Special Edition: Cerita Punya Jimin

748 79 253
                                    

Pukul 12 lebih 40 menit dan Jimin masih terjaga didepan komputernya.

Sudah dua malam ini Jimin tidak tidur, pekerjaan yang menumpuk menuntut pria ini untuk tetap terjaga. Salah – salah bisa sakit kamu, Jim.

Jimin menghela nafas, memijat pelipis yang mulai terasa pening lalu menyandarkan punggungnya disandaran kursi kerjanya. Memejamkan mata sejenak mungkin tidak masalah.

Tapi, apalah daya. Jimin cuma manusia yang hanya bisa berencana. Sepersekian detik ia merilekskan tubuhnya dan mulai menutup mata, ia kembali dibuat terjaga dengan dering nyaring handphonenya.

Sialan, sejak kapan nada deringku sememekakan ini?

Jimin meraih benda pintar yang ada diatas mejanya itu walaupun sempat mengumpat didalam hati. Ia seketika mengernyit setelah membaca siapa penelpon;

'Taehyung ga jelas'

Oh! Sialan. Pertanyaan tidak jelas apa lagi yang akan ditanyakan pria ini pada jam 1 dini hari?

Tapi tak pelak, Jimin mengusap pilihan berwarna hijau yang artinya ia menerima panggilan itu.

"Kenapa, Tae?" Jimin membenarkan posisi duduknya ketika mendengar ada suara erangan disebrang sana. Taehyung sedang kesakitan atau sedang apa?

'Jim..'

Jimin mengernyit, suara serak terlampau lirih memasuki telinganya,

"Lo kenapa? Main cewek?" Jangan salahkan otak Jimin yang langsung menyimpulkan ke arah hal – hal yang seperti itu karena sekali lagi beberapa erangan bercampur desahan terdengar disebrang sana.

'Sibuk ga?'

Jimin semakin dibuat bingung, "Kerja sih, tapi serius deh, lo kenapa? Kalau mau pamer lagi main sama cewek jangan sekarang deh-"

'Bajingan-uhuk-uhuk—J-jim, sumpah gue mau mati rasanya'

Maka Jimin langsung berdiri dari duduknya karena mengetahui pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan Taehyung, "Posisi lo dimana sekarang? Gue jemput!" Jimin panik, meraih kunci mobil dan berlari keluar ruang kerjanya.

'Jim, kalau lo sibuk gak pa-pa, gue bisa nelpon yang la-'

"Persetan, sialan! Lo dimana sekarang?! Mereka udah pada tidur jam segini, Tolol!" Berbagai umpatan sudah dilayangkan karena kelewat khawatir, Jimin juga sudah siaga didalam mobilnya.

Terdengar kekehan pelan disebrang sana,

'Jim, jangan marah – marah gitu dong, gue jadi takut'

Jimin mendengus kasar, "Gak usah becanda, Tae! Gue juga takut, lo dimana sekarang?"

'Dikamar'

"Sialan lo!"

Taehyung tidak dapat menahan tawanya sebelum kemudian terbatuk beberapa kali,

'Gue di lokasi syuting ini, di Guri, tiba – tiba menggigil tadi, terus sekarang malah batuk – batuk dan demam, pening juga'

"ke Guri satu setengah jam, Tae" Jimin menghela nafas, "Lo sekarang sama siapa?" Tanya Jimin.

'Sendiri lah, lo kira gue bisa main cewek apa'

"Gue lagi gak didalam mood bisa dibecandain ya sekarang! Tunggu disana, gue udah otw nih, jangan mati dulu" Titah Jimin, Taehyung sampai tersedak mendengarnya.

'Gue cuma demam, Bajingan! Gak keren banget matinya karena demam, lemah. Mati tuh kejatuhan meteor kek, kesambar halilintar atau gak ketabrak alphard'

My Teacher is My Husband -Kim Seokjin [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang