang lemah seperti saya" -Kalandra

Happy reading!

***

Kalandra siang ini terlihat tidak punya mood yang bagus, kalandra menggunakan motor besarnya melaju cepat di jalan raya yang sangat sepi.

Kesan pertama bertemu dengan melody sangat buruk, kalandra bersumpah agar tidak dipertemukan dan dijauhkan dengan wanita miskin seperti melody lagi.

Hidup kalandra penuh dendam, dia sangat membenci dunia yang ia miliki, bahkan dia pun membenci diri nya sendiri. Dia sangat mencintai ibu nya yang telah tiada, dia sangat merindukan sosok ibu.

Motor yang kalandra bawa berhenti di tempat pemakaman, mata kalandra berkaca kaca. Dia sangat membenci tempat ini. Tapi dia sangat merindukan ibu nya.

Kalandra mulai menelusuri area pemakaman dan tidak lupa membawa air mawar dan bunga untuk makam sang ibu tercinta.

Kaki kalandra berhenti tepat di samping nisan bernama "anisa rahayu". Kalandra mulai melakukan aktivitas nya seperti biasa untuk menyirami makam ibu nya dan menaburkan bunga.

"Bu, kalandra kangen." Lirih kalandra ia tidak bisa lagi menahan air mata, beberapa tetes air mata pun mendarat di pipi nya "Seandainya ibu masih di sini sama andra, andra bahagia banget bu. Andra rindu bu rindu"

"Andra sedih bu, gak ada 1 pun orang yang anggep andra manusia selain ibu."

"Semua orang anggep andra itu gak penting."

"Bu doa andra selalu untuk ibu."

Kalandra memeluk nisan sang ibu, hati nya sangat hancur. Hanya butiran airmata yang ia bisa lakukan saat ini.

Walaupun kepergian ibu nya sudah terlampau lama, rasa kehilangan nya masih terasa. Sakit. Pedih. Hancur.

"Bang" Seorang gadis mungil tepat di belakang kalandra. Kalandra terburu buru untuk menghapus air mata nya, dan segera berdiri samping gadis itu.

"Abang udah lama disini?" Tanya kaleyra, adik kalandra yang sangat kalandra benci. Sebab hadir kaleyra membuat kalandra kehilangan ibu tercintanya.

"Gue udah lama atau baru bukan urusan lo kan?" Ujar kalandra dengan rasa penuh dendam terhadap adik kandung nya sendiri.

"Bang.. Sampe kapan abang mau benci aku?"

"Kepergian ibu gak ada yang mau bang, aku pribadi pun kalau boleh memilih lebih baik aku yang pergi daripada ibu. Karna aku sayang sama abang, aku gamau abang sehancur ini. Tapi tuhan berkata lain bang." Ujar kaleyra penuh rasa sakit yang ia rasa. Kebencian kalandra membuat ia terluka selama bertahun tahun.

"Mohon bang, ale minta maaf sama abang." Sebutir air mata kaleyra turun di pipi, tak mampu menahan rasa sedihnya lagi. Dia ingin berteriak dan meminta ampun kepada kalandra.

Kalandra hanya melirik pedih menahan tangis, ego nya selalu menang. Kaleyra tetap pembunuh ibu nya. Dia tak akan memaafkan sampai kapanpun.

Tangan kaleyra yang memegang tangan kalandra untuk memohon di hempaskan begitu saja oleh kalandra. Tidak pernah ada maaf untuk adik kandung nya itu. Kebencian sudah membara di dalam hati kalandra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MelkalandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang