Chap 1

90 11 8
                                    

+++++

"Andwae .... Andwae ... Andwae." Tiga kata yang terus terulang membangunkan wanita yang sempat terlelap di ranjang panjang dalam ruangan serba putih.

"Eunji!! Yaaa, Eunji!" Diselimuti perasaan cemas, ia memegang erat jemari sang sahabat. Ia kembali mengerang, "Andwae?!!"
Teriakan terakhir memilukan yang membuat si wanita membuka mata. Dia masih diam di atas kasur, namun kesadarannya mulai kembali ke dunia nyata.

.
+++
.

Tak terasa tiga bulan berlalu.
"Hey, Eunji. Hey Bangun .... Kenapa kau masih saja tidur?"

"Ah! Kau sangat menyebalkan Bomi-ya! Kenapa terus menggangguku? Kau tahu bukan bahwa semalaman aku tidak bisa tidur dengan lelap hanya karena mimpi bodoh itu."

"Em, benarkah?" Ia bertanya sembari menaruh punggung tangan pada dahi Eunji yang masih duduk tenang dengan selimut dalam pangkuan.

Kedua alis berkerut, ia kembali berucap, "Apa kau sakit lagi, Eunji-ya?"

"Aissst, tentu tidak!" Gadis itu melepaskan tangan Eunji dari keningnya.

"Huuum syukurlah kalau begitu. Pali! Kau harus siap-siap ke sekolah sekarang!"

Ada perasaan lega begitu mendengar bahwa temannya tak lagi sakit karena sebuah mimpi yang tidak ia ketahui. Namun, tetap saja, semenjak mendapatkan mimpi aneh tersebut sikap Eunji mulai berubah.

"Aku dengar. Ais, kenapa juga harus ada hari Senin? Aku benci hari ini," Eunji menggerutu sembari berjalan memasuki kamar mandi.

Gadis itu terdiam saat sudah di dalam kamar mandi. Pikiran masih berkecamuk.
'Kenapa mimpi itu datang kembali? Bahkan setelah tiga bulan berlalu sejak aku bangun dari koma?'

Menggeleng pelan, Eunji mulai membersihkan diri.

.
++++
.

"Aaaaa!!"
Saking terkejut dengan apa yang terjadi barusan, bahkan pasta gigi dan sikat yang tengah dipegang Eunji mencelos begitu saja.

Tangan bergetar, mata Eunji melirik cermin. Ia baru saja melihat bayangan seorang wanita. Wajah wanita tersebut tak begitu jelas, bergerak sekelibat tepat dari pantulan cermin.

Satu tepukan di bahu membuat Eunji menjerit kembali. Dibalas dengan suara keterkejutan yang sama.

"Aaaah! Kau kenapa berteriak-teriak?!" Bomi menggoyangkan pundak Eunji khawatir begitu melihat gadis itu bergetar sembari menunduk ke bawah dengan takut.

"Hey, Eunji! Sadarlah, Eunji!!" Bomi terus berteriak khawatir.
Tubuh gadis itu seakan terkena tremor, kengerian yang jelas terekspresikan di wajahnya. Dengan napas yang memburu, Eunji mencoba menenangkan diri.

Bomi dengan segera memeluk sang teman. Ia berucap pelan dan yakin, "Gwaenchana ... Gwaenchana, Eunji. Semua akan baik-baik saja."

"Tenanglah," ucap Bomi sembari menepuk-nepuk punggung Eunji.
Meski dengan nada yang pelan, gadis itu masih merasakan ketakutan yang luar biasa. Ia langsung mencengkeram seragam yang dikenakan Bomi.

"Semua baik-baik saja, ayo bangun," Bomi berkata kembali. Ia membantu temannya yang lemas untuk berjalan dan keluar dari kamar mandi.

"Tidak Bomi, jangan tinggalkan aku sendiri!" Dengan ketakutan yang kentara, Eunji masih menolak melepaskan kepalan pada seragam Bomi.

"Sssst, tenanglah. Aku tidak akan ke mana-mana. Cepatlah basuh mukamu dan kita berangkat ke sekolah bersama."

Akhirnya dengan keraguan yang masih tersisa, perlahan Eunji merasa tenang. Ia melirik ke sekian kali untuk memandang Bomi yang benar-benar menunggunya di samping pintu kamar mandi.

JEON JUNGKOOK OR MARK TUAN?? ( selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang