Setelah melempar ranselnya dengan asal keatas tempat tidur, Zeira melepas jaket yang ia kenakan. Lalu ia letakkan di gantungan yang berada disamping lemari pakaiannya. Karena baru satu hari jaketnya dipakai, jadi Zeira tidak menggantinya.
Zeira beralih ke lemari untuk mengambil baju ganti. Kaos berwarna kuning dan celana selutut menjadi pilihannya kali ini. Setelah itu, Zeira langsung bergegas ke kamar mandi. Hanya membutuhkan waktu tujuh menit untuk cewek itu berganti pakaian.
Saat sudah keluar dari kamar mandi, Zeira melangkah ke tempat tidur untuk mengambil ponsel, lalu ia beranjak keluar kamar untuk makan siang. Karena hari ini ia baru makan satu kali.
Satu persatu anak tangga rumahnya ia pijak, sampai ia tiba di lantai satu rumahnya. Zeira belok ke kiri, berjalan menuju ruang makan. Disana ada Bi Ani yang sedang merapihkan meja sembari sesekali wanita itu bersenandung.
"Eh, Non Zeze." sapa Bi Ani saat menyadari Zeira ada didekatnya. "Mari makan."
Zeira tersenyum. "Bang Dave sama Kak Aby mana, Bi?" tanyanya sembari duduk disalah satu kursi yang ada.
Bi Ani menghentikan aktivitasnya. Sebelum menjawab pertanyaan Zeira, wanita berusia lima puluh dua tahun itu meletakkan lap kain yang tadi ia pegang.
"Den David belum pulang, Non." jawab Bi Ani. "Kalau Non Aby, baru pergi lagi."
Zeira hanya mengangguk merespon. Kemudian ia bangkit dari duduknya untuk mengambil piring beserta lauk.
"Non Aby kok tadi kaya buru-buru gitu ya, Non?" Bi Ani kembali bersuara, ia jadi mendekat ke Zeira agar segera mendapat jawaban.
"Aduh mana Zeze tau, Bi." jawab Zeira. "Kan aku juga baru pulang." lanjutnya sembari duduk untuk memulai aktivitas makannya.
"Emang dia gak ada bilang sama Non mau kemana gitu?" Bi Ani yang memang dasarnya kepo, jadi bertanya lagi.
Zeira mendengus. "Kan bibi tau Kak Aby ke aku itu gimana sikapnya."
"Engh- iya sih, Non." Bi Ani jadi salah tingkah, merasa salah mengajukan pertanyaan.
"Yaudah bibi kebelakang dulu ya, Non." lanjutnya. "Kalau butuh apa-apa panggil aja."
Karena masih asik mengunyah, jadi Zeira hanya merespon dengan anggukan dan senyuman tipis di wajahnya. Ia melihat kepergian Bi Ani sampai bayangan wanita itu sudah tak terlihat.
Tak lama dari kepergian Bi Ani, terdengar suara langkah kaki mendekat. Zeira yang sedang meletakkan piring ke wastafel, langsung menoleh.
Kakak sulungnya -David- atau yang biasa dipanggil Dave, sudah berada didekatnya. Cowok itu tersenyum, membuat Zeira jadi menghampiri.
Dibelakang Dave ada seorang laki-laki yang sudah dikenal Zeira, bahkan keluarganya pun sudah kenal. Itu adalah Reza, sahabat Dave dari jaman sekolah sampai kuliah saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEIRA [ HIATUS ]
Fiksi RemajaMasa-masa remaja Zeira tak seindah yang ia harapkan, masalah yang terjadi di masa lalunya ternyata masih menghantuinya sampai sekarang. Ditambah beberapa orang terdekatnya ikut terlibat. Apa yang harus Zeira lakukan? WARNING!! 🔞 CERITA INI MENGAND...