33//

2.1K 215 83
                                    

Jangan lupa vote, komen & share!

Jangan lupa follow ig aku ya @silxcx_ bakalan spill buat work aku yang lain.

Duh deg-degan. Enjoy ya.

--

Setelah pulang dari rumah sakit, Yoongi sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Sudah mencoba mendengarkan lagu-lagu bertajuk slow dan menenangkan, tetap tidak bisa tidur. Ia juga sudah meminjam salah satu koleksi buku Namjoon, membaca dengan harapan matanya cepat lelah dan tertidur, tapi nyatanya tetap tidak bisa. Matanya benar-benar segar semalaman. Pun memaksa untuk menyelesaikan lagu barunya namun nyatanya otak Yoongi tidak sesegar matanya.

Yoongi berjalan menuju dapur. Melirik Seokjin yang tengah menyantap serealnya dengan wajah yang masih kelihatan sangat mengantuk. Sesekali mengucek matanya yang mulai lelah, Yoongi membuka lemari pendingin dan mengeluarkan sebotol air putih. Meneguk dengan sedikit tidak sabaran sebab dalam kondisi terjaga ia tanpa sadar menahan hausnya.

"Kau tidak tidur nyenyak tadi malam? Lingkar matamu mengerikan," sahut Seokjin yang sedari tadi memperhatikan Yoongi.

Berdeham singkat sebagai jawaban, Yoongi kembali meletakkan botol air minumnya ke dalam kulkas. Mendekati Seokjin dan mendudukkan bokongnya pada kursi di seberang Seokjin. Mata Yoongi sejujurnya sudah mulai lelah setengah mati sebab sebagadang semalaman, tapi jika dibawa untuk terlelap tidak bisa. Ia tidak paham kenapa bisa begitu, yang pasti saat matanya berusaha untuk menutup, otaknya mendadak berkeliling dunia tanpa henti, menyerap pemikiran-pemikiran bodoh yang membuat Yoongi mendadak takut setengah mati.

Tepat pada pukul sembilan tadi, Bima mengatakan kalau Kyei akan memasuki ruang operasinya. Butuh lima belas menit untuk persiapan sebelum operasi benar-benar akan berjalan. Yoongi juga diberi kabar kalau semua anggota keluarga Kyei hadir, baik secara langsung maupun virtual. Hani dan Raga juga ada di sana. Jelas Kyei pasti menerima semangat yang cukup, tapi tetap saja Yoongi merasa cemas dan takut.

Rasa takut itu tidak henti menggerogoti tubuh Yoongi saat Bima kembali mengirimkan pesan kalau lampu ruang operasi yang berwarna merah sudah menyala, pertanda kalau operasi akan segera dimulai.

Dalam diam, Yoongi terus merapalkan doa. Menenggelamkan kepala pada lipatan tangannya dengan birai yang terus berucap samar. Menghiraukan tatapan prihatin dari Seokjin yang sedari tadi menghela napas, juga Jimin dan Namjoon yang baru keluar dari kamar mereka. Ketiga manusia itu saling tatap, saling melempar tanya yang sepintar apapun Namjoon, ia bahkan tidak sanggup menjawab. Namjoon dan Jimin mendekati Yoongi. Jimin mengusap punggung Yoongi yang hangat, menatap kedua kakaknya sejenak sebelum membuka mulut.

"Apa operasinya sudah dimulai?" tanya Jimin pelan.

Yoongi mengangguk. Tidak sanggup menjawab sebab takut kalau ia mengeluarkan suara pertahanannya akan runtuh.

"Mau melihat ke sana?" tawar Seokjin. Ia mendorong mangkuk serealnya yang masih bersisa--tidak nafsu makan ketika melihat adiknya begitu memprihatinkan.

"Bukannya—"

"Dari jauh, Namjoon. Kita lihat dari jauh," potong Seokjin sembari melempar tatapan tajam pada Namjoon. Berkata melalui tatap bahwa harus membantu Yoongi, setidaknya tidak memutuskan harapan yang mungkin secara diam-diam Yoongi bangun.

Namjoon menelan salivanya, menatap Yoongi yang masih setia menenggelamkan kepalanya. "Ide bagus. Bagaimana, Hyung?"

Tapi, bagaimanapun juga Yoongi menolak. Menggeleng kecil hingga membuat ketiga temannya menghela napas di waktu yang bersamaan. Setidaknya untuk kali ini Yoongi tidak mau melanggar ucapan Kyei sebesar apapun rasa khawatir yang ia miliki. Terus berdoa pada Tuhan agar semuanya berjalan lancar, berjalan baik-baik saja. Memancarkan harap semoga gadisnya akan kembali sembuh dan mereka bisa kembali bersama.

ROUND✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang