02- Marah

67 7 0
                                    

'Ku ...
Bosan sudah
'ku menyimpan rasa kepadamu
Tapi tak mampu kuberkata
di depanmu

Aku tak mudah mencintai
tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu
aku jatuh cinta
Tuhan tolong dengarkanku
beri aku dia
Tapi jika belum jodoh aku bisa apa

Tak bisa kupaksakan dirimu
'Tuk jadi kekasihku bila tak jodohku

Aku tak mudah mencintai
Tapi mengapa denganmu
aku jatuh cinta


~Menyimpan Rasa- Devano Danendra~





-Happy Reading-

"Ini sekolahnya, gede juga. Masuk ah" Nala melangkahkan kakinya menuju pintu masuk setelah ia selesai memakirkan motornya. Ia tidak melihat jalan hingga ia menabrak perempuan di depannya.

"Sorry, ga sengajak" cewek itu menganggukan kepalanya. Dengan julukannya yang masih ada Nala merapikan rambutnya di hadapan cewek yang ada di hadapannya, memamerkan ketampanannya kemudian mengulurkan tangan ke arah cewek itu.

"Boleh kenalan?" Tanyanya. Cewek itu dengan malu-malu membalas jabatan tangan Nala.

"Gue Nala. Baru masuk hari ini, sama kayak lo sepertinya"

"Syasyi"

"Syasyi?" Tanya Nala, cewek itu menganggukan kepalanya.

"Kepanjangan kalo gue panggil sayang aja boleh nggak?" Pipi cewek bernama Syasyi itu memerah kemudian menunduk.

"Aku duluan ya kayaknya bentar lagi masuk" Syasyi berlari meninggalkan Nala, setelah kepergian Syasyi Nala menyemburkan semua tawanya.

"Hhahahha dasar cewek! Di gituin aja baper. Hahhaha" ia berhenti tertawa,
"Ngomong-ngomong Nara berangkat naik apa ya? Bodo ah nanti juga sampek dia kan udah gede" ia berjalan menuju sekolahnya melupakan bagaimana kembarannya sekarang.

****

"Dasar Kanal jelek, bau, jahat, playboy, bodoh, gue doain lo gak dapet cewek yang lo incer!" Di sepanjang ia menunggu Bus di Halte ia sibuk mengumpati Nala yang meninggalkannya. Sebenarnya ia bisa saja menghubungi Fino dan pasti akan langsung datang mengabaikan jika dirinya terlambat atau tidak, tapi hari ini ia tidak ingin mengganggu hari pertamanya di SMA cukup waktu SMP saja. Mungkin jika tidak mengingat bahwa Nala adalah Kembaran sekaligus Kakaknya pasti sudah ia usir dari rumahnya. Ia melihat jarum jam di tangannya menunjukan pukul 06.30 dengan terpaksa ia tidak mau menunggu Bus lagi karena jika ia naik Bus pasti terlambat. Ia akan naik Taksi, ia mencegat taksi yang lewat dan segera masuk.

"Pak tolong ke Antartika Highschool ya" pintanya.

"Iya Non"

"Cepet pak saya udah terlambat"

****

"Pagi semuanya!" Sapa seorang cowok ber-almamater Biru tua dengan seragam putih yang nampak sangat licin dan juga dengan lengkap dengan atribut. Di tambah senyumnya sungguh manis.

"Pagiiiiiii" jawab seluruh murid MOS. Mereka kini sedang melaksanakan upacara di hari pertama MOS. Dan sesuai dugaan Nala yang sledengnya Naudubillah ia kini berada di barisan paling belakang dekat dengan pohon di area Lapangan sekolah.

"Saya Satria ketua Osis sekaligus ketua di MOS yang di selenggarakan selama 3 hari ini. Semua sudah membawa syarat untuk MOS?" Ada sebagian yang menjawab sudah dan sebagian diam karena mungkin lupa tidak membawa atau sengaja.

The Story Of TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang