—Jaehyun & Taeyong—➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Jaehyun menghela napas dengan kuat lalu kembali menggigit ujung pulpen yang berada di tangannya. Perasaannya tidak tenang sejak istirahat sekolah, ribuan pertanyaan bersarang di kepala, namun tidak satupun yang terjawab.
"Argh... Menyebalkan!" Ia mengumpat sebelum merebahkan kepala di atas meja, tidak peduli kawan sekelasnya tengah asik bercanda; seperti melempar gulungan kertas, atau menempelkan sticky notes bertuliskan hal-hal konyol pada punggung kawan lainnya. Yang ada di kepalanya saat ini hanyalah Lee Taeyong, kaka kelas yang belum lama resmi jadi kekasihnya.
"Mikirin apa sih, Jaehyun?" Tanya Jungwoo, teman sedari kecil sekaligus teman sekelasnya yang tiba-tiba saja duduk di sebelah bangkunya yang kebetulan kosong. Ia merasa gemas, melihat tingkah sahabatnya yang mendadak diam, seperti memikirkan sesuatu. "Otakmu itu jangan terlalu sering kau gunakan, nanti dia korslet."
Jaehyun mencibir. "Otak yah harus digunakan, kau akan mati kalau otakmu membeku karena tak pernah dipakai!"
Jungwoo tertawa, bahkan disaat sedang berpikirpun Jaehyun tetaplah Jaehyun yang tidak pernah mau kalah dalam hal apapun, bahkan jika itu hal remeh sekalipun. "Kau ini!" Katanya. "Habis, sejak tadi kulihat kau seperti presiden yang tengah memikirkan nasib negara," ia tertawa saat mengatakannya. "Ada apasih?" Lanjutnya, saat melihat Jaehyun yang hanya menatap tingkahnya dengan pandangan malas.
"Menurutmu, kak Taeyong nganggep aku, apa?"
Jungwoo menaikkan alisnya, ia kaget atas pertanyaan sahabatnya yang begitu absrud. "Kekasih, memangnya apa lagi?"
"Harusnya seperti itu." Jaehyun kembali merebahkan kepalanya di atas meja. "Tapi perlakuannya padaku tidak mencerminkan seorang kekasih, dan itu sangat menyebalkan."
"Mak..."
"Apa jangan-jangan ia tidak pernah menganggapku kekasihnya?" Tanya Jaehyun, sambil mengangkat kepalanya, memotong ucapan Jungwoo, pundaknya melemas.
Jungwoo dapat melihat jelas ada kecemasan dalam tatapan sahabatnya itu, lalu ia memukul kepala Jaehyun dengan perasaan gemas. "Perlakuan bagaimana maksudmu? Kulihat dia masih memberikanmu bekal makanannya padamu, betulkan?" Jaehyun mengangguk. "Terus apalagi? Lagipula bukannya dia yang memintamu jadi kekasihnya?" Lagi-lagi Jaehyun mengangguk, membenarkan. "Lalu bagaimana mungkin dia tidak menganggapmu kekasihnya?"
Pertanyaan terakhir yang Jungwoo tanyakan membuat Jaehyun menghela napasnya—lagi. Keningnya berkerut. Kalau diingat-ingat kak Taeyong terlihat tidak bersungguh-sungguh saat memintanya jadi kekasih, jauh dari kata romantis.
"Mungkin dia hanya main-main saat itu, atau sedang menuntaskan rasa penasarannya." Pikiran Jaehyun melayang pada kejadian beberapa bulan yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEYONG'S DIARY
FanfictionKisah tentang Taeyong dan kekasihnya yang super- hahh