"Lan Zhan!"
Lelaki dengan wajah yang lembut bagaikan dewa dengan tubuh tinggi tegap dibalut baju putih dengan pita yang senada dengan warna bajunya menghiasi rambut panjang yang hampir melewati pinggang, menoleh ke arah suara yang memanggil namanya.
Dia tersenyum tipis dengan mata sayu namun tajam menatap lelaki berwajah manis dan menggemaskan dengan tubuh langsing berbaju hitam dan rambut yang diikat dengan pita merah yang terayun bersama rambutnya di dada saat dia berlari dengan ceria ke arahnya.
"Kamu dari mana saja?" Tanyanya saat lelaki itu sampai di dekatnya.
"Aku dikejar Peri, entah kenapa dia bisa muncul lagi di sini," dia tersenyum sambil memegang kendi kecil.
"Ini masih pagi." Lan Zhan meraih kendi itu tapi lelaki itu menghindari tangannya.
"Pagi, siang dan malam sama saja. Eh, Lan Zhan, kamu tau? Katanya di hutan dekat sini ada tempat yang bagus."
"Tempat yang bagus?" Ulang Lan Zhan.
"Ya!" Jawabnya dengan ceria.
"Wei Ying, minumnya nanti sa-" Lan Zhan tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena Wei Ying menarik tangannya.
"Kita mau kemana?" Tanya Lan Zhan.
"Tempat yang bagus itu, aku ingin tau tempatnya bagaimana. Apa yang ada di sana. Mereka hanya bilang sangat bagus. Aku jadi penasaran."
"Kenapa kamu percaya?"
"Karena kata 'bagus' itu positif. Dan positif itu berarti tidak membahayakan."
Lan Zhan hanya menaikkan alisnya sedikit kemudian berjalan membiarkan Wei Ying menarik tangannya.
"Apa kamu tau caranya agar aku tidak takut lagi dengan anjing? Aku lelah harus berlari kalau bertemu Peri. Jin Ling tidak pernah mengerti aku. Seperti hiburan untuknya aku berlari-lari dikejar anjing."
Lan Zhan hanya mendengar Wei Ying yang mengomel soal anjing keponakannya sambil berjalan tenang. Wei Ying terus membawanya jauh ke dalam hutan.
"Kamu mau apa ke dalam hutan seperti ini?" tanya Lan Zhan.
"Mencari tempat bagus itu. Mereka bilang jauh ke dalam hutan."
"Siapa yang mengatakannya padamu?"
"Orang-orang di pasar. Oh, ada ini untukmu." Wei Ying memberikan secarik kertas pada Lan Zhan.
Lan Zhan menerima kertas itu dan melihat isinya. Lukisan dua kelinci yang lucu membuat Lan Zhan tersenyum.
"Kamu suka?" tanya Wei Ying menyeringai sambil berjalan mundur menghadap Lan Zhan.
Lan Zhan mengangguk dan wajahnya berubah serius ketika Wei Ying tersandung batu dan rebah ke belakang. Lan Zhan dengan cepat menangkapnya.
"Kamu harus berjalan menghadap ke depan," kata Lan Zhan masih memeluk pinggang Wei Ying yang tertawa.
"Berjalan sambil melihatmu lebih menyenangkan dari pada melihat ke depan," jawab Wei Ying mengusap pipi Lan Zhan yang lembut dan dingin.
Lan Zhan menatap Wei Ying lembut dan melepaskan pelukannya di pinggang Wei Ying. "Masih jauh?"
"Hmmm... entah lah. Ah, lihat." Wei Ying menunjuk telaga beberapa puluh meter dari tempat mereka berdiri. Telaga itu dikelilingi pohon maple yang daunnya berwarna seperti langit senja.
"Ayo!" Wei Ying menarik tangan Lan Zhan membawanya ke sana.
"Lan Zhan, apa kamu pernah tau ada telaga di dalam hutan seperti ini?" tanya Wei Ying sambil memainkan airnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow And Black Jade (Mo Dao Zu Shi FF One Shot)
RomanceKarena lagi suka banget sama WangXian. Jadi saya mau bikin FF one shot tentang mereka. Yang suka pair satu ini. ayo merapat.