Siapa bilang cinta itu hanya bisa dikatakan lewat kata-kata dan mulut manis doang? Banyak cara yang lebih positif untuk mengungkapkan semuanya.
-Faris Haryaka Rafa
______Assalamualaikum?
Sebelum lanjut, jangan lupa untuk di vote juga comment! Juga jangan di skip-skip yah, baca aja setiap paragrafnya sampai akhir.
Juga, kalo reader nemuin typo, jangan lupa di tandain. Mau ngasih krisar juga boleh, asal yang membangun yah
____________"Pagi anak-anak." Sapa Pak Hamzah memasuki kelas, Guru berperawakan gembul namun manis itu selaku guru matematika serta wali kelas 12 Ipa 1 ini.
"Pagi Pak." Jawab semuanya serempak.
Pak Hamzah menduduki kursi guru yang telah disediakan di sana. "Baik anak-anak, hari ini bapak akan melanjutkan materi minggu lalu. Silahkan di buka bukunya halaman 05!" Titahnya membuka buku paket miliknya.
Beda dengan siswa-siswi lain, yang mengikuti perintah Pak Hamzah, Faris yang mendengarnya mendengus kasar. Mengapa tidak? Faris termasuk tipe orang yang cepat bosan. Baginya, materi itu cuman cukup dijelaskan sekali saja, Ia sudah paham. Tapi tidak tahu kenapa, Faris tidak pernah bosan mengejar Thafa selama ini?
Karena tidak setuju, Faris pun mengangkat tangan kanannya menandakan bahwa dia ingin menyanggah. "Pak?" Panggilnya.
"Iya Faris, ada apa?"
"Materi yang kemarin kok diulang lagi? Kenapa tidak lanjut ke materi yang baru?"
"Faris, Bapak tahu kamu memang salah satu siswa pintar di sekolah ini. Jadi kamu pasti bakalan paham walaupun cuman dijelaskan sekali. Tapi, apa kamu bisa jamin jika teman-temanmu yang lain, juga Paham?"
Tak menjawab, Faris hanya menghela nafas. Kemudian melipat kedua tangannya di atas meja, lalu menidurkan kepalanya di atas lipatan tangannya itu.
"Baik anak-anak, kita lanjutkan lagi." Tutur Pak Hamzah, sesekali merapikan kacamatanya.
"Masih ada yang ingat, apa itu Limit Fungsi tak Hingga?" Tanya pak Hamzah.
Semuanya diam tak menjawab.
Pak Hamzah memperhatikan semua siswanya, namun tak ada satupun yang menandakan ingin menjawab.
"Thafa? Kamu bisa jawab?"
Merasa namanya dipanggil, Thafa pun mengangguk. Walaupun sebenarnya, ada sesuatu yang Ia tahan saat ini. Terbukti dengan keringat dingin yang membasahi pelipisnya serta bibir bawahnya yang Ia gigit.
"Limit Fungsi tak Hingga adalah nilai yang didekati oleh f(x), yaitu l dan jika X nilainya tak hingga." Jawab Thafa dengan menggigit bibir bawahnya.
"Bagus Thafa," puji Pak Hamzah.
"Pedoman penyelesaian limit fungsi tak hingga ada 2, yang pertama membagi setiap pembilang dan penyebut dengan x berpangkat tertinggi. Yang kedua, ada yang tahu?" Lanjut Pak Hamzah.
Sekali lagi kelas menjadi hening. Tak ada satu pun yang berniat untuk menjawab. Mengetahui hal itu, Pak Hamzah mengedarkan pandangannya lagi, mencari siswa yang akan Ia tunjuk untuk menjawab pertanyaannya.
"Hanif? Kamu bisa Jawab?"
Hanif diam, dua detik kemudian menyengir lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hhe, lupa Pak." Jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma ✓
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Jika orangtuaku tidak menginginkanku dan kamu ternyata bukan milikku, lantas atas tujuan apa kakiku berpijak di bumi? Karena sepertinya, langitlah yang lebih menginginkanku dan tanahlah yang akan tulus mendekapku. ~ Startin...