➟ᴀᴛsᴜᴍᴜ

666 62 11
                                    

Kelopak matanya terbuka perlahan. Menampilkan dua butir manik emas yang tampak bercahaya tertimpa sinar matahari pagi.

Tubuhnya perlahan menggeliat lalu dia mencari posisi senyaman mungkin untuk melanjutkan tidurnya.

"Tsumu."

"Atsumu."

Suara yang familiar tertangkap oleh gendang telinganya.

"Bangun ini sudah pagi."

Dia merasakan bahunya di tepuk pelan.

"Mnhh 10 menit lagi." Atsumu menenggelamkan wajahnya ke dalam selimut.

"Tidak boleh!! 10 menitmu pasti akan berubah menjadi 1 jam!"

Atsumu masih diam di tempatnya. Seakan tidak memperdulikan teriakan dari orang di seberang sana yang berusaha untuk membuatnya terbangun dari tidurnya.

"Kau harus melakukan pemeriksaan hari ini! Cepat bangun, kalau kau terlambat aku tidak akan bertanggung jawab kalau Akaashi memarahimu!!"

"Ah iya iya aku bangun!" Atsumu membuang selimutnya begitu saja ke lantai, lalu dia mengambil posisi duduk.

"Aku sudah membuat sarapan cepat turun dan makanlah."

Atsumu mengerjap dan dalam sepersekian detik orang yang membangunkannya tadi sudah hilang dari pandangan matanya.

━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━

Sesekali dia menengok jam yang melingkar di tangan kanannya lalu menghembuskan nafas degan sedikit kasar.

Gedung putih itu sudah ada di jangkauan matanya. Dengan langkah berat dia berjalan sambil sesekali menggosokkan kedua telapak tangannya karena kebetulan cuacanya sedikit lebih dingin dari hari hari kemarin.

Langkah kakinya menggema di lobi rumah sakit. Dengan santai dia masuk ke ruangan khusus yang sebenarnya dia juga sudah muak untuk menginjakkan kaki di sana.

"Duduk." pria berambut hitam legam dengan kacamata yang bertengger di batang hidungnya menginstruksikan Atsumu untuk duduk.

Atsumu menarik kursi dengan tangan kanannya lalu mengambil posisi duduk senyaman mungkin.

"Jadi bagaimana pagimu?" sang dokter memulai pembicaraan.

"Seperti biasa."

"Dia membangunkan mu?"

"Iya."

"Kau sudah meminum obatmu secara teratur kan?" maniknya menatap tajam Atsumu dari balik kacamatanya.

"Tentu saja."

Tentu saja dia berbohong. Dokter dengan name tag Akaashi Keiji itu tampak mencoret kertas kecil kemudian menyobek nya.

"Ini."

"Terimakasih." Atsumu tersenyum lebar.

━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━

Atsumu melongok ke dalam kantong plastik putih yang sudah ada di genggamannya. Dua botol kecil antipsikotik. Itu yang sedang di lihatnya sekarang.

"Baiklah ayo kita pulang."

Atsumu berjalan santai keluar dari tempat yang menurutnya terkutuk itu. Terkadang kakinya iseng menendang batu kerikil yang di jumpainya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

➣┆ɪɴ ᴍʏ ɪᴍᴀɪɢɪɴᴀᴛɪᴏɴ┆➢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang