HAWOOOOOOO🤧🤧
Sebelumnya, maaf kalo cerita ini berantakan.Selamat membaca 🌹🌻
"Selamat siang suamiku tersayang" Seorang perempuan cantik masuk begitu saja ke dalam ruangan taeyong dengan ceria.
"Siang juga, cantik" Jawab taeyong dengan senyum menawan yang di tujukan untuk istrinya itu.
Yeri kemudian menghampiri kursi taeyong dan meraih pundaknya, memijatnya pelan.
"Aku akan berlibur bersama temanku ke Hawaii besok. Jadi.... aku minta uang" ucapnya dengan lancar.
"Tentu, berapa yang kamu butuhkan? Akan aku kirim nanti ke rekening mu" taeyong menjawab sambil memandang wajah Yeri yang sudah sumringah.
"Ahhh suamiku memang terbaik. 100 juta okay" ucap Yeri sambil mengecup pipi taeyong singkat.
"Baiklah. Sekarang aku harus melanjutkan pekerjaan ku. Apakah hari ini kau tidak ada kegiatan?" Tanya taeyong.
"Aku akan bertemu teman-teman ku dan siap siap untuk perjalanan besok. Aku pergi dulu. Bye sayang" Yeri mengecup bibir taeyong singkat kemudian meninggalkan ruangan itu.
"Cih memuakkan sekali" seseorang yang sedari tadi diam membisu kini buka suara.
"Maafkan aku, baby" ucap taeyong sambil menghampiri meja sekertarisnya.
"Yayayaya lagi pula kapan aku tidak memaafkan mu, Lee?" Sahutnya dengan malas.
"Baiklah, kalau begitu tolong kirimkan uang ke rekening istriku" Taeyong menopang dagunya sambil memperhatikan sekertaris nya yang sedang cemberut, mungkin dia cemburu.
"Cihhh berani sekali kau menyebut nya istrimu dihadapan ku" Ten beranjak dari kursinya menuju sofa ruangan itu sambil mengotak atik ponselnya.
"Hahaha kau lucu sekali jika sedang cemburu" taeyong mengikuti Ten untuk duduk di sofa.
"Aku lucu dalam keadaan apapun asal kau tau" Ten melipat tangannya di dada.
"Iya itu memang benar. Kekasihku lucu dalam keadaan apapun" taeyong membenarkan ucapan kekasihnya.
"Ck. Aku akan mengirimkan uang nanti sore padanya. Pokoknya ingat, ATM mu tetap aku yang pegang" Ten berkata begitu sambil menunjuk nunjuk taeyong.
"Siap nyonya besar Lee" taeyong menangkap telunjuk Ten untuk kemudian dia genggam tangan mungil itu.
"Ish melantur. Lagipula kenapa dia selalu datang ke sini jika menginginkan uang? Kenapa tidak meminta lewat telpon atau pesan saja sih. Lihat bahkan dia menciummu dengan sembarangan dan sialnya aku harus menyaksikan hal itu. Menyebalkan sekali" cerca Ten pada taeyong.
"Aku tidak tau dan aku tidak mau tau. Kalau begitu, lain kali kau tutup mata saja jika dia datang lagi kesini oke, baby?" Taeyong membawa Ten kepangkuannya.
"Kalian benar-benar menyebalkan. Tidak berpriketenan. Dia bahkan berani meninggalkan noda lipstiknya di pipi dan bibirmu. Aku-"
"Tidak suka padanya taeyong" lanjut taeyong. Selalu saja kalimat ini yang Ten lontarkan jika Yeri datang ke kantor. Taeyong bahkan sudah hafal diluar kepalanya.
"Ishhhh itu dialogku bodoh" Ten memukul dada taeyong agak keras.
"Aku benar-benar hafal Kalimat itu. Jadi aku tidak tahan untuk menyela ucapanmu" taeyong mencubit pipi Ten gemas.