Chapter 3

325 8 3
                                    

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Akhirnya update juga Back to You dear 💜.
Aku harap kalian menikmati chapter ini ya.
Tanpa banyak kata lagi, let's go!

🌼🌼🌼

Rayhan POV

“Kak, kakak tahu ngga momen apa yang paling menyakitkan?” tanya Ara kepadaku.

“Kenapa kamu bertanya begitu?” tanyaku sambil tersenyum simpul ke arahnya.

“Aku hanya ingin kakak tahu biar kakak pikir-pikir kalau mau menyakiti ku.” jawabnya sambil menutup mata.

“Momen paling menyakitkan itu saat momen paling bahagia jadi kenangan paling menyedihkan. Kadang kamu ingin melupakannya, tapi di hari tertentu kamu tidak ingin melupakannya.” tampak air mata kini memenuhi matanya. Ia menatap ku terlihat jelas rasa takut terlukis di wajahnya.

“Suatu kenangan seharusnya memudar seiring berjalannya waktu. Jadi jangan tersiksa karena masa lalu tapi lihatlah masa depanmu.” ucapku sambil memegang kepalanya sambil mengusap-usap rambutnya.

“Tapi aku tidak yakin, apakah aku mampu bertahan kalau kakak meninggalkan ku. A- aku bisa gila karena tidak mempunyai tempat untuk bersandar. Setelah kehilangan ayah aku tak mau kehilangan kakak juga. Aku sangat mencintai kakak.” rancau Bella. Entah mengapa hari ini perasaan gadisnya itu menjadi lebih sensitif.

“Meskipun hubungan kita belum terlalu lama, tapi aku sudah mempercayai kakak sepenuhnya. Kenangan-kenangan yang kita ciptakan selama ini, aku tak kuasa untuk menyimpannya jika kakak meninggalkanku.” tuturnya kepada ku dengan mata yang telah basah.

“Aku tak akan pernah mengucapkan perpisahan kepadamu. Karena aku ingin selalu berada disampingmu. Menjadi lelaki yang bisa kau andalkan.” ujar ku sambil memeluk guna menengangkan Ara-nya yang kini tengah terisak.

“Aku takut kehilangan lagi.” ucapnya sambil menangis.

Dan sekali lagi aku hanya bisa memeluk guna memenangkan gadisku.

🍃🍃🍃

Aku tersentak dari lamunanku ketika Leon, dengan tidak sopan ya menerobos masuk ke dalam ruangan ku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

“Sopan santun mu dimana? Aku tidak akan merestui mu menjadi adik ipar ku kalau kau masih saja begitu.” ucapku menutupi kekagetan ku.

“Apa yang sedang kau fikirkan? Aku sudah mengetuk pintu berkali-kali tapi tidak ada jawaban, ku putuskan untuk masuk. Dan apa yang aku lihat? Kau tengah melamun di siang bolong seperti ini.” sindir Leon kepada ku.

Back to You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang