Chapter 14 🐰

16.1K 670 142
                                    

Tak membutuhkan waktu lama untuk Zidan menyelesaikan laporannya, dan menyimpan laptop dan beberapa kertas itu kedalam tasnya

"Ray, ngantuk" kata Zidan yang sudah menghadap Raya

🐰

"Yaudah kaka tidur aja" kata Raya pura-pura tak ingat dengan janji yang telah diberikannya

"Rayy, gak lupa kan?" Tanya Zidan pada Raya yang sudah memanyunkan bibirnya

Raya tak tahan dengan sikap Zidan yang menggemaskan, Raya kemudian mengangkat Tubuh Zidan kepangkuan nya dengan menyamping mendekati posisi berbaring

Zidan yang sepenuhnya bertumpu pada Raya memejamkan matanya, Badan Zidan yang tersangga oleh tangan Raya dan mencari kenyamanan disana, sesekali Raya mengusap kepala dan punggung Zidan agar ia nyaman dalam tidurnya

Entah mengapa ia memperlakukan Zidan seperti Azri, Raya juga sedikit heran mengapa ia bisa seperti ini pada Zidan, atau karena sikap mereka berdua yang mirip? Entahlah yang Raya pikirkan kali ini adalah segera pulang dan menemui Azri

Setelah lumayan lama Zidan tertidur, ia terlihat sangat nyaman dan tenang dipangkuan Raya, dan tiba-tiba supirnya berbicara

"Maaf ya Non, den Zidan merepotkan sampai harus seperti itu" Kata Supir keluarga Zidan memecah keheningan

"Eh gak papa kok pak, gak ngerepotin juga" jawab Raya tetap sopan

"Maklum Non, den Zidan sering dimanjakan jika ada Tuan dan Nyonya dirumah, sebelumnya saya belum melihat den Zidan seperti itu pada siapapun kecuali sama pacarnya dulu" jalas pak supir itu

"Saya juga baru tau kak Zidan sikapnya seperti ini pak, masa semalam dia nangis karena takut gelap" kata Raya yang kemudian menjelaskan kejadian semalam

Hingga mereka berdua tenggelam dalam obrolan, kalo Zidan? Ia sudah tertidur pulas
.
.

Sedangkan Di Apartemen Raya, Azri belum juga keluar kamar sejak  kepergian Raya, semua yang ada disana sangat khawatir dengan keadaan Azri, setiap malam hanya terdengar suara tangisannya tapi tetap tak mau keluar

"Zrii ayo dong keluar makan dulu, hari ini Raya pulang, lo gamau kan liat Raya sedih karena lo gak makan" bujuk Mey sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar Azri

Tak ada jawaban dari dalam, tak membuat semua yang ada disana menyerah mereka terus membujuk Azri agar mau keluar

"AZRI GAMAU KELUAR SEBELUM RAYA PULANG, POKOKNYA HARUS RAYA YANG BAWAIN MAKANAN BUAT AZRI, KALO GAADA RAYA AZRI GAMAU KELUAR" Teriak Azri dari dalam

Semuanya kebingungan bagaimana caranya agar Azri bisa keluar, akhirnya Citra mencoba lagi menelpon Raya berharap kali ini bisa diangkat oleh Raya

Raya terbangun ketika mendengar suara dari handphonenya, ia sedikit kesusahan ketika ingin mengambil ponselnya dari saku celananya karena terhalang oleh Zidan

"HALOO" Suara Citra yang nyaring di sebrang sana

"Halo Ray lo dimana, jadi pulang hari ini kan, Azri masih gak mau keluar kamar" belum juga Raya jawab tapi Citra sudah menyampaikan maksudnya to the point

"Halo Cit, iyaa gue pulang, ini juga lagi di jalan kok, bentar lagi juga nyampe" jawab Raya meyakinkan

"Cepetan Raya!! jangan lama-lama, kasian Azri nungguin tuh" kata Citra sedikit ngegas

"Iya iyaa, lo masih disana kan?" Tanya Raya

"Iya, Mey, Fazrin sama mas Andra juga ada disini gak ada yang pulang, Yaudah lo jangan lama lama yahh cepetann pokonya" kata Citra yang langsung mematikan sambungan telponnya

My Baby Azri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang