Sasuke dan Sakura masuk ke dalam telepon umum secara bersamaan. Sasuke memasukan koin ke dalam telepon umum lalu mulai menekan nomor Kakashi yang sudah ia hapal di luar kepala hingga tersambung.
"Kami dari FBI..."
Suara dari telepon yang ia pegang membuat Sasuke menjauhkan benda itu dari telinganya apalagi ketika ia mendengar kata FBI, ia tak salah menekan nomor tapi sejak kapan nomor Kakashi malah menjadi nomor FBI.
"Apa maksud mu? Aku tidak menghubungi kalian, ini jelas nomor kenalanku," ucap Sasuke ketika ia menempelkan telpon pada telinganya sementara Sakura menatapnya bingung.
"Kami di sini mencoba membantumu, kami berada di gedung belakang tempat Kau berdiri di lantai dua belas."
Sasuke segera menolehkan kepalanya ketika mendengar itu dan menatap ke arah lantai dua belas gedung itu lalu kembali ke posisi awalnya.
"Kau mengintai kami dan mencoba menyadap percakapan kami," ucap Sasuke dengan suara datarnya.
"Kami sedang mencoba membantu kalian. Dengar kalian tengah dikejar sekelompok mafia yang menginginkan file rahasia di tangan kalian dan kami berusaha membantu kalian, serahkan file itu pada kami dan kami akan berusaha melindungi kalian serta membuat kalian keluar dari masalah ini."
Sasuke terdiam sejenak memikirkan keputusan yang akan ia ambil namun ia masih penasaran akan isi file itu, kenapa semua orang malah menginginkan file itu.
"Kenapa kami harus percaya pada mu?" tanya Sasuke membuat pria diseberang sana terdiam sejenak.
"Karena kami FBI dan Kau bisa percaya pada kami."
Tidak, kalimat itu tidak membuat Sasuke percaya. Ia memang bukan orang yang mudah percaya pada orang lain karena ia tahu sebagian orang berpikir bahwa kepercayaan ada untuk dikhianati.
"Siapa Kau?" tanya Sasuke dengan suara datarnya.
"Saya Orochimaru, Agen khusus yang ditugaskan membantu kalian"
Sasuke terdiam mendengar nama itu. Orochimaru, Sasuke merasa tak asing dengan hal itu hingga ia teringat pada nama alamat villa keluarga Sakura yang tertulis di secarik kertas itu, Uramihc 0210 Street X. Jika Uramich 0210 dibalik maka menjadi 0120 hcimaru, jika 12 adalah huruf R maka itu tertulis Orochimaru.
'Jika secarik kertas itu adalah petunjuk maka tanda X pada kertas itu menunjukkan bahwa....' Batin Sasuke meletakkan telpon yang ia pegang pada tempatnya seperti semula.
'Tidak bisa dipercaya.' Lanjut Batin Sasuke.
"Sasuke ada apa? Kenapa ditutup? Kau sudah selesai bicara?" tanya Sakura penuh tanya karena ia tak mendengar pembicaraan Sasuke sama sekali.
"Kita harus pergi," ucap Sasuke mengandeng tangan Sakura keluar dan berlari secepat mungkin. Sakura baru saja hendak bertanya kenapa mereka harus pergi namun Sasuke menariknya ke dalam gang kumuh dan sempit membuat ia tak jadi bertanya.
"Pergilah ke villa, aku akan menemui nanti," ucap Sasuke terburu-buru membuat Sakura semakin tak mengerti.
"Akan kujelaskan nanti, lepaskan jaketmu," ucap Sasuke menyadari ketidakmengertian Sakura sementara Sakura melepaskan jaketnya dan memberikannya pada Sasuke.
"Semua baik-baik saja kan?" tanya Sakura ketika Sasuke mengeluarkan sebuah topi dari balik jaket yang ia kenakan dan memberikannya pada Sakura.
"Sembunyikan rambutmu," ucap Sasuke buru-buru pergi keluar dari gang sempit itu meninggalkan Sakura. Sasuke keluar dari gang sempit itu bersamaan dengan seorang gadis yang hendak melewati gang itu. Sasuke meletakkan jaket Sakura di bahu gadis itu yang menutupi rambut gadis itu juga.
"Pakailah, sebentar lagi hujan," ucap Sasuke sambil berlari meninggalkan gadis itu yang nampak tersipu malu.
Sasuke menoleh kebelakang dan melihat sekitar sepuluh orang yang mengejarnya nampak menahan gadis itu sementara tiga orang lainnya mengejar dirinya.
'Setidaknya mereka tidak akan menyakiti Sakura.' Batin Sasuke sambil terus berlari meskipun tubuhnya benar-benar terasa sakit bahkan tak sanggup lagi rasanya berlari.
Sementara itu Sakura yang tiba di Villa menunggu Sasuke dengan perasaan tidak tenang, ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sakura menunggu Sasuke pulang begitu lama sampai ingin rasanya Sakura pergi keluar untuk mencari Sasuke namun ia juga merasa takut dan lagi jika terjadi sesuatu padanya maka ia pasti malah menyulitkan Sasuke. Pintu villa pun terbuka dan Sasuke pun muncul dengan tubuh yang penuh keringat hingga Sakura membopong tubuhnya untuk berbaring di atas sofa tanpa lupa menutup pintu.
"Minuman dingin hahh... hahhhh...," ucap Sasuke yang nampak benar-benar lelah setelah berlari.
"Air hangat, Kau habis berlari," ucap Sakura yang malah memberinya segelas air hangat namun tidak benar-benar hangat.
"Sulit mempunyai kekasih calon dokter," keluh Sasuke sambil meneguk segelas air hangat yang Sakura berikan hingga habis.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Sakura yang sudah tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya membuat Sasuke menatapnya.
"Bisakah Kau membiarkan kekasihmu istirahat dulu?" tanya Sasuke sambil menjatuhkan kepalanya di atas paha Sakura dan berbaring dengan nyaman.
"Sasuke...!! Jangan bercanda disaat seperti ini, aku panik, khawatir dan kacau!!" ucap Sakura kesal namun Sasuke malah memejamkan matanya.
"Aku lelah," ucap Sasuke membuat Sakura terdiam.
"Pergilah, jika benar ini karena ayahku maka pergilah. Ini urusanku, Kau tak seharusnya terlibat," ucap Sakura pelan hingga Sasuke membuka matanya dan segera mendudukkan dirinya menatap Sakura.
"Apa maksud ucapanmu?" tanya Sasuke tajam, ia merasa tersinggung pada ucapan Sakura.
"Ini urusanku, ka-" "Sejak kapan urusanmu menjadi bukan urusanku juga? Aku lelah karena berlari tapi aku tidak pernah lelah menjagamu sekalipun semua orang di dunia ini ingin menyakitimu aku akan menjagamu, jika orang ingin membunuhmu maka mereka harus membunuhku terlebih dahulu," ucap Sasuke marah membuat Sakura menatapnya.
"Aku merasa buruk, aku membuatmu sampai seperti ini. Kau terluka karenaku, karena aku yang bahkan tidak bisa menjaga diriku sendiri. Kenapa aku harus jadi perempuan lemah..," ucap lirih Sakura hingga Sasuke menyentuh wajahnya.
"Kau kuat sayang, Kau perempuan terkuat yang pernah hadir di hidupku," ucap lembut Sasuke yang sedikit menyesal telah bicara tajam bahkan marah pada perempuannya itu.
"Aku harus apa? Setiap jamnya masalah ini terus menjadi lebih parah, ini bahkan baru dua hari tapi sudah serumit ini," ucap Sakura membuat Sasuke menghela nafas panjang. Jujur saja Sasuke pun bingung harus apa saat ini, teka-teki ini terasa semakin rumit dan semakin banyak yang terlibat. Sebegitu pentingnya file itu sampai-sampai FBI harus terlibat sementara file nya saja Sasuke tidak tahu ada dimana dan seperti apa.
"Sasuke..," panggil Sakura membuyarkan lamunan Sasuke yang segera menatap Sakura dengan senyum lembutnya.
"Tak usah pikirkan apa-apa, pergilah mandi, aku akan pergi memasak," ucap Sasuke beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Sakura ke dapur.
'Argg..... Sialan tubuhku, kenapa malah bertambah sakit' Batin Sasuke kesakitan sambil melepaskan baju yang ia kenakan.
Sasuke menatap lengannya yang memar dan tergores luka begitu banyak karena ketika melarikan diri tadi ia sempat menabrak sebuah pintu besi yang keras bahkan jatuh terseret di jalan raya.
'Sakura tidak boleh melihat luka ini, aku tak ingin membuat ia semakin merasa bersalah' Batin Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret File
FanficHarusnya hari itu Sakura tak mengajak Sasuke ke kamarnya dan membongkar barang peninggalan ayahnya karena setelah itu semua berubah, hidup mereka dalam bahaya hanya karena sebuah file rahasia milik ayah Sakura yang mereka temukan. Mereka hidup dalam...