1

805 131 28
                                    

Hendery adalah psikiater yang seratus persen dapat diandalkan, hampir semua orang menyadari hal itu. Pasien yang berhasil ia sembuhkan sudah tidak dapat dihitung dengan jari. Wajar jika ia selalu diberikan pasien dengan gangguan mental berat. Karena itu ia tidak pernah lepas dari buku untuk mencari tahu bagaimana cara untuk kesembuhan pasiennya.

"Kau memaksakan dirimu lagi." Sesosok pria masuk begitu saja ke ruangan Hendery, mengabaikan si surai kelam yang memandangnya kesal. "Berkutat dengan buku setebal itu sementara kau sudah pintar, kau ini maunya apa?"

"Aku kira kau memiliki etika, Dokter Xiaojun." Hendery menyembur sarkastik pada pemuda bernama Xiaojun dihadapannya. "Ketuk pintu sebelum kau masuk keruangan milik orang lain."

"Aku rasa aku tidak perlu melakukan itu denganmu." Lagi, pemuda itu mengabaikan omongan Hendery. Ia lebih memilih menarik kursi dihadapan Hendery dan mendudukkan dirinya.

Xiao Dejun merupakan teman Hendery semasa kuliah. Mereka berada dalam fakultas yang sama, lulus dengan nilai baik dan sekarang bekerja dibidang yang sama di Rumah Sakit yang sama pula. Mungkin itulah yang menyebabkan Xiaojun tidak segan pada Hendery.

Jika ada yang membedakan mereka itu hanyalah status mereka. Hendery menjabat sebagai salah satu kepala Rumah Sakit, sementara Xiaojun bisa disebut sebagai tangan kanan Hendery.

Satu hal lagi, Xiaojun adalah alpha, sementara Hendery sialnya adalah seorang omega. Satu-satunya yang membuat Hendery terkadang kesal pada Xiaojun adalah status alpha yang melekat pada dirinya.

"Mau apa kau kesini?" Hendery menghembuskan nafas lelah di iringi gerakan melepas kacamata yang membingkai wajahnya. "Tidak mungkin kau kesini hanya untuk menggodaku 'kan?"

Xiaojun tertawa. "Astaga, Hendery, kau memang omega tapi bukan berarti aku harus membuatmu tertarik padaku. Kau terlalu garang." Hendery langsung melirik tajam kearah Xiaojun. "Woah, tenang-tenang, maafkan aku."

"Xiaojun, jangan main-main, aku lelah menghadapi banyolanmu."

Xiaojun terkekeh jahil. Ia menopang kaki kanannya pada kaki kiri. "Aku hanya ingin membawa kabar buruk padamu." Ujarnya dengan nada menggoda. "Senior tersayangmu resmi digantikan besok."

Bola mata Hendery langsung membulat, mulutnya terbuka penuh keterkejutan. "Sicheng Ge?" Pekiknya tidak percaya. "Kenapa ia tidak memberitahukannya padaku?"

"Oh ya?" Xiaojun memandang Hendery dengan mengejek. "Aku rasa dia memberitahumu, tapi kau saja yang terlalu asik dengan dokumen atau bukumu." Lanjutnya sarkastik. "Coba sekarang cek ponselmu."

Dengan segera Hendery membuka laci meja, tempat dimana ia menaruh ponselnya. Ia mengabaikan Xiaojun yang terus berceloteh tentang kebodohannya.

Dua pesan masuk dan satu panggilan tidak terjawab.

Hendery menggeser layar ponselnya dengan jari. Membuka panggilan tidak terjawab dan pesan dari Sicheng yang sampai padanya sejak sore tadi.

Message from: Wong Sicheng Ge, 17:44

Hendery, aku resmi dipindahkan ke Beijing besok. Aku serahkan Rumah Sakit padamu.

Message from: Wong Sicheng Ge, 17:46

Oh ya, semoga hubunganmu baik dengan kepala Rumah Sakit yang baru. Kau harus sabar menghadapinya.

"Maksudnya apa?" Gumam Hendery heran. Ia melirik kearah Xiaojun, memperlihatkan ponselnya pada pemuda di depannya. "Sicheng Ge bilang aku harus sabar menghadapi penggantinya. Aku tidak mengerti maksudnya."

Xiaojun menggumam seraya membaca pesan yang tertera di ponsel Hendery. "Oh, aku ingat. Pengganti Wong Sicheng itu adiknya sendiri." Ucapnya. "Mungkin Sicheng Ge ingin kau berhubungan baik dengan adiknya atau apa, entahlah."

The Exception Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang